Sukses

Parenting

7 Tips Pasangan untuk Meningkatkan Peluang Memiliki Keturunan

Fimela.com, Jakarta Memiliki keturunan menjadi impian banyak pasangan setelah menikah. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat tidak langsung memiliki anak. 

Maka ada baiknya pasangan mengikuti beberapa langkah dan tips berikut untuk meningkatkan peluang memiliki keturunan secara alami. Apa saja? Yuk simak

1. Gaya hidup sehat

Mengadopsi pola hidup sehat sangat penting. Ini termasuk makan makanan bergizi, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal. Kesehatan tubuh secara keseluruhan dapat meningkatkan kesuburan. 

2. Pola makan yang seimbang

Konsumsi makanan kaya vitamin dan mineral, terutama yang mendukung kesuburan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Nutrisi yang baik mendukung produksi sel telur dan sperma yang sehat. 

3. Hindari kebiasaan buruk

Menghindari alkohol, merokok, dan penggunaan narkoba dapat memperbaiki kualitas sperma dan sel telur. Ini juga termasuk mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan. 

4. Pemantauan siklus menstruasi

Memahami siklus menstruasi dan ovulasi wanita dapat membantu pasangan merencanakan hubungan seksual pada periode yang paling subur. Menggunakan alat pemantau ovulasi dapat membantu menentukan waktu yang optimal. 

5. Manajemen stres

Stres dapat memengaruhi kesuburan. Mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas yang menyenangkan dapat membantu menjaga keseimbangan hormon. 

6. Dukungan emosional

Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu pasangan menghadapi tantangan emosional selama perjalanan ini.

7. Konsultasi medis

Pasangan bisa konsultasi medis dengan dokter obgyn. Misalnya apakah harus melakukan perawatan IVF. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kesuburan untuk mengevaluasi kesehatan dan mendapatkan saran yang sesuai. Pemeriksaan medis dapat mengidentifikasi potensi masalah yang bisa ditangani terlebih dahulu.

Dr. dr. FC. Christofani Ekapatria, Sp.OG, Subsp. F.E.R dan dr. M. Aerul Chakra Alibasya, Sp.OG, Subsp. FER, MIGS menyampaikan In Vitro Fertilization (IVF) adalah teknik reproduksi berbantu yang dirancang untuk membantu pasangan menghadapi masalah kesuburan. Dalam prosedur ini, sel telur diambil dari ovarium wanita dan dipertemukan dengan sperma di laboratorium untuk membentuk embrio.

Embrio yang berhasil berkembang kemudian ditanamkan ke dalam rahim wanita dengan harapan bahwa embrio tersebut akan menempel dan berkembang menjadi kehamilan yang sehat.

“IVF sering kali menjadi pilihan ketika metode kesuburan lainnya tidak berhasil atau ketika ada kondisi medis yang menghalangi kehamilan alami," kata kedua dokter tersebut. 

Selama proses IVF, beberapa siklus hormon digunakan untuk merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur, yang kemudian diambil melalui prosedur minor di bawah anestesi. Sperma yang digunakan bisa berasal dari pasangan, tergantung pada situasi. 

Setelah pembuahan di laboratorium, embrio dipantau selama beberapa hari untuk memastikan kualitasnya sebelum transfer dilakukan. IVF dapat melibatkan berbagai teknik tambahan, seperti pemilihan embrio terbaik, pengujian genetik, atau penggunaan telur atau sperma, untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan 

Teknologi terbaru IVF

Dr. dr. FC. Christofani Ekapatria, Sp.OG, Subsp. F.E.Rmengatakan Grup RS Siloam menggunakan berbagai teknologi canggih untuk meningkatkan keberhasilan IVF antara lain: Intra-Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI): Teknologi ini melibatkan penyuntikan sperma tunggal langsung ke dalam sel telur yang meningkatkan kemungkinan pembuahan, terutama dalam kasus masalah kesuburan pria.

Lalu Preimplantation Genetic Testing (PGT): Teknologi ini memungkinkan pemeriksaan genetik pada embrio sebelum ditanamkan ke dalam rahim. PGT dapat mendeteksi kelainan genetik dan meningkatkan kemungkinan kehamilan yang sehat. 

“Setelah usia 35 tahun, kualitas embrio secara signifikan menurun. Data menunjukkan bahwa wanita di usia ini hanya memiliki sekitar 85% dari kualitas embrio yang dimiliki wanita yang lebih muda, yang berdampak langsung pada tingkat keberhasilan IVF. Oleh karena itu, semakin cepat pasangan merencanakan dan menjalani IVF setelah usia 35 tahun, semakin baik kemungkinan hasil yang positif,” katanya. 

Tingkat keberhasilannya dapat dikatakan tinggi berkat penggunaan teknologi canggih dan tim medis yang berpengalaman. Sebagai contoh, di tahun 2023 angka keberhasilan nasional adalah sebesar 25%, sementara Grup RS Siloam mencapai 42%. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan antara lain usia pasien, kualitas embrio, dan penyebab kesuburan. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading