Sukses

Parenting

Tips untuk Menghentikan Perilaku Bullying pada Anak di Sekolah

Fimela.com, Jakarta Mendengar kabar bahwa anak kita terlibat dalam tindakan bullying tentu menjadi sebuah kejutan yang berat bagi setiap orang tua. Reaksi awal yang sering muncul adalah membela diri, seperti mengatakan, Anak saya tidak mungkin melakukan hal tersebut! Namun, penting untuk diingat bahwa kejadian semacam ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk perbedaan perilaku anak di rumah dan di sekolah yang mungkin tidak kita sadari.

Setiap orang tua tentu memiliki harapan agar anaknya tumbuh menjadi individu yang baik dan penuh tanggung jawab. Namun, kenyataan bahwa anak dapat terlibat dalam perilaku bullying memaksa orang tua untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menangani situasi ini. Bagaimana seharusnya orang tua merespons dan langkah apa yang bisa diambil untuk membantu anak mengubah perilakunya menjadi lebih baik? Penting bagi orang tua untuk memahami karakter anak dan memberikan bimbingan yang tepat dalam situasi seperti ini.

Mari kita telaah langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua ketika mengetahui bahwa anak mereka terlibat dalam bullying, mulai dari memahami alasan di balik perilaku tersebut hingga mencari bantuan dari pihak sekolah untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan.

Tetap Tenang dan Jangan Langsung Memarahi Anak

Ketika orang tua mendapati anaknya terlibat dalam tindakan bullying, langkah pertama yang sebaiknya diambil adalah tetap tenang dan menghindari reaksi marah. Penting untuk menenangkan diri dengan menarik napas dalam dan memikirkan langkah-langkah yang bijaksana. Anak-anak memerlukan bimbingan dan pendidikan yang tepat dari orang tua, terutama ketika menghadapi situasi seperti ini.

Selain itu, orang tua perlu menyadari bahwa alasan utama anak-anak mungkin terlibat dalam bullying adalah karena mereka belum sepenuhnya memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk. Daripada langsung melabeli anak sebagai nakal, penting untuk melihat perilaku ini sebagai bagian dari proses tumbuh kembang yang memerlukan bimbingan dan arahan dari orang tua.

Bicara dari Hati ke Hati dengan Anak

Orang tua sebaiknya mengajak anak berbicara secara tenang dan tulus untuk membahas isu bullying. Penting untuk mendekati topik ini tanpa menyalahkan anak secara langsung. Hindari membuat asumsi bahwa anak pasti bersalah, melainkan usahakan untuk memahami alasan di balik tindakan bullying tersebut terlebih dahulu. Ajukan pertanyaan dengan lembut untuk mengetahui apa yang mendorong anak merundung teman-temannya.

Apakah tindakan itu didasari oleh rasa cemburu, kurangnya rasa percaya diri, perasaan lebih unggul, atau mungkin ada keinginan untuk membalas dendam? Penting untuk memahami bagaimana cara anak berinteraksi dengan teman-temannya selama ini. Bisa jadi, anak tidak menyadari bahwa perilakunya termasuk bullying. Jika anak tampak membenarkan tindakan tersebut, tekankan pentingnya nilai-nilai seperti kedamaian, kesetaraan antar sesama, dan dukungan satu sama lain.

Mengajak Anak Berandai-andai

Mengajarkan konsep benar dan salah kepada anak-anak seringkali menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi anak-anak usia sekolah yang sudah mulai mengembangkan logika mereka sendiri. Jika kita mencoba menjelaskan sesuatu tanpa memberikan alasan yang masuk akal atau contoh yang nyata, anak-anak cenderung akan bingung dan sulit menerima penjelasan dari orang tua mereka.

Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak anak untuk berimajinasi. Misalnya, saat ini mungkin ia lebih kuat dibandingkan temannya yang menjadi korban bullying. Namun, bagaimana jika suatu saat ia tidak sekuat sekarang dan justru menjadi korban bullying? Apakah ia akan merasa nyaman jika ada teman yang lebih kuat memperlakukannya dengan buruk? Melalui cara ini, anak dapat lebih mudah memahami kesalahan yang dilakukan sebagai pelaku bullying dan merasakan empati terhadap orang lain.

Memberi Anak Kesibukan yang Bermanfaat

Beberapa anak mungkin terlibat dalam tindakan bullying karena merasa iri atau cemburu terhadap teman-temannya yang memiliki kelebihan tertentu, seperti kepintaran. Untuk mengatasi hal ini, orang tua dapat mencoba memberikan anak kegiatan yang bermanfaat. Misalnya, dengan mendaftarkan mereka ke kursus akademik, musik, atau olahraga yang mereka minati. Dengan cara ini, anak dapat mengembangkan minat dan bakatnya, yang pada gilirannya dapat mengurangi keinginan untuk membandingkan diri dengan anak lain.

Selain itu, dengan mengalihkan perhatian anak pada kegiatan yang positif, mereka dapat lebih fokus mengembangkan diri dan menemukan potensi yang mungkin belum mereka sadari. Ini juga mengurangi perhatian mereka terhadap teman-teman yang mungkin lebih unggul dalam hal tertentu. Jika orang tua merasa perlu mendapatkan panduan lebih lanjut mengenai pemilihan aktivitas yang tepat, mereka dapat berkonsultasi dengan psikolog anak melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan saran yang tepat.

Menanamkan Nilai di Keluarga dan Meminta Bantuan Sekolah

Anak-anak sering kali meniru perilaku orang tua atau saudara mereka, sehingga penting untuk menanamkan nilai-nilai dalam keluarga bahwa tindakan bullying tidak dapat ditoleransi. Hal ini harus diterapkan untuk semua anggota keluarga. Jika seorang anak memiliki kakak, penting untuk melibatkan kakak tersebut agar menjadi teladan yang baik bagi adiknya, dengan tidak melakukan intimidasi atau penindasan terhadap adiknya.

Sebagai langkah akhir, Anda dapat meminta dukungan dari pihak sekolah, terutama wali kelas anak. Sampaikan bahwa sebagai orang tua, Anda menyadari perilaku yang kurang baik dari anak dan sedang berupaya untuk memperbaikinya, sehingga Anda membutuhkan bantuan dari sekolah untuk memantau perubahan perilaku anak di lingkungan sekolah. Kerjasama yang erat antara orang tua dan sekolah sangatlah penting dalam menangani kasus bullying.

Bagaimana cara orang tua menjadi contoh baik bagi anak untuk menghindari bullying?

Menanamkan nilai-nilai anti-bullying dalam keluarga dan memastikan semua anggota keluarga mengikuti nilai tersebut.X

Apakah perlu melibatkan pihak sekolah dalam menangani anak yang menjadi pelaku bullying?Apakah perlu melibatkan pihak sekolah dalam menangani anak yang menjadi pelaku bullying?

Ya, kerjasama antara orang tua dan sekolah sangat penting untuk memperhatikan perubahan perilaku anak di sekolah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading