Fimela.com, Jakarta Co-parenting, kata yang mungkin masih cukup asing di telinga masyarakat. Dilansir dari verywellmind.com, co-parenting adalah metode pengasuhan anak saat orangtua sang anak berpisah atau bercerai. Jika sudah tidak lagi terjalin hubungan, akan sulit untuk bertemu secara berkala. Namun, semua menjadi tantangan jika sudah memiliki anak yang menjadi tanggung jawab kedua orangtuanya.
Tumbuh kembang anak merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh kedua orangtuanya. Proses ini penting karena terdapat penelitian yang menyatakan bahwa anak melalui masa sulit ketika melihat orangtuanya berpisah atau bercerai. Kedua orangtua harus membantu sang anak di masa pertumbuhannya agar dia dapat tumbuh dengan sempurna walaupun orangtuanya tidak lagi bersama. Dilansir dari Fayr, inilah 5 tanda co-parenting telah dilakukan dengan tepat!
Advertisement
Mengutamakan kebutuhan sang anak
Apabila seseorang masih baru dalam penerapan co-parenting, pastikan kebutuhan anak diletakkan di atas kebutuhan lainnya. Walaupun sudah tidak lagi menjalin tali pernikahan dengan pasangan, sebagai orangtua harus tetap bekerja sama untuk mengurus dan menjaga tumbuh kembang anak. Untuk membangun satu kerja sama yang baik, tanyakan tiga hal ini kepada diri sendiri dan mantan pasangan.
- Apakah sudah menaruh kepentingan anak di atas segalanya?
- Apakah sudah menjadi contoh yang baik bagi anak?
- Apakah sudah memberikan rasa aman dan nyaman bagi sang anak?
Menjalin komunikasi yang baik dengan mantan pasangan
Peneliti dari University of Vermont menyatakan bahwa beradu argumen di depan anak akan memberikan dampak buruk pada otak mereka dan nantinya mereka akan cenderung memproses emosi secara negatif. Cobalah untuk menjalin komunikasi yang baik dengan mantan pasangan di depan sang anak. Walaupun sudah berpisah, nilai-nilai kebaikan dan hormat harus tetap ditunjukkan saat sedang bertemu. Semua dilakukan demi kebaikan tumbuh kembang sang anak.
Menjaga nama baik mantan pasangan di depan anak
Komunikasi yang baik tidak hanya dilakukan jika sedang bersama, tetapi juga saat anak hanya bersama salah satu dari orangtuanya, tidak boleh ada kata-kata buruk mengenai orangtua lainnya. Sebagai orangtua, ujaran dan perbuatan harus diperhatikan dengan baik dan keduanya tidak boleh egois, terlebih meminta anak untuk memilih sisi.
Menguasai cara untuk berkompromi
Kunci dari co-parenting adalah komunikasi. Co-parenting harus dilakukan dengan pemahaman yang sama tentang scheduling atau pembuatan jadwal, apapun urusannya. Walaupun terdengar mudah, tetapi sebetulnya ini yang sering menjadi perbedaan pandangan. Pastikan kedua orangtua memprioritaskan kepentingan dan kebutuhan anak di atas segalanya. Selain itu, pastikan anak memiliki waktu yang cukup untuk mendapatkan quality time bersama masing-masing orangtuanya.
Memberikan kebahagiaan bagi anak
Tunjukkanlah rasa cinta dan kasih sayang yang besar kepada anak. Bantu anak untuk menyusun jalan menuju mimpinya. Jika anak bahagia dan sehat, co-parenting dapat dikatakan berhasil. Jika praktik co-parenting tidak didampingi dengan rasa kasih sayang yang besar, anak dapat menjadi agresif dan antisosial.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless