Sukses

Parenting

Permissive Parenting, Pola Pengasuhan Berikan Kebebasan dan Tantangan pada Anak

Fimela.com, Jakarta Apa Itu Permissive Parenting? Permissive parenting, atau pola asuh permisif, adalah gaya pengasuhan di mana orang tua cenderung memberikan kebebasan yang luas kepada anak-anak mereka. Orang tua dengan gaya ini biasanya tidak menerapkan aturan yang ketat dan jarang menggunakan disiplin dalam mendidik anak. Fokus mereka lebih pada memberikan kebebasan dan mendukung eksplorasi diri anak. Namun, kebebasan ini sering kali disertai dengan minimnya kontrol atau batasan yang jelas. Menurut penelitian dari NCBI, gaya pengasuhan ini bisa menyebabkan anak-anak kurang memahami tanggung jawab karena jarangnya aturan yang ditegakkan .

Orang tua yang permisif cenderung lebih berperan sebagai teman bagi anak-anak mereka daripada sebagai figur otoritas. Mereka biasanya berusaha menghindari konflik dan tidak ingin membuat anak merasa tidak nyaman. Walaupun hal ini bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, sering kali anak-anak menjadi kurang disiplin. Dalam artikel Verywell Mind disebutkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh permisif mungkin mengalami kesulitan mengatur diri sendiri karena kurangnya struktur dalam kehidupan sehari-hari mereka .

Meskipun pola asuh permisif terlihat penuh dengan cinta dan perhatian, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mungkin tumbuh dengan kurangnya keterampilan sosial dan akademis. Ini karena mereka tidak terbiasa dengan batasan yang harus dipatuhi atau konsekuensi dari tindakan mereka. Oleh karena itu, meskipun anak merasa diterima dan didukung, mereka bisa menghadapi tantangan ketika harus beradaptasi dengan aturan di lingkungan luar.

Dampak Permissive Parenting pada Anak

Salah satu dampak yang sering terlihat dari pola asuh permisif adalah kurangnya kemampuan anak untuk mengendalikan diri. Anak-anak ini terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan tanpa harus menghadapi konsekuensi yang tegas. Akibatnya, mereka mungkin tumbuh menjadi individu yang kurang bertanggung jawab dan kesulitan dalam mengelola waktu, emosi, atau tugas sehari-hari. Penelitian NCBI juga menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini cenderung lebih impulsif dan berisiko mengembangkan masalah perilaku di kemudian hari .

Selain itu, anak-anak yang diasuh dengan cara permisif mungkin kurang menghormati otoritas. Mereka tidak terbiasa dengan peraturan dan mungkin merasa sulit menyesuaikan diri ketika berada di sekolah atau lingkungan yang lebih terstruktur. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada prestasi akademis mereka dan hubungan sosial dengan teman sebaya. Menurut Verywell Mind, pola asuh yang terlalu permisif bisa menurunkan kemampuan anak untuk mematuhi aturan yang ada di luar rumah, seperti di sekolah atau tempat kerja .

Namun, tidak semua dampak dari permissive parenting bersifat negatif. Anak-anak yang dibesarkan dengan kebebasan yang besar sering kali menjadi individu yang kreatif, penuh inisiatif, dan mandiri. Mereka juga cenderung memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang tua, karena merasa didukung dan diterima apa adanya. Namun, kunci dari pola asuh ini adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara kebebasan dan aturan.

Cara Menemukan Keseimbangan dalam Pola Asuh

Meski terlihat sulit, menemukan keseimbangan dalam pola asuh adalah kunci untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Orang tua perlu memberikan kebebasan yang cukup agar anak bisa bereksplorasi, namun tetap harus ada batasan yang jelas agar anak mengerti bahwa ada aturan yang harus diikuti. Misalnya, orang tua bisa memberikan pilihan kepada anak, tetapi juga menetapkan batasan waktu atau perilaku yang sesuai. Seperti yang disarankan oleh Verywell Mind, penting bagi orang tua untuk konsisten dengan aturan yang ada, meskipun tidak perlu terlalu keras dalam penerapannya .

Disiplin yang positif dan penuh kasih sayang bisa menjadi alternatif bagi orang tua yang ingin memberikan kebebasan kepada anak tanpa kehilangan kendali. Orang tua bisa menggunakan metode seperti konsekuensi yang alami, di mana anak belajar dari kesalahan mereka tanpa harus merasa dihukum. Dengan demikian, anak bisa mengembangkan keterampilan pengendalian diri dan memahami batasan dengan cara yang lebih sehat.

Pada akhirnya, pola asuh terbaik adalah yang disesuaikan dengan karakter anak dan situasi keluarga. Permissive parenting mungkin cocok untuk beberapa anak, tetapi penting untuk mengingat bahwa setiap anak membutuhkan struktur dan batasan agar dapat berkembang dengan optimal. Keseimbangan antara kebebasan dan aturan adalah kunci untuk membesarkan anak yang mandiri namun tetap bertanggung jawab.

 

Penulis: Azura Puan Khalisa

#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading