Fimela.com, Jakarta Beberapa anak senang ngemil wortel, tomat, ataupun sayuran lain. Sementara yang lain senang mengikuti pola makan berbasis karbohidrat berupa pasta, nasi, dan roti. Pemahaman tentang anak yang begitu rewel soal makanan ternyata disebabkan oleh kebiasaan makan dan dipengaruhi oleh segala hal mulai dari ciri kepribadian, kontrol orangtua pada waktu makan, hingga pengaruh sosial.
Pilih-pilih makan adalah hal yang normal terjadi pada anak. Bereaksi berlebihan atau mencoba menerapkan pola makan ketat untuk mencegah pilih-pilih makan cenderung kontraproduktif. Akan lebih baik jika belajar dengan memberi contoh, selalu bersikap positif saat menawarkan makanan dan tunjukkan kepada anak. Meskipun belum ada bukti yang signifikan terkait anak picky eater dengan kesehatan di masa depan, kita sebagai orangtua tetap waspada.
Penting bagi anak-anak untuk mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan di usia muda. Untuk membantu anak lebih lahap dan tidak pilih-pilih makanan ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan dengan efektif. Berikut penjelasannya.
Advertisement
Advertisement
Kenali Apa yang Membuat Anak Menjadi Picky Eater
Kamu harus mengenali apa yang membuat anak tidak tertarik makan. Umumnya, sayur membuat anak malas makan karena tekstur, rasa, dan bentuknya yang kurang menarik. Namun, ada beberapa anak yang gemar memakan sayur karena rasa dan teksturnya yang unik. Hal ini dipengaruhi kepribadian dan mungkin kamu bisa menanganinya untuk dimasak dengan cara yang lain. Penolakan untuk mencoba makanan tersebut merupakan ekspresi ketakutan atau perasaan lainnya. Mengontrol dan mampu mengendalikan lingkungan pangan mereka sendiri adalah masalah utama. Tugas anak adalah mempelajari pengendalian. Memilih makanan apa yang akan ditaruh di piring dan memilih apakah akan menelan makanan tersebut atau tidak adalah hal lain yang dapat dikendalikan. Dilansir dari nbcnewes.com anak-anak masih belajar dan mengembangkan preferensi rasa sampai sekitar usia 5 tahun, ketika menjadi lebih stabil. Pikiran dan evaluasi anak-anak terhadap makanan tersebut juga mulai lebih cair dan stabil.
Jadikan Waktu Makan Sebagai Pengalaman Positif yang Seharusnya
Tidak setiap makanan akan menjadi sempurna dan bahkan yang paling sehat pun akan mengalami hari-hari dengan pola makan yang tidak seimbang. Menjadikan waktu makan sebagai perjuangan atau medan pertempuran membuat orang tua dan anak-anak gagal dalam mencoba makanan baru dan makan dengan baik. Secara umum, anak-anak ingin makan apa yang ada di depannya dan apa yang dimakan orang lain. Bagi banyak anak, menjadi pemilih makanan adalah mekanisme yang memecahkan masalah bukan tentang apa yang sebenarnya ada di piring. Cepat atau lambat anak akan mengerti rasa yang sebenarnya pada makanan dan mulai menghargainya.
Advertisement
Libatkan dalam Persiapan Makan
Melibatkan anak dalam persiapan makanan, akan memberi mereka rasa kendali sejak awal. Mintalah anak membantu memilih bahan makanan, menyiapkan makanan, dan menata meja. Hal ini membuat keingintahuan anak tetap terjaga, sehingga anak ingin menjadi bagian dari hasil akhirnya yaitu, menyantap makan malam.
Jangan Melarang Melainkan Mulailah Buat Aturan
Anak memang seharusnya memiliki akses terhadap makanan manis dan camilan, namun orang tua tetap perlu mengajari anak cara memasaknya dengan tidak berlebihan. Berikan anak pedoman tentang apa artinya satu hidangan penutup per hari, tiga kali makan sehari, satu camilan sepulang sekolah, atau apa pun jadwal makannya. Melarang sepenuhnya bisa menjadi bumerang dan berpotensi menyebabkan anak mengkonsumsinya secara berlebihan atau menyalahgunakan makanan tersebut ketika makanan tersebut tersedia. Berikan anak sebuah laci permen yang dapat mereka jangkau dan bicarakan dengan anak tentang jumlah permen yang pantas untuk mereka makan.Â
Nah itu dia beberapa langkah penting untuk membuat anak lahap makan dan menghindari picky eater. Sebenarnya, buatlah rasa kepercayaan kepada anak dengan aturan yang tidak mengikat agar tidak menjadi bumerang.Â
Penulis : Yosefin Natalie