Sukses

Parenting

Anak-anak Terlihat Cemas? Berikut 6 Faktor Kecemasan pada Anak

Fimela.com, Jakarta Anak-anak terlihat lebih mudah cemas atau khawatir akhir-akhir ini. Perasaan sensitif seperti menjadi dekat dengan anak-anak. Dari belajar hingga hiburan anak-anak bahkan kita selalu ditemani dengan layar. Semakin banyaknya waktu yang dihabiskan di depan layar, secara tidak langsung menghilangkan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain dan bersosialisasi secara langsung. 

Sebelum era digital, anak-anak mungkin memiliki banyak waktu untuk bermain di luar rumah, berinteraksi dengan teman sebaya, dan belajar dari pengalaman langsung. Perkembangan gaya hidup seperti saat ini memang memberikan perubahan karena waktu mereka lebih banyak tersita oleh gadget. 

Padahal, kegiatan-kegiatan tersebut sangat penting untuk membantu mereka mengelola stres dan mengatasi kecemasan. Melansir dari psychologytoday.com, studi terbaru menunjukkan peningkatan kasus kecemasan pada anak-anak dan remaja. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Salah satu penyebabnya adalah perubahan gaya hidup kita.

Faktor-faktor kecemasan

1. Faktor Genetik 

Beberapa anak dilahirkan dengan temperamen yang lebih sensitif seperti mudah terkejut, hal itu membuat mereka lebih rentan terhadap rangsangan lingkungan dan cenderung merasa cemas. Selain itu, sangat memungkinkan anak memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan yang dapat diturunkan secara genetik dari orang tua.

2. Memiliki pengalaman traumatis

Beberapa hal seperti adanya perceraian orang tua, bullying, atau bencana alam dapat meninggalkan bekas psikologis yang cukup berat dan memicu kecemasan jangka panjang bagi anak. Tidak hanya itu, adanya Perubahan lingkungan yang signifikan, seperti pindah rumah atau pergantian sekolah, juga bisa saja menjadi pemicu kecemasan.

3. Parenting

Setiap anak memiliki cara penerimaan yang berbeda terhadap setiap pola asuh orang tua. Pada beberapa contoh, orang tua yang terlalu protektif ternyata dapat menghambat perkembangan kemandirian anak dan membuatnya lebih rentan terhadap kecemasan. Ditambah dengan adanya pengasuhan yang tidak konsisten, seperti tidak menepati janji atau cepat berubah pikiran, dapat membuat anak merasa tidak aman dan cemas. Bahkan, orang tua yang sering menyalahkan diri sendiri ketika menghadapi suatu masalah memiliki pengaruh besar untuk dapat menularkan kecemasan kepada anak.

4. Informasi Negatif

Terlalu banyak informasi yang memasuki pikiran tentu memberikan energi negatif tidak hanya kepada anak. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu kecemasan karena anak-anak seringkali membandingkan diri mereka dengan orang lain dan merasa tidak cukup baik. Apalagi jika anak-anak menerima informasi yang belum seharusnya mereka terima.

6. Faktor sekolah dan kondisi medis

Tertekan memang selalu menjadi sumber kecemasan. Salah satu tekanan yang hadir adalah tekanan untuk berprestasi di sekolah dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Selain itu, anak-anak membutuhkan dukungan penuh untuk memulai sekolah karena hadirnya masalah baru dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau terkadang guru juga dapat menjadi sumber kecemasan.

Peran orang tua

Faktor-faktor yang saling berkaitan tersebut dapat menjadi landasan bagi para orang tua untuk mengingat kembali bahwa setiap anak memiliki keunikannya masing-masing. Setiap anak akan memiliki pengalaman yang berbeda, sehingga penyebab kecemasannya pun akan bervariasi.

Pada dasarnya, kecemasan pada anak dapat dipicu oleh kombinasi faktor genetik, pengalaman hidup, gaya pengasuhan, lingkungan, dan kondisi medis.

Tantangan unik dalam membesarkan anak bagi orang tua kini berdatangan. Di tengah tuntutan dunia yang semakin tinggi, orang tua sering kali tanpa sadar memberikan tekanan yang berlebihan pada anak-anak. Beriringan dengan mencegah kecemasan pada anak, penting bagi orang tua untuk memulai mengatasi rasa cemas pada diri masing-masing. Sehingga orang tua dapat memberikan dukungan emosional yang cukup, mengajarkan keterampilan hidup, dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak dengan kesehatan mental yang penuh dari orang tua.

Penulis: Nadya Aufia

#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading