Fimela.com, Jakarta Tangisan pertama bayi saat keluar dari rahim kemungkinan besar akan menghangatkan hati. Bagaimanapun, itu adalah suara pertama yang Sahabat Fimela dengar dari bayi yang baru lahir. Pada tahap baru lahir bayi melakukan banyak tangisan, dan periode bayi menangis tak terkendali dalam jangka waktu yang lama disebut dengan istilah purple crying.
Purple crying tidak berarti tangisan anak berubah menjadi ungu. Istilah purple atau ‘ungu’ adalah akronim yang digunakan penyedia layanan kesehatan untuk menggambarkan apa yang terjadi selama fase perkembangan bayi. Setiap bayi melewati fase ini. Beberapa mungkin menangis lebih banyak, beberapa lebih sedikit. Namun, itu adalah bagian normal dan sehat dari setiap perkembangannya.
Purple crying biasanya dimulai sekitar bayi berusia dua minggu dan berakhir sekitar usia tiga hingga lima bulan. Penting untuk mengetahui mengapa hal ini terjadi dan apa yang dapat Sahabat Fimela lakukan untuk mengatasinya.
Advertisement
Advertisement
Asal-usul program purple crying
Selama beberapa dekade, melansir dari verywellfamily.com, banyak ahli dan orang tua percaya bahwa salah satu penyebab utama tangisan yang terus-menerus dan tidak dapat dihibur pada bayi yang sehat adalah kolik. Namun, seiring perkembangan dikatakan bahwa tangisan bayi secara terus-menerus sebelum usia lima bulan tidak selalu berarti ada yang salah dengannya. Faktanya, Sahabat Fimela mungkin terkejut mengetahui bahwa tahap ini adalah hal yang normal dan bahkan diharapkan terjadi selama perkembangan bayi.
Tahapan ini, menurut para ahli, bisa dimulai sekitar usia dua minggu dan umumnya berlanjut hingga bayi berusia sekitar tiga hingga empat bulan. Untuk bantu mendukung orang tua selama masa ini, National Center on Shaken Baby Syndrome menciptakan program pendidikan berbasis penelitian yang disebut PURPLE Crying.
Program purple crying hadir dalam upaya untuk membantu mendidik orang tua dan pengasuh tentang periode tangisan terus-menerus yang terjadi selama minggu-minggu dan bulan-bulan awal kehidupan bayi. Ini memberikan pendidikan tentang kurva tangisan standar yang dialami bayi dan bahaya mengguncang bayi.
Periode purple crying pada anak
1. Puncak tangisan
Selama bulan-bulan ini bayi mungkin menangis lebih banyak setiap minggu, dengan puncaknya terjadi pada bulan kedua. Hal ini biasanya mulai berkurang sekitar bulan ketiga hingga kelima.
2. Tidak terduga
Tangisan terus-menerus tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Artinya, episode yang dialami bayi bisa datang dan pergi tanpa penjelasan apa pun mengapa hal itu terjadi.
3. Tidak dapat ditenangkan
Pada periode ini, bahkan setelah berulang kali mencoba menenangkan bayi Sahabat Fimela, tangisannya mungkin masih terus berlanjut.
4. Wajah seperti kesakitan
Selama periode people crying, bayi mungkin terlihat seperti kesakitan, padahal sebanarnya tidak.
5. Tahan lama
Periode menangis yang terus-menerus dapat berlangsung antara 30 hingga 40 menit, beberapa jam, atau bahkan bisa berlangsung selama berhari-hari.
6. Malam hari
Periode ini dikenal sebagai witching hour, yakni sore dan malam hari tampaknya merupakan saat tangisan mencapai puncaknya atau berlangsung paling lama.
Advertisement
Cara mengatasi purple crying pada anak
Merawat bayi yang menangis memang sulit. Sahabat Fimela mungkin menemukan hal berbeda dapat berhasil pada waktu yang berbeda. Terkadang tidak ada yang berhasil, dan jika itu masalahnya, penting juga untuk menjaga diri sendiri.
1. Tenangkan bayi
Mengetahui bahwa tahap ini akan berlalu memberikan ketenangan pikiran bagi banyak orang tua. Oleh karena itu, ada gunanya jika Sahabat Fimela memiliki tips dan teknik untuk menenangkan bayi ketika tangisannya sepertinya tidak pernah berakhir. Menemukan metode tepat yang cocok mungkin memerlukan waktu, jadi cobalah bersabar, dan cobalah hal ini sebelum beralih ke metode lain.
2. Berikan kontak kulit ke kulit
Menempatkan bayi langsung di dada untuk memberi kontak antara kulit ke kulit dapat membantu menenangkan tangisannya dan meredakan stres yang mungkin mereka alami.
3. Bedong bayi
Bungkus atau bedong bayi dengan erat menggunakan selimut. Membedong sering kali dapat membantu bayi merasa aman dan tenteram, sehingga air matanya berkurang.
4. Menggendong
Saat menangis dalam waktu lama, cobalah menggendong bayi sambil berjalan, mengayun, atau diayun menggunakan ayunan bayi.
5. Mandi air hangat
Jika waktu mandi biasanya merupakan pengalaman yang menenangkan bagi bayi Sahabat Fimela, cobalah memandikannya dengan air hangat saat ia sedang rewel.
6. Hirup udara segar
Keluarlah bersama bayi Sahabat Fimela. Terkadang, kombinasi perubahan pemandangan dan udara segar dapat membantu menenangkan bayi saat menangis. Bisa dengan jalan-jalan di sekitar rumah atau pergi ke taman terdekat.
7. Pahami kebutuhan fisiknya
Periksa semua isyarat fisik bayi Sahabat Fimela. Apakah mereka demam, membutuhkan popok baru, ingin bersendawa, atau mungkin mereka lapar. Pahami isyarat tersebut agar kebutuhan fisik bayi selalu tercukupi.
Penulis: Miftah DK.
#Unlocking The Limitless