Sukses

Parenting

Cara Menghadapi Anak yang Suka Menyela Pembicaraan Orangtua

Fimela.com, Jakarta Anak yang sering menyela pembicaraan sering kali melakukannya karena dorongan alami untuk didengarkan. Namun, kebiasaan ini bisa mengganggu komunikasi yang sehat di dalam keluarga atau lingkungan sosial. Menurut para psikolog anak, penting untuk mengajarkan anak cara yang tepat untuk meminta perhatian. Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah dengan memberi tahu anak kapan waktu yang tepat untuk berbicara, misalnya setelah orang dewasa selesai berbicara.

Mengajarkan anak untuk tidak menyela dapat dimulai dengan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Child Psychologist Australia, cara terbaik adalah dengan menciptakan aturan yang jelas mengenai waktu berbicara dan mendengarkan. Orang tua perlu mencontohkan perilaku mendengarkan yang baik sehingga anak bisa menirunya. Selain itu, buat anak merasa bahwa mereka didengarkan dengan baik, sehingga mereka tidak merasa perlu menyela.

Di samping itu, pastikan anak memahami pentingnya menghormati pembicaraan orang lain. Mengajarkan anak mengenai kesabaran dan menghormati giliran berbicara bisa membantu mereka belajar menunda keinginan mereka untuk berbicara di saat yang kurang tepat. Dengan cara ini, anak dapat belajar keterampilan komunikasi yang baik sejak dini.

Cara Mengelola Gangguan dan Menjaga Fokus

Ketika anak menyela, sering kali hal ini terjadi di saat orang tua sedang sibuk atau fokus pada hal lain. Menurut artikel di Not Consumed, salah satu cara yang efektif untuk menangani gangguan ini adalah dengan memberikan anak tanda isyarat. Misalnya, ketika anak ingin berbicara, mereka bisa menyentuh lengan Anda sebagai tanda bahwa mereka memiliki sesuatu yang ingin disampaikan, tanpa langsung memotong pembicaraan.

Selain menggunakan isyarat, orang tua juga bisa memberikan anak waktu khusus untuk berbicara. Tentukan momen di mana anak bisa menyampaikan pendapat atau perasaan mereka, misalnya saat makan malam atau setelah pekerjaan rumah selesai. Dengan cara ini, anak belajar bahwa ada waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara.

Memberikan pujian saat anak berhasil menunggu giliran berbicara juga bisa memperkuat perilaku yang baik. Ini menunjukkan kepada anak bahwa mereka dihargai karena sudah bersikap sabar dan menghormati orang lain. Dengan demikian, anak lebih termotivasi untuk mempertahankan kebiasaan tersebut.

Strategi Jangka Panjang untuk Membantu Anak Belajar Sabar

Mengajarkan anak untuk tidak menyela membutuhkan waktu dan konsistensi. Salah satu langkah penting yang disarankan oleh Child Psychologist Australia adalah dengan menetapkan aturan yang jelas dan memberikan konsekuensi yang konsisten ketika anak melanggarnya. Misalnya, jika anak terus menyela, berikan mereka pengingat secara lembut tentang aturan yang telah disepakati.

Sabar adalah keterampilan yang harus dilatih secara berkelanjutan. Orang tua bisa melibatkan anak dalam permainan atau kegiatan yang membutuhkan giliran, seperti bermain papan atau permainan kelompok. Dengan cara ini, anak belajar secara praktis mengenai konsep menunggu giliran dan pentingnya kesabaran.

Akhirnya, jangan lupa untuk memberikan waktu khusus di mana anak benar-benar menjadi pusat perhatian. Menurut Not Consumed, ini bisa mengurangi keinginan anak untuk menyela, karena mereka tahu bahwa ada saat di mana mereka bisa didengarkan sepenuhnya. Keseimbangan antara aturan yang konsisten dan perhatian yang cukup akan membantu anak berkembang menjadi individu yang lebih sabar dan penuh empati dalam berkomunikasi.

 

Penulis: Azura Puan Khalisa

#Unlocking the Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading