Fimela.com, Jakarta Pada hari Senin (02/12), dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa kebiasaan balita yang suka memukul sebenarnya bukan pertanda bahwa mereka akan tumbuh menjadi anak yang agresif. Seringkali, ini adalah cara mereka untuk mengekspresikan emosi atau menguji batasan yang ada di sekitar mereka.
Menurut <em>Healthline</em>, balita belum memiliki kemampuan pengendalian diri yang sempurna. Oleh karena itu, mereka cenderung bereaksi secara impulsif ketika menghadapi emosi besar seperti marah atau frustrasi. Selain itu, keterbatasan dalam kemampuan komunikasi membuat mereka sulit untuk menyalurkan perasaan tanpa menggunakan tindakan fisik seperti memukul.
Namun, dengan pendekatan yang tepat, kebiasaan ini dapat dihentikan tanpa menggunakan kekerasan. Berikut adalah beberapa cara bijak yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu balita mengelola perilaku mereka dengan lebih baik.
Advertisement
Advertisement
Hindari Kekerasan dalam Menghadapi Balita
Ketika seorang balita memukul, sangat penting bagi orangtua untuk menghindari merespons dengan cara yang keras. Tindakan seperti memukul kembali, menampar, atau mencubit hanya akan mengajarkan anak bahwa kekerasan adalah solusi untuk menyelesaikan masalah.
Sebaliknya, cobalah pendekatan yang tenang namun tegas. Gunakan nada suara yang lembut untuk menjelaskan bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima. Reaksi yang penuh kendali dari orangtua menjadi contoh berharga bagi anak dalam mempelajari cara mengelola emosi mereka.
Jauhkan Anak dari Situasi Pemicu
Jika si kecil mulai memukul, segeralah bawa mereka menjauh dari situasi yang memicu perilaku tersebut. Mengajak anak ke tempat yang tenang seperti kamar atau ruang pribadi bisa sangat membantu dalam meredakan emosinya.
Setelah anak merasa lebih tenang, gunakan kesempatan ini untuk berbicara dengannya. Jelaskan mengapa memukul bukanlah tindakan yang baik dan bagaimana hal tersebut bisa menyakiti orang lain. Dengan cara ini, anak dapat memahami dampak dari perbuatannya terhadap orang di sekitarnya.
Advertisement
Berikan Dukungan Emosional
Seringkali, anak-anak memukul karena mereka belum mampu memahami dan mengendalikan emosi mereka. Memberikan dukungan emosional menjadi langkah penting untuk membuat mereka merasa dimengerti dan aman.
Cobalah untuk memeluk anak atau gunakan kata-kata yang menenangkan guna membantu mereka menenangkan diri. Setelah itu, bantu mereka mengenali emosi yang mereka rasakan, seperti marah, sedih, atau frustrasi, dengan bahasa yang mudah dipahami sesuai usia mereka.
Ajarkan Konsep Bahwa Kekerasan Itu Salah
Ketika anak sudah merasa tenang, penting untuk mengajarkan bahwa memukul adalah perilaku yang salah dan tidak dapat diterima. Jelaskan bahwa kekerasan tidak hanya melukai fisik orang lain, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial mereka.
Lakukan komunikasi ini dengan cara yang lembut namun tetap tegas. Menggunakan contoh sederhana atau cerita bisa menjadi pendekatan yang efektif untuk membantu anak memahami pesan yang ingin Anda sampaikan.
Advertisement
Terapkan Konsekuensi Positif dan Negatif
Dalam proses mendidik anak, memberikan konsekuensi merupakan langkah penting. Sebagai contoh, jika seorang anak melakukan tindakan seperti memukul, Anda bisa mengurangi waktu mereka bermain dengan mainan kesayangan atau aktivitas yang sangat mereka nikmati.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan hukuman fisik sebagai konsekuensi sebaiknya dihindari. Penting untuk memastikan anak mengerti alasan di balik konsekuensi tersebut, dan mengaitkannya langsung dengan perilaku yang mereka tunjukkan.
Apakah memukul anak sebagai hukuman efektif?
Tidak. Memukul anak justru mengajarkan bahwa kekerasan adalah solusi, yang dapat memperburuk perilaku mereka.
Advertisement
Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kebiasaan memukul?
Ajarkan anak untuk mengenali dan mengekspresikan emosi dengan cara yang lebih baik, seperti berbicara atau menggambar.
Bagaimana cara membantu anak mengelola emosinya?
Bimbing mereka untuk mengenali emosi dan beri contoh bagaimana menanganinya, seperti mengambil napas dalam-dalam saat marah.