Fimela.com, Jakarta Stunting menjadi masalah bersama, hal ini diungkapkan plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Marianus Mau Kuru.
“Stunting adalah masalah kita semua. Tidak masalah satu orang saja. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah stunting ini, harus kita melaksanakan secara kolaboratif, konvergen, bersama-sama," tegasnya.
Untuk itu, Dexa Group bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)menggelar Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Advertisement
Acara yang diikuti oleh ratusan bidan di NTT ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadaptarget penurunan angka stunting di Indonesia. Menurut Penjabat Gubernur NTT Bapak Ayodhia G.L Kalake dalam sambutannya di acara Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting, di Gedung Eltari, Kupang, pada Kamis, 7 Maret 2024, pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota terus berupaya keras untuk mempercepat penurunan stunting. Hal inidibuktikan dengan menurunnya angka stunting yang signifikan sejak tahun 2019.
“Prevalensi stunting di NTT mengalami penurunan tahun 2021 itu masih 20,9 persen, tahun 2022 17,7persen dan 2023 ini berdasarkan hasil timbang pada bulan Agustus terhadap 419.738 balita angkanya 15,2persen. Ini masih cukup tinggi memang karena ini setara dengan 63.804 balitastunting,” jelasnya.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat Ade Jubaedah mengemukakan IBI terus menjalin koordinasi dankerja sama dengan semua pihak seperti BKKBN untuk menurunkan angka stunting dan Angka KematianIbu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
“Dan hari ini membuktikan bagaimana bahwa upaya konvergensi di Provinsi Nusa Tenggara Timurdilakukan dengan sangat luar biasa karena dukungan penuh dari stakeholder mulai dari pejabat gubernur,kepala BKKBN,” ungkap Ade.
Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy menyampaikan bahwa upaya penurunan angka stunting di Indonesia menjadi inisiatif strategis dalam kontribusi Dexa Group sebagai perusahaanfarmasi Nasional yang fokus di bidang kesehatan.
“Dexa Group sebagai salah satu pihak swasta yang fokus dalam bidang kesehatan yakni menyediakanproduk farmasi yang bermutu, berkhasiat, dan aman, turut berkontribusi dalam Program PercepatanPenurunan Stunting ini. Dengan landasan perusahaan, Expertise for the Promotion of Health, bersamasalah satu platform digital yang memantau kesehatan ibu hamil hingga masa menyusui yakni aplikasiTeman Bumil, dalam program ini berkolaborasi bersama untuk berkontribusi membantu pencapaiantarget penurunan stunting,” jelas Tarcisius.
Advertisement
Bakti Sosial Operasi Katarak dan Penghijauan Lingkungan
Sementara itu di hari berikutnya, Dexa Group melalui Dharma Dexa dan Argon Peduli berkolaborasidengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia(Perdami) Provinsi NTT menggelar bakti sosial berupa kegiatan operasi katarak dan penghijauan lingkungan berupa penanaman ratusan pohon flamboyan di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Ben MboiKupang, pada Jumat, 8 Maret 2024.
“Melalui kegiatan ini, tidak hanya mata para pasien yang mendapatkan sinar harapan baru, tetapi jugahati kita semua semakin tergerak untuk terus berkolaborasi dalam kepedulian terhadap sesama danlingkungan hidup. Dexa Group akan terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya meningkatkankesehatan masyarakat dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk kita semua,” ungkap Tarcisius.
Dalam kesempatan ini, Bapak Ayodhia G.L Kalake menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan berinisiasi atas upaya meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat NTT.
“Kami berharap inisiatif yang baik ini dapat terus berlanjut ke depannya dan bagi pasien yang telah berpartisipasi dalam operasi katarak, dapat menjaga kesehatannya. Selain itu pada kesempatan pagi ini, juga dilakukan penghijauan berupa penanaman pohon di lingkungan rumah sakit,” kata Ayodhia.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang Annas Ahmad menyampaikantingginya angka katarak bukan hanya di Kupang, tetapi juga hampir di semua tempat.
“Pasien bisa melihat jauh lebih terang, jauh lebih baik. Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dexa Group, Perdami Provinsi NTT. Kami berharap kolaborasi antara Pemprov NTT, DexaGroup, kemudian Perdami, Rumah Sakit Ben Mboi, dan Rumah Sakit WZ Johannes, bisa berjalan secara berkala setiap tahun. Kami berharap datang lagi Dexa Group tahun depan, untuk membantu masyarakat Kupang yang menderita katarak,” jelas Annas.