Fimela.com, Jakarta Kemampuan berpikir merupakan senjata yang dipergunakan untuk beradaptasi di lingkungan dan mencapai kesuksesan. Otak akan berkembang pesat saat anak masih kecil.
Untuk itu, orangtua perlu mengawasi secara baik agar buah hati bisa tumbuh optimal. Di beberapa kasus, anak mengalami keterlambatan dalam berpikir. Tentu hal ini menjadi perhatian khusus dan harus segera ditangani.
Anak yang berpikir lambat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Apa saja itu? Simak informasinya dalam artikel berikut ini serta cara mengatasinya. Dilansir dari iccomipe.org dan parents.com.
Advertisement
Advertisement
1. Perbedaan Kognitif
Seperti halnya beberapa mobil yang memiliki mesin berbeda, anak pun bisa mempunyai kemampuan berpikir berbeda. Beberapa orang mungkin memiliki IQ lebih rendah atau merasa sulit mengingat sesuatu dengan cepat, seperti prosesor komputer yang lebih lambat. Orangtua bisa mengenalinya dan memberikan cara pembelajaran yang sesuai
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga menjadi pengaruh yang besar terhadap perkembangan berpikir anak. Misalnya, lingkungan rumah yang tidak teratur, kesulitan keuangan keluarga, atau kurangnya pertemanan di sekolah dapat menghambat proses pembelajaran si kecil. Oleh karena itu, peran orangtua sangatlah penting untuk memberikan dukungan dan pendampingan yang konsisten agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
3. Keterhambatan Bahasa
Memiliki anak yang pandai berbahasa asing memang sungguh menyenangkan, sehingga beberapa orangtua mengajarkannya sejak kecil. Namun, sebaiknya ajarkan bahasa ibu terlebih dahulu karena si kecil agar memudahkan mereka berkomunikasi dengan sedama temannya. Hal ini tidak hanya membantu anak dalam berkomunikasi dengan lebih lancar bersama teman-temannya, tetapi juga mengurangi kemungkinan hambatan dalam proses berpikir mereka.
Ketika mereka belajar bahasa baru yang berbeda dengan bahasa ibu mereka, anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan ide-ide mereka dengan cepat dan efektif. Ini bisa memperlambat proses berpikir mereka karena mereka harus terus memproses dan menerjemahkan informasi dari satu bahasa ke bahasa lainnya. Selain itu, kekurangan kosakata dan struktur kalimat dalam bahasa baru juga dapat menghambat kemampuan anak untuk mengungkapkan pemikiran mereka dengan jelas dan lancar.
4. Faktor Emosional
Beberapa faktor emosional dapat menjadi penyebab anak mengalami penurunan kecepatan berpikir. Misalnya, ketika anak merasa cemas atau tidak yakin diri, hal ini dapat menghambat proses pemrosesan informasi mereka. Keraguan diri dan ketidakpastian dapat membuat anak ragu dalam mengambil keputusan atau mengekspresikan ide-ide mereka secara efektif. Selain itu, kesadaran diri yang berlebihan juga bisa mengganggu fokus mereka pada tugas yang sedang dikerjakan, memperlambat kemampuan mereka untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien.
5. Makanan yang Tidak Sehat
Pola makan yang tidak sehat dapat menjadi salah satu penyebab anak mengalami penurunan dalam kecepatan berpikir. Anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan tinggi gula, makanan siap saji, dan minuman bersoda cenderung menghadapi risiko gangguan dalam fungsi kognitif.
6. Diseleksia atau ADHD
Ketidakmampuan dalam belajar seperti diseleksia atau ADHD bisa menjadi faktor mengapa anak cenderung berpikir lambat. Anak dengan ADHD cenderung melamun, bergerak lambat, dan sulit mempertahankan fokus, yang mempengaruhi tempo kognitif mereka. Sementara itu, anak-anak dengan disleksia mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis dengan lancar, karena mereka kesulitan mengenali huruf dan menghubungkannya dengan suara. Kedua gangguan ini memerlukan pendekatan pendidikan yang disesuaikan untuk membantu anak-anak mengatasi tantangan mereka. Untuk itu orangtua harus selalu mengawasi perkembangan si kecil.
Advertisement
Cara Mengatasinya
1. Biarkan Si Kecil Tahu Apa yang Diharapkan
Anak-anak akan belajar dan beradaptasi lebih cepat ketika mereka memahami apa yang diharapkan dari mereka. Salah satu cara untuk membantu mereka adalah dengan menggunakan kalender rumah yang menampilkan jadwal harian. Setiap pagi, ulangi jadwal tersebut dan berikan mereka cukup waktu untuk beralih dari satu kegiatan ke kegiatan berikutnya. Selain itu, ada berbagai aplikasi yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan kecepatan pemrosesan yang lambat. Orangtua bisa memilihnya sesuai dengan selera masing-masing.
2. Bersikaplah Lebih Spesifik
Coba ubah bahasa orangtua dari instruksi umum menjadi instruksi yang lebih jelas dan spesifik. Misalnya, daripada mengatakan "bersihkan kamarmu," cobalah untuk memberikan arahan yang lebih terperinci seperti, "Ayo kita pergi ke kamarmu dan mulai dengan merapikan tempat tidurmu." Instruksi yang lebih spesifik membantu anak memahami tugas yang harus mereka lakukan dan memberikan langkah-langkah yang jelas untuk diikuti. Ini tidak hanya membuat tugas lebih mudah dicerna tetapi juga mengurangi kebingungan dan meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan tugas.
3. Cari Bantuan Luar Jika Diperlukan
Jika orangtua dan anak mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah kecepatan pemrosesan yang lambat, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari luar. Misalnya, jika orangtua merasa kesulitan mengatur jadwal keluarga karena keterbatasan waktu atau tantangan lainnya, mereka dapat mempertimbangkan untuk meng-outsourcing beberapa tugas. Ini bisa mencakup mempekerjakan tutor untuk membantu anak dengan pelajaran mereka, atau menggunakan jasa pengasuh yang dapat membantu mengelola rutinitas harian.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless