Mengenali Apa Itu Tantrum, Penyebab Terjadinya, dan Cara Mengatasi pada Anak

Fimela.com, Jakarta Buat kamu yang kesulitan mengenali gejala tantrum pada anak yang rewel, kamu bisa mengetahui beberapa penyebab terjadi, kenali apa itu tantrum, dan cara mengatasinya. Tantrum biasa membuat anak mengamuk, dan mereka mungkin akan berteriak, menjadi agresif, ataupun keinginan untuk melarikan diri. Bagi anak kecil, tantrum terjadi ketika mereka emosi. Tantrum biasanya dialami oleh anak yang tidak tahu cara mengekspresikan atau mengelola perasaan pada dirinya. Kamu bisa mengatasinya dengan memberikan pembicaraan mengenai keterbukaan dan mengakui perasaannya agar tidak dipendam dan memuncak sewaktu-waktu.  

Tantrum datang dalam berbagai permasalahan dan melibatkan ledakan kemarahan hingga frustasi. Perilaku tantrum adalah emosi yang tidak terorganisir dan meledak-ledak sampai kehilangan kendali. 

Anak yang tantrum biasanya disertai tangis dengan jeritan, anggota tubuh kaku, punggung melengkung, menendang, terjatuh, atau memukul. Beberapa peristiwa pada anak, karena mereka terlalu kesal terkadang sampai menahan napas, muntah, merusak barang, atau melukai diri sendiri bahkan orang lain sebagai bentuk pelampiasan rasa kesal mereka. 

Tantrum sering terjadi pada anak usia 1 - 3 tahun. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut mereka masih berada pada tahap awal perkembangan sosial. Sehingga kesulitan untuk melampiaskan emosional dan bahasa. Anak yang mengalami frustasi bukan hanya karena tidak bisa melampiaskan emosinya tetapi bisa juga dikarenakan keinginan mereka untuk melakukan segala sesuatunya sendiri.

Anak akan belajar untuk mempengaruhi orang lain dengan emosinya seperti tantrum dan diharapkan agar menuruti keinginan dan mengerti maksud mereka seperti itu. Anak yang mengalami tantrum memiliki temperamen yang kuat. Seperti emosi yang kuat kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan kemarahan dapat membebani. Sebagai orangtua bisa mengetahuinya melalui seberapa cepat dan kuatnya reaksi anak terhadap hal yang membuat frustrasi atau perubahan lingkungan. Apakah mereka dengan tenang dan sabar menghadapinya sampai terbiasa, cuek, ataupun kesal karena tidak sesuai dengan keinginan mereka. Anak akan lebih sensitif dan lebih mudah kesal dengan hal-hal tersebut.

Stres, lapar, dan lelah  dapat membuat anak lebih sulit dimengerti dan terkadang mereka mengekspresikannya lewat mimik wajah dan kelakuannya dan apakah mereka mengelola perasaan dengan tetap tenang. Situasi yang sulit diatasi seperti diluar jangkauan mereka juga membuat mereka responsif dan kesal. Sesuatu yang mereka punya atau inginkan diambil atau hilang akan membuat mereka merasa tidak dihargai dan kesal.

Saat tantrum terjadi, cara menyikapinya tergantung pada usia anak. Bagi balita, orangtua bisa memberikan waktu untuk menyendiri. Tetap dekati mereka dengan memberikan kenyamanan serta ketenangan dan yakinkan anak bahwa kamu memahami perasaannya. Tetap tegas dan jangan ikut panik. Tenang dan buat nyaman agar suasana menjadi lebih rileks.

Pastikan situasi sekitar aman. Bawa anak ke tempat di mana mereka bisa meluapkan emosi mereka dengan leluasa tanpa menyakiti dan membuat orang lain terganggu. Setelah berada di tempat yang aman, akui dengan tenang apa yang membuat emosi dan bicarakanlah perlahan dan dengan suara rendah. Tetaplah diam bersama dengan mereka sampai rileks. Beri mereka lebih banyak ruang fisik jika mereka membutuhkannya. Jangan mencoba berunding dan berdebat.

Bersikaplah konsisten dan tidak menyerah ketika mereka tantrum. Karena mereka hanya ingin menyampaikan emosi dengan cara yang belum dipahami. Tetap sabar, tenang, dan bersikaplah seperti kamu mengerti apa penyebabnya. Ini akan membantu mereka belajar bahwa kemarahan tidak membantunya mendapatkan apa yang diinginkan namun, masih ada orang yang mengerti dan menyayanginya.

Nah, itu dia beberapa cara mengatasi, penyebab, dan penjelasan sedikit mengenai tantrum. Kenali dan pelajari cara menenangkannya. Anak hanya butuh didengar dan dipahami, jangan terbawa suasana kesal dan marah, sehingga kamu bisa menenangkan mereka. 

Penulis: Yosefin Natalie