Sukses

Parenting

Berikan Dampak Signifikan, Ini Pengaruh Pola Asuh pada Kecerdasan Anak

Fimela.com, Jakarta Kecerdasan anak dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah pola asuh yang diterapkan oleh orangtua. Terdapat empat jenis pola asuh, yaitu pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh neglectful. Masing-masing dari pola asuh tersebut memiliki pengaruh tersendiri bagi anak. Segala hal yang dituturkan, dilakukan, dan dicontohkan pada anak akan memengaruhi bagaimana ia tumbuh dan berkembang. 

Pola asuh merupakan kunci penting dalam membantu anak mencapai potensinya dengan maksimal. Pola asuh akan memberikan dampak pada perkembangan kecerdasan emosional, kecerdasan akademik, hingga kecerdasan sosial anak. Dari jenis-jenis pola asuh yang ada dan dengan keunikannya, tentu hasil yang dihasilkan berbeda-beda. Dilansir dari parenting.firstcry.com, berikut adalah bagaimana masing-masing jenis pola asuh memengaruhi perkembangan kecerdasan anak.

Pola asuh otoritatif

Pola asuh satu ini memberikan kesempatan bagi orangtua dan anak untuk bebas bertindak dan berpendapat walaupun masih di dalam batasan tertentu. Orangtua otoritatif adalah orangtua yang menaruh sebuah ekspektasi pada anak, tetapi tidak menjadikannya beban bagi sang buah hati. Mereka memiliki standar yang diharapkan dapat dicapai dengan baik oleh sang anak. Namun, di sisi lain, orangtua dengan pola asuh otoritatif juga responsif dengan memberikan apa yang anak-anak butuhkan dan tidak terlalu mengintervensi proses yang terjadi. Keseimbangan merupakan kunci dari pola asuh otoritatif.

Terdapat berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dapat berbuah manis pada performa akademik anak. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini biasanya memiliki keseimbangan yang baik. Mereka akan menjadi bertanggung jawab atas apa yang dijalankannya dan akan menunjukkan tanda-tanda anak yang cerdas.

Pola asuh otoriter

Berbeda dengan pola asuh otoritatif, pola asuh yang satu ini lebih menekankan apa yang dikatakan oleh orangtua, maka itulah yang harus dikerjakan oleh anak. Ketika orangtua marah saat anak tidak melakukan suatu hal seperti apa yang dibayangkan atau ketika anak-anak harus betul-betul tunduk pada apa yang diperintahkan serta tidak diperkenankan untuk bertanya lebih lanjut, itulah tanda-tanda pola asuh otoriter. Orangtua dengan pola asuh seperti ini biasanya memiliki sifat yang sangat disiplin, ketat, dan ingin dikenal dengan seseorang yang memiliki kuasa. Orangtua yang otoriter ingin mewujudkan kondisi rumah yang tersusun dengan baik dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, pola asuh otoriter tidak terbuka akan saran atau perubahan yang diberikan oleh anak.

Ketika anak tidak diberikan ruang untuk berpendapat dan anak terus dipaksa untuk melakukan sesuatu yang mungkin tidak disukai atau tidak dikuasai, biasanya anak-anak akan mengalami kegagalan. Saat anak sudah terbiasa untuk mengikuti arahan dan perintah yang diberikan oleh orangtuanya sepanjang hidupnya, anak-anak akan menjadi sulit untuk memutuskan sesuatu dan menganalisis apa yang sedang terjadi. Anak yang tumbuh dengan pola asuh otoriter akan membutuhkan orang lain untuk menjadi pegangan agar tidak hilang arah.

Pola asuh permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola asuh yang memanjakan dan memberikan banyak kebebasan kepada anak. Orangtua yang menerapkan pola asuh seperti ini biasanya tidak memberikan aturan pada sang anak. Mereka cenderung membiarkan ketika anak tidak mengerjakan tugas atau tidak membantu membereskan rumah. Mereka cenderung lebih memaklumi dan tidak akan memarahi anak ketika anak-anak bertindak hal yang sudah seharusnya ditegur.

Pola asuh permisif biasanya terasosiasi dengan anak yang tidak memiliki kemampuan akademik yang baik di sekolah. Ketika anak tidak diajarkan, maka mereka akan sulit untuk memahami seorang diri. Anak-anak akan menjadi malas ketika tidak ada aturan yang mengikat dan akibat kebebasan yang terlalu besar yang diberikan kepadanya. Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh seperti ini akan cenderung lebih mudah mengalami kesulitan di dunia akademik dan sangat mungkin menjadi anak yang manja.

Pola asuh neglectful

Pola asuh neglectful adalah tipe pola asuh yang tidak memberikan arahan, tidak menyediakan bantuan, hingga dukungan bagi anak. Pola asuh seperti ini adalah pola asuh yang tidak melibatkan anak dan cenderung cuek atas apa yang dilakukan anak di sekolah maupun dalam kehidupan pribadinya.

Ada dua kemungkinan yang muncul dari pola asuh neglectful, yaitu anak yang menjadi dewasa sebelum waktunya atau anak yang apatis. Ketika tidak diberikan perhatian oleh orangtuanya, ada anak yang cenderung menjadi jauh lebih bertanggung jawab karena tidak ada sosok orang dewasa yang menjadi contoh. Ia akan tumbuh menjadi lebih dewasa dibandingkan anak-anak seusianya. Namun, anak-anak yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya juga dapat berakhir menjadi apatis sebagaimana perlakuan kedua orangtuanya kepada dirinya.

 

Penulis: Karina Alya.

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading