Sukses

Parenting

Tantangan dan Solusi untuk Orangtua saat Mengasuh Anak di Era Digital

Fimela.com, Jakarta Mengasuh anak di era digital saat ini membawa banyak tantangan baru bagi orangtua. Di satu sisi, teknologi menawarkan akses ke informasi dan hiburan yang tak terbatas. Namun, di sisi lain, ini juga membawa risiko yang tidak bisa diabaikan, seperti paparan terhadap konten yang tidak pantas hingga ketergantungan pada gadget.

Sebagai orangtua, penting untuk mengenali tantangan ini dan mencari solusi yang tepat untuk melindungi anak kita. Berikut penjelasannya.

Tantangan Mengasuh Anak di Era Digital

Teknologi memang memberikan banyak manfaat, namun terlalu banyak paparan pada layar dapat mengganggu perkembangan anak. Melansir dari The Ark Group, salah satu tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara waktu bermain di dunia nyata dan di dunia digital. Anak-anak yang terlalu sering terpapar layar mungkin kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan motorik mereka di kehidupan nyata.

Selain itu, akses yang mudah ke internet juga membawa risiko besar. Konten yang tidak sesuai usia, cyberbullying, dan bahaya predator online adalah ancaman nyata. Orangtua harus lebih waspada terhadap aktivitas digital anak-anak mereka. Menurut Hindustan Times, banyak orangtua masih merasa kesulitan untuk terus memantau apa yang dilakukan anak-anak mereka di dunia maya, terutama dengan berbagai aplikasi dan platform yang terus berkembang.

Tidak hanya itu, kecanduan pada gadget juga menjadi masalah serius. Beberapa anak menjadi sulit untuk lepas dari perangkat mereka, bahkan ketika mereka seharusnya melakukan kegiatan penting seperti belajar atau berinteraksi dengan keluarga. Ini menciptakan dinamika keluarga yang tidak sehat, di mana komunikasi dan hubungan antar anggota keluarga bisa terganggu.

Solusi untuk Menghadapi Tantangan Digital

Menghadapi tantangan digital di era modern menjadi salah satu aspek penting dalam pengasuhan anak. Orangtua perlu mengambil langkah strategis untuk memastikan anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang seimbang antara dunia digital dan aktivitas nyata.

1. Menetapkan Aturan Penggunaan Teknologi di Rumah

Orangtua dapat membuat aturan yang jelas mengenai penggunaan teknologi, seperti waktu layar yang terbatas dan konten yang boleh diakses. Aturan ini membantu anak mengembangkan kebiasaan sehat dalam menggunakan teknologi.

2. Menerapkan Prinsip "6 Es" dalam Pengasuhan Anak di Era Digital (Melansir dari NAMLE)

  • Engage (Terlibat Aktif): Orangtua harus terlibat aktif dalam aktivitas digital anak, memahami apa yang mereka lakukan online, serta berbicara tentang konten yang mereka konsumsi.
  • Educate (Mendidik): Ajarkan anak mengenai penggunaan internet yang sehat dan bahaya yang mungkin ada di dunia maya.
  • Empower (Memberdayakan): Berikan anak keterampilan untuk membuat keputusan yang baik di dunia maya, seperti mengenali informasi palsu atau menjaga privasi. 
  • Evaluate (Menilai): Mengajarkan anak bagaimana mengevaluasi konten digital. Mereka perlu memahami bagaimana membedakan informasi yang benar dan salah.
  • Encourage (Mendorong): Dorong anak untuk memanfaatkan teknologi secara positif dan kreatif. Bantu mereka melihat teknologi sebagai alat untuk belajar dan berkreasi, bukan sekadar hiburan.
  • Enforce (Menegakkan): Tetapkan batasan dan aturan yang konsisten tentang penggunaan teknologi di rumah, misalnya waktu penggunaan perangkat dan konten yang diizinkan​.

3. Mendorong Aktivitas Non-Digital

Penting bagi anak untuk memiliki keseimbangan antara aktivitas digital dan aktivitas fisik. Orangtua bisa merencanakan kegiatan kreatif seperti menggambar, membaca, atau bermain di luar rumah dengan teman-teman.

4. Menjadi Teladan dalam Penggunaan Teknologi

Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus menunjukkan penggunaan teknologi yang sehat dengan membatasi waktu di depan gadget, terutama di waktu-waktu penting seperti saat makan bersama atau akhir pekan.

5. Menciptakan Waktu Tanpa Perangkat Digital

Luangkan waktu khusus tanpa perangkat digital, misalnya saat makan bersama atau di hari-hari tertentu. Ini memperkuat ikatan keluarga dan memastikan adanya interaksi langsung tanpa distraksi dari teknologi.

Solusi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan sehat bagi anak-anak di era digital, sekaligus memperkuat hubungan antara orangtua dan anak. 

 

Menjelaskan Ancaman Online Seperti Cyberbullying dan Predator Digital pada Anak

Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang terjadi secara daring melalui media sosial, pesan instan, atau platform online lainnya. Ini dapat berupa komentar kasar, penghinaan, atau ancaman yang ditujukan kepada anak-anak. Dampaknya bisa sangat merugikan secara emosional, membuat anak merasa terisolasi, tertekan, dan bahkan kehilangan kepercayaan diri. Penting bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak bahwa tidak semua hal yang dilihat atau dikatakan di dunia maya harus diambil hati, serta bagaimana melaporkan tindakan yang tidak pantas.

Selain itu, predator digital merupakan ancaman serius lainnya. Predator ini adalah orang dewasa yang berpura-pura menjadi teman sebaya untuk memanipulasi atau mengeksploitasi anak-anak. Mereka biasanya berusaha mendapatkan kepercayaan anak melalui percakapan pribadi dan perlahan-lahan meminta informasi pribadi atau mengajak bertemu secara langsung. Orangtua harus mengajarkan anak untuk tidak pernah memberikan informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal dan selalu memberitahu jika ada seseorang yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Mengajarkan anak-anak tentang ancaman ini sejak dini membantu mereka memahami bahaya yang ada di dunia maya dan bagaimana melindungi diri mereka sendiri. Dengan komunikasi terbuka dan edukasi yang tepat, orangtua dapat memberikan panduan yang dibutuhkan untuk menjaga anak-anak tetap aman saat mereka menjelajahi dunia digital.

 

Penulis: Azura Puan Khalisa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading