Sukses

Parenting

Cara Efektif Mendidik Anak Patuh Tanpa Kekerasan, Panduan untuk Orang Tua

Fimela.com, Jakarta Tidak ada orangtua yang tidak menginginkan anaknya taat dan mengikuti setiap instruksi dengan penuh pengertian. Keinginan ini adalah dambaan banyak orangtua, namun mencapai momen di mana anak menjadi patuh bukanlah hal yang sederhana. Kesabaran, kasih sayang, dan metode pendekatan yang tepat sangat diperlukan untuk meraih tujuan ini. Saat orangtua menghadapi situasi di mana anak enggan mendengarkan, sering kali muncul perasaan frustasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa kekerasan fisik bukanlah jalan keluar. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Family Psychology, anak yang mengalami kekerasan fisik dapat mengalami dampak negatif terhadap perkembangan mereka. Untuk mendidik anak agar menjadi patuh, sebenarnya terdapat metode-metode efektif yang tidak melibatkan kekerasan. Penting untuk diingat bahwa setiap anak merespons arahan orangtua dengan cara yang berbeda. Berikut adalah tiga langkah mudah yang dapat diterapkan untuk membuat anak lebih patuh.

Gunakan Bahasa yang Halus

Untuk mencapai hasil yang cepat, beberapa orangtua memilih cara dengan suara lantang, berteriak, atau memberikan ancaman. Namun, metode ini bisa merusak kondisi psikologis anak dan membuat mereka semakin keras kepala. Menurut Triumphantlearning.com, membesarkan anak yang patuh tidak memerlukan teriakan atau ancaman. Sebaliknya, gunakanlah nada suara yang lembut dan pernyataan yang singkat agar anak lebih mudah mengerti.

Kunci utama dalam pengasuhan anak adalah konsistensi. Ajarkan mereka untuk mengerti permintaan Anda dengan bahasa yang sederhana dan jelas. Contohnya, ketika Anda meminta anak untuk merapikan mainannya, gunakan kalimat yang tegas dan konsisten. Berikan konsekuensi jika mereka tidak mematuhi, tetapi hindari mengulangi permintaan Anda berkali-kali. Ini akan membantu anak belajar untuk mendengarkan sejak pertama kali.

Dorong Anak untuk Mengakui Instruksi

Anak-anak sering kali menunda pekerjaan yang diminta, baik itu PR dari sekolah maupun tugas harian. Solusi yang efektif adalah menggunakan bahasa yang lembut dan singkat. Berikan instruksi dengan sabar dan tunggu mereka merespons dengan pengakuan, seperti Ya, Bu atau Oke, Bu, saya akan melakukannya.

Buatlah peraturan yang disepakati oleh seluruh anggota keluarga dan pastikan peraturan tersebut mendukung perkembangan anak. Misalnya, batasi penggunaan teknologi, tetapkan waktu tidur, dan bagi tugas rumah tangga. Terapkan peraturan secara konsisten dan berikan konsekuensi alami jika anak tidak mematuhi, seperti merasa lapar saat jam makan jika tidak membawa bekal.

Jadi Role Model

Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka saksikan dari orangtua mereka. Jadi, jika Anda mendambakan anak yang taat, pastikan Anda menjadi teladan yang baik. Sebagai contoh, jika ada aturan di rumah, ikutlah mematuhi aturan tersebut. Anak akan lebih mudah menjalankan aturan jika mereka melihat orangtua mereka juga melakukannya. Selain memberikan teladan, penting untuk menghargai usaha anak.

Berikan dukungan atau pujian ketika mereka melakukan sesuatu dengan baik, seperti Kerja yang luar biasa! atau Terima kasih sudah mengikuti aturan. Lingkungan yang positif akan membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk patuh.

Mengapa penting menggunakan bahasa yang halus kepada anak?

Menggunakan bahasa yang lembut dapat mempermudah anak dalam memahami sesuatu tanpa mengganggu kesehatan mental mereka.

Bagaimana cara mengatasi anak yang suka menunda-nunda tugas?

Pilihlah kata-kata yang lembut dan ringkas, serta pastikan anak menanggapi dengan mengucapkan Ya atau Oke.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading