Sukses

Parenting

Ini Cara Membesarkan Anak Pertama yang Baik Tanpa Ekspektasi dan Beban Berlebih

Fimela.com, Jakarta Urutan lahir anak memiliki dampak besar pada sikap, emosi, dan kepribadian anak. Saat seorang anak lahir, akan ada sebuah pengalaman emosional yang nantinya membentuk kepribadian sang anak. Ketika anak pertama lahir, tentu sebagian besar orangtua akan merasa sangat bahagia dan memiliki konsep anak yang baik di otak mereka. Secara tidak sadar, konsep tersebut justru memberikan beban kepada sang anak.

Anak pertama memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang kedua orangtuanya dengan baik. Rasa bahagia kedua orangtua ketika ia lahir membuatnya akan merasa disayang. Bukan hal yang asing lagi bagi anak pertama untuk dituntut sempurna oleh orangtuanya. Dilansir dari National Physicians Center For Family Resources, berikut  adalah beberapa karakteristik anak pertama yang biasa dimiliki berkat lingkungannya.

Karakteristik anak pertama

Perfeksionis adalah salah satu sifat yang sering dimiliki oleh anak pertama. Hal tersebut disebabkan oleh keinginan mereka untuk diakui yang akan menambahkan tekanan pada dirinya sendiri untuk berbuat sempurna. Anak pertama merasa segala hal yang mereka lakukan harus benar dan tepat sasaran. Selain itu, berkat dirinya yang sering diberikan tanggung jawab lebih oleh orangtua, anak pertama biasanya dapat diandalkan.

Anak pertama gemar membuat daftar yang berisi hal apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dari orangtua atau orang lain. Namun, anak pertama sering sensitif terhadap koreksi dari orang lain. Ia senang untuk memegang kendali dan terkadang menjadi bossy terhadap orang lain. Biasanya, mereka senang untuk menjadi seseorang yang membuat peraturan saat bermain bersama teman-temannya.

Tips membesarkan anak pertama

Jangan meminta kesempurnaan

Ketika memiliki anak untuk pertama kali, biasanya orangtua menginginkan yang terbaik baginya dan juga menginginkan sang anak untuk melakukan yang terbaik. Hindari meminta anak berlaku sempurna dalam segala aspek. Sahabat Fimela dapat memberikan apresiasi ketika mereka berhasil mencapai sesuatu dan hindarilah kritik yang keras.

Jika Sahabat Fimela merasa sudah terlalu sering memberikan komentar atau mengoreksinya, sebaiknya Sahabat Fimela mengambil beberapa langkah mundur dan biarkan ia berusaha sendiri. Pastikan sang anak tetap mendapatkan kasih sayang terlepas dari pencapaiannya.

Beri kasih sayang yang sama

Ketika anak sudah bertambah dewasa, tanggung jawab yang ia tanggung juga semakin besar. Terkadang, ia juga merasa tidak lagi menerima kasih sayang yang sama seperti dulu. Sahabat Fimela dapat mencari foto atau video saat ia masih kecil dan bagaimana ia pernah disayang. Beritahu anak bahwa kasih sayang orangtua masih tetap sama seperti di masa lalu ketika ia masih kecil. 

Bicarakan tentang perubahan dalam keluarga

Jika ada perubahan dalam keluarga, jangan biarkan anak sendirian. Jika orangtuanya berpisah, ceritakan yang sebenarnya pada anak. Ceritakan bahwa dulu keluarga ini utuh dan saling menyayangi, tetapi sekarang harus terpisah demi yang terbaik. Apabila hadir anggota keluarga baru, ajak anak untuk menerima kehadirannya dan mengajaknya untuk terlibat dalam segala prosesnya.

Ucapkan terima kasih

Ketika Sahabat Fimela membutuhkan bantuan dari anak, pastikan Sahabat Fimela meminta tolong dengan baik. Gunakan nada bicara yang baik dan tidak terkesan memberikan perintah yang menyebalkan. Setelah itu, jangan lupa untuk berterima kasih pada anak karena telah membantu. Selain itu, cobalah untuk tidak sepenuhnya bergantung pada anak pertama untuk berbagai hal.

Gunakan pernyataan yang umum ketika menegur

Semua orang pasti pernah berbuat salah, begitu juga anak pertama. Ketika ia berbuat salah, Sahabat Fimela dapat menegurnya menggunakan pernyataan yang umum, seperti “kita tidak pernah melakukan kontak fisik ketika berbeda pendapat”. Jangan gunakan kalimat “kamu harusnya bisa bertindak lebih baik, kamu lebih tua daripada adik-adikmu” saat menegur anak pertama. Berikan teguran yang logis agar ia mengetahui apa yang salah alih-alih membawa statusnya sebagai anak pertama.

Beri privasi

Bantu anak untuk mendapatkan ruang dan waktu bagi dirinya sendiri. Ketika anak pertama sedang berkegiatan sendiri, ajaklah sang adik untuk bermain bersama teman-temannya dan tidak mengusik sang kakak. Sahabat Fimela juga dapat merencanakan hal yang spesial untuknya. Izinkan sang anak untuk melepas bebannya sejenak dan beri waktu untuknya sendiri.

Libatkan dalam mengurus adik

Ketika anak pertama sudah cukup besar saat sang adik lahir, cobalah libatkan ia dalam proses tumbuh kembang sang adik. Jika ia ingin membantu, mintalah ia untuk melakukan beberapa hal yang dirasa bisa dilakukan, seperti mengganti popok atau menjaganya ketika tidur.

Dengarkan perasaannya

Beban anak pertama sangatlah besar, tetapi kadang mereka tidak bisa mengungkapkan apa yang dirasa karena kedua orangtuanya sudah terlampau lelah dengan sang adik. Ia sering memendam perasaannya dan membuat dirinya menjadi murung. Cobalah untuk mengajaknya bercerita dan katakan padanya untuk menyampaikan apa yang ia rasa langsung kepada Sahabat Fimela agar bisa dicari jalan keluar yang terbaik.

Penulis: FIMELA Karina Alya

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading