Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan atau teknik parenting yang berbeda-beda. Ada berbagai gaya pengasuhan yang dapat dipelajari dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Biasanya, pola asuh cenderung membedakan perlakuan antara anak perempuan dan laki-laki. Misalnya, dalam hal warna, warna biru dikaitkan dengan anak laki-laki, sementara warna merah muda dikaitkan dengan anak perempuan. Namun, saat ini beberapa orangtua memilih untuk menerapkan pendekatan yang disebut sebagai "gender neutral parenting".
Tujuannya adalah memberikan kesempatan yang sama kepada anak-anak untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan kepribadian mereka tanpa dibatasi oleh peran gender yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut, simak informasi tentang gender neutral parenting lebih lengkap dalam artikel ini. Melansir dari Parenting Firstcry.
Advertisement
Advertisement
Mengenal Lebih dalam Tentang Gender Neutral Parenting
Gender neutral parenting melibatkan pendekatan di mana orang tua membesarkan anak tanpa memaksakan stereotipe gender yang sudah ada sebelumnya. Mereka memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih bagaimana mereka ingin mengidentifikasi diri mereka tanpa terikat pada norma-norma gender yang sudah ada.
Gaya asuh ini,memberikan si kecil kebebasan dalam berpakaian tanpa memperhatikan norma gender tradisional, dan dekorasi ruangan serta mainan yang dipilih netral gender.
Dampak Gender Neutral Parenting
1. Dampak terhadap kehidupan sosial
Pola asuh yang tegas dan netral gender hampir tidak mungkin dilakukan jika anak saat bersekolah di sekolah bermain atau tempat penitipan anak. Selera berpakaian atau gaya bermain anak yang netral gender mungkin menimbulkan pertanyaan canggung dari teman sekelasnya atau gurunya, yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah bagi si kecil. Bahkan mungkin mengakibatkan perundungan atau ejekan dari anak-anak lain.
2. Dampak pada waktu bermain
Pola asuh yang netral gender tidak boleh memengaruhi waktu bermain, karena orang tua biasanya akan mendorong anak-anak mereka untuk bermain dengan berbagai macam mainan, atau membiarkan mereka memilih mainan apa pun yang ingin mereka mainkan.
3. Dampak terhadap Seksualitas
Penelitian menunjukkan bahwa homoseksualitas lebih dipengaruhi oleh biologi dan genetika, dibandingkan lingkungan. Faktanya, 85% anak-anak yang tidak menyesuaikan diri secara gender kemudian menjadi orang dewasa yang heteroseksual. Pola asuh yang netral gender berdampak lebih kecil terhadap seksualitas dibandingkan yang orangtua bayangkan.
Advertisement
Kelebihan Gender Neutral Parenting
- Anak-anak yang netral gender lebih kreatif berkat kebebasan berekspresi dan memilih.
- Anak-anak yang dapat memilih antara mainan 'laki-laki' dan 'perempuan' tanpa memandang jenis kelaminnya memiliki kemampuan untuk meningkatkan wawasan dan minatnya.
- Mereka juga memiliki kemampuan untuk memiliki lebih banyak minat dan hobi.
- Anak dapat menjadi dirinya yang sesungguhnya, terlepas dari batasan apa pun.
- Anak Anda akan terbiasa dengan minat lawan jenisnya.
- Menjadi netral gender dapat meningkatkan kesadaran anak Anda akan identitas dan harga diri.
- Anak-anak yang mendapatkan kebebasan memilih sejak dini, kemungkinan besar akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan menjadi pemimpin di kemudian hari.
- Anak-anak yang netral gender lebih cenderung menjadi agen kesetaraan gender, baik di sekolah maupun di budaya mereka sendiri.
- Anak-anak yang netral gender tumbuh dengan kemampuan untuk tidak pernah memiliki bias atau stereotip apa pun dalam situasi apa pun.
- Anak-anak yang netral gender tidak merasakan tekanan tambahan untuk membuat pilihan yang mereka ragu-ragu.
Kekurangan Gender Neutral Parenting
- Jika seorang anak dibesarkan tanpa konsep gender, ia akan bingung menentukan identitasnya saat bersekolah dan bertemu dengan anak lain.
- Akan sulit bagi orang tua untuk menghindari semua kata ganti khusus gender di rumah seperti dia, dia, dia, atau dia.
- Tidak ada cara untuk menghindari gender di masa depan anak karena adanya masyarakat sekitar, jadi memberi mereka paparan sejak dini akan membantu mereka memutuskan siapa diri mereka dan ingin menjadi apa.
- Hati-hati jangan sampai terpeleset dan memasukkan anak Anda ke 'tipe' lain. Mereka adalah manusia, bukan 'anak-anak yang netral gender'.
- Orangtua harus berhati-hati untuk tidak memaksakan pola asuh netral gender kepada anak Anda. Jika anak laki-laki hanya menyukai warna biru dan olahraga, tidak apa-apa. Demikian pula, jika gadis menyukai warna pink dan putri, tidak apa-apa juga.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless