Fimela.com, Jakarta Diabetes bukan hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan penyakit tidak menular ini bisa menyerang anak-anak. Menurut dr. Shane Tuty Cornish, CBS, IBCLC Medical Educator diabetes anak meningkat hingga 70 persen.
“13 tahun terakhir ini diabetes pada anak meningkat 70 persen dibanding 2010,” katanya dalam webinar yang digelar Pura.
dr. Shane mengatakan peningkatan diabetes anak tersebut terjadi karena perubahan lifestyle yang memengaruhi perubahan makanan anak yang tidak. Maka bagi orangtua, penting sekali untuk mengarahkan hingga membatasi asupan yang tidak baik untuk anak agar kebiasan pola makan yang baik terbentuk hingga dewasa.
Advertisement
Untuk anak-anak, dr. Shane juga menyarankan untuk aktif bergerak dan meminimalisir pemakaian gadget. “Jika berat badan berlebih upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10 persen dengan diet kalori dan rendah lemak, perbanyak makan buah dan sayur, kurangi minuman manis dan bersoda, aktif berolahraga selama setidaknya 30 menit dalam sehari, dan batasi penggunaan gadget," kata dr. Shane
dr. Shane menjelaskan anak di atas dua tahun boleh diberi makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin hindari makanan ringan yang mengandung gula tinggi. Anak sehat adalah cerminan orangtuanya, sebagai orangtua harus memberikan contoh yang baik. "Yuk kita ubah dengan rutin olahraga, bergerak, dan makan makanan yang sehat." katanya.
Diabetes pada anak juga menyebabkan komplikasi seperti retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah yakni serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi dan masih banyak lagi.
Advertisement
Pentingnya Konsumsi Real Food
Maka untuk menjaga anak dari diabetes sebaiknya memberikan real food bukan Makanan ultra proses atau Ultra Processed Food (UPF). Erwin Setiawan, S.T,P dari Anak Pangan Indonesia @anakpanganindonesia menyampaikan UPFmenghasilkan kalori ekstra dan berat badan meningkat. Hal ini disebabkan kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam.
“Diet olahan ultra proses yang dikonsumsi secara signfikan lebih banyak sekitar 500 kalori per hari," kata Erwin
Untuk itu dia menyarankan agar mengonsumsi real food. Menurutnya, Indonesia sangat kaya akan bahan pangan. "Real food, di Indonesia, sumbernya banyak termasuk umbi, daging, sayur, biji, ini adalah sumber pangan lokal, kita tidak kekurangan bahan pangan real food, jadi tidak ada alasan bagi kita memilih UPF."
Dia juga mengemukakan, setiap hari manusia bertemu dengan produk makanan yang mengalami UPF. Makanan ini sudah diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas, diambil sarinya jadi konstentrat, kemudian juga snek sayuran. "Meski sayuran, itu tetap UPF karena di beberapa mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi, dan pengawet sehingga menimbulkan ketergantungan dan ketagihan."
Kemudian untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, dia menyarankan untuk memperhatikan sarapan. Banyak anak-anak sarapan menyediakan sarapan yang kurang benar. "Ada yang menyiapkan sereal, roti dan susu, tetapi sebenarnya itu adalah gula gurih dan gula asin, itu yang kemudian membuat anak mengonsumsi gula dobel," katanya.
Pura Kecap Manis hadir sebagai solusi alami dan sehat untuk keluarga Indonesia agar semakin peduli dengan asupan makanan yang bebas dari bahan berisiko.Pura Kecap Manis merupakan kecap manis yang tidak mengandung kedelai, menjadikannya aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap kedelai dan gluten.
Dibuat dari 100% bahan alami, yaitu gula kelapa pilihan, menawarkan rasa manis yang otentik dengan kandungan gula dan kalori yang lebih rendah dibandingkan kecap manis konvensional. Kandungan gulanya sepenuhnya berasal dari gula kelapa alami, bukan gula buatan, sehingga memberikan rasa manis yang lebih sehat danalami.
“Pura Kecap Manis meluncurkan kecap manis yang natural dan sehat, ebbas allergen, sekaligus rendah gula dan kalori," ujar Chief Marketing Officer dari Pura, Monica Liando.