Sukses

Parenting

6 Penyebab Bayi Menjadi Lebih Rewel

Fimela.com, Jakarta Tangisan bayi adalah cara mereka berkomunikasi dengan orangtuanya. Bayi menangis agar bisa diberi makan, ditidurkan, atau popoknya diganti. Banyak bayi yang mengalami masa rewel secara teratur, yang biasanya terjadi pada sore atau malam hari. Beberapa masa rewel pada beberapa bayi terjadi secara teratur sehingga orangtua dapat mengatur waktu mereka sesuai dengan periode tersebut.

Standar kerewelan bayi biasanya dimulai sekitar usia 2 hingga 3 minggu, mencapai puncaknya pada usia 6 minggu, dan hilang pada usia 3 hingga 4 bulan. Itu berlangsung rata-rata 2 hingga 4 jam per hari. Tentu saja, ada berbagai macam hal normal.

Normal biasanya terjadi pada waktu yang sama, dengan intensitas yang kurang lebih sama dengan beberapa variasi. Hal normal juga terjadi pada bayi yang mempunyai waktu lain dalam sehari ketika ia terjaga atau tertidur dengan nyaman. Kerewelan yang normal cenderung terjadi pada siang hari ketika bayi biasanya lebih banyak terjaga, dan waktu yang paling sering terjadi adalah pada malam hari tepat sebelum waktu tidur terlama bayi.

Jika merasa kerewelan bayi Sahabat Fimela tidak normal, ada baiknya memeriksakan bayi ke dokter untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit. Namun, sebelum itu Sahabat Fimela dapat mencari tahu lebih dulu penyebabnya. Inilah hal-hal yang menyebabkan bayi menjadi lebih rewel.

1. Kelaparan

Jika ada satu hal yang dapat diandalkan sebagai orangtua pertama kali, bayi Sahabat Fikela akan selalu tampak lapar. Mereka selalu lapar terutama karena perutnya kecil dan hanya mampu menampung susu sebanyak itu dalam satu waktu. Jadi, seiring pertumbuhan bayi perutnya pun akan membesar.

Jika bayi menangis, kemungkinan besar dia sudah siap untuk makan berikutnya. Melansir dari babychick.com, bayi menyusu setiap 2 hingga 4 jam dalam beberapa bulan pertama. Jadi, perkirakan untuk menyusui bayi pada 8 hingga 12 kali dalam satu hari.

2. Makan berlebihan 

Memberi makan bayi terlalu banyak juga dapat menyebabkannya menangis. Jika diberi makan berlebihan, bayi berpotensi menelan terlalu banyak udara sehingga menghasilkan gas di perutnya dan menyebabkan rasa tidak nyaman yang luar biasa. Penting untuk memberi makan bayi hanya ketika mereka lapar dari pada menggunakan susu sebagai mekanisme menenangkan ketika rewel.

Beberapa isyarat lapar yang perlu diperhatikan adalah bayi meletakkan tangannya ke mulut, mengerutkan kening, memukul, atau menjilat bibir, mengepalkan tangan, dan menoleh ke arah botol atau payudara. Setelah bayi kenyang , mereka akan mengendurkan tangan atau menutup mulutnya.

Jika Anda memberi makan bayi terlalu banyak, jangan khawatir. Menyendawakan mereka untuk menghilangkan kemungkinan gas adalah awal untuk membantu meringankan ketidaknyamanan mereka. Mungkin juga mereka muntah karena tidak dapat mencerna semua makanan di perutnya, jadi pastikan untuk menunggu sinyal ketika mereka siap untuk makan lagi.

3. Popok kotor

Pada tahun pertama kehidupan bayi, Sahabat Fimela akan mengganti banyak popok. Kegiatan ini bisa membutuhkan hampir 3.000 popok. Bayi pasti akan sering mengotori popoknya, yang terbaik adalah melakukan pemeriksaan atau kotoran secara terus-menerus. Sahabat Fimela bisa melakukannya dengan mengendus pantat bayi lebih sering untuk memastikan popoknya kotor.

Untuk menghindari ruam popok dan bayi yang tidak nyaman serta rewel, Sahabat Fimela bisa mengganti popoknya setiap 2 hingga 3 jam sekali. Bayi mungkin buang air kecil setiap 1 hingga 3 jam atau buang air besar setiap kali selesai menyusu.

4. Kelelahan

Dalam sehari, kemungkinan besar bayi akan tidur sekitar 12 hingga 17 jam. Tidur mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan otak. Ini juga membantu membangun sistem kekebalan tubuh mereka. Meskipun banyak orang dewasa biasanya dapat berbaring dan tertidur dengan cepat, terutama setelah seharian bekerja, hal yang sama tidak berlaku pada bayi.

Dibutuhkan waktu 11 minggu agar ritme sirkadian (jam biologis internal) bayi berkembang. Jika melihat bayi Sahabat Fimela menarik-narik telinganya, menghisap jarinya, mengedipkan kelopak matanya, atau melengkungkan tubuhnya ke belakang, mungkin ini saat untuk menidurkannya.

Membedong adalah salah satu pendekatan terbaik untuk menenangkan bayi yang rewel dan kelelahan . Membungkus mereka erat dengan selimut sehingga hanya kepala dan lehernya yang terlihat mencerminkan perasaan dalam rahim ibu.

5. Tumbuh gigi

Bagi kebanyakan anak kecil, tumbuh gigi dimulai sekitar usia 4 hingga 7 bulan. Meskipun ini merupakan tonggak sejarah yang menarik bagi para Ibu dan Ayah, karena mereka pasti ingin banyak mengabadikan gigi pertama anaknya. Tahap ini juga disertai dengan kerewelan, air mata, dan rasa sakit. Tanda dan gejala tambahan dari tumbuh gigi termasuk gusi bengkak, keinginan untuk menggerogoti atau mengunyah sesuatu, air liur berlebihan, dan mendekatkan tangan ke mulut.

Untuk menenangkan gusi bayi yang iritasi, Sahabat Fimela dapat melakukan sedikit pijatan pada gusinya. Pijat gusi bayi sampai Sahabat Fimela mendengar suara melengking, atau gunakan silicone fruit trethers (alat gigitan bayi BPA Free yang terbuat dari 100% silikon). Tekstur khusus pada gigitan silikon membuat gusi bayi nyaman untuk menstimulasi pertumbuhan giginya.

6. Kolik

Jika Sahabat Fimela sudah memberi bayi susu, memerika popoknya, dan memastikan bayi tidak mengalami kesakitan, tetapi tangisannya yang berlebihan masih belum juga berhenti, ini dapat menandakan bahwa bayi menderita kolik. Kolik didefinisikan sebagai tangisan selama 3 jam atau lebih dalam sehari, setidaknya 3 hari dalam seminggu, selama 3 minggu atau lebih pada bayi yang sehat.

Periode bayi rewel yang intens ini dapat diprediksi dan terjadi pada waktu yang sama setiap hari, biasanya pada malam hari. Hal Ini termasuk tangisan yang tidak dapat dihibur dan lebih mirip jeritan atau ekspresi kesakitan, kulit memerah, atau ketegangan tubuh. Penyebab kolik belum diketahui secara pasti, tetapi tidak berlangsung selamanya. Melansir American Academy of Pediatrics, periode kolik biasanya dimulai saat bayi baru lahir baru berusia 2 minggu, mencapai puncaknya pada 6 minggu, dan menurun secara signifikan saat berusia 3 hingga 4 bulan.

Cobalah untuk menghibur mereka dengan mandi air hangat, memberinya pelukan, dan memainkan lagu pengantar tidur atau lagu anak-anak yang menenangkan . Penting untuk mengingatkan diri sendiri bahwa anak yang kolik bukanlah cerminan pola asuh, karena pastinya orangtua telah melakukan yang terbaik untuk anaknya.

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading