Fimela.com, Jakarta Memiliki buah hati yang bertumbuh dan berkembang secara optimal, adalah impian dari setiap orangtua. Anak-anak yang memiliki rasa percaya diri kuat dalam dirinya, juga menjadi salah satu kebahagiaan orangtua yang tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata. Sayangnya, tak semua anak bisa memiliki rasa percaya diri optimal dalam dirinya. Entah karena sikap orangtua, lingkungan atau pendidikan yang ia terima selama ini.
Rasa percaya diri anak merupakan bagian penting dalam tumbuh kembangnya. Sayang, beberapa faktor bisa mempengaruhi rasa percaya diri anak. Beberapa faktor akan meningkatkan rasa percaya dirinya, sementara beberapa faktor lainnya rentan menurunkannya. Dan berikut adalah beberapa faktor utama yang rentan menurunkan rasa percaya diri anak. Beberapa faktor ini bahkan cenderung membuat anak jadi pribadi yang introvert, pendiam dan menutup diri.
Advertisement
Kritik Berlebihan
Ketika dilakukan secara bijaksana, kritik mungkin akan memotivasi dan membangun semangat anak. Namun, kritik yang terlalu keras atau tidak konstruktif justru bisa menurunkan rasa percaya diri anak. Kritik dari orangtua, guru, atau lingkungan sekitar yang berlebihan bisa menurunkan rasa percaya diri anak.
Perlahan tapi pasti, kritik ini bahkan bisa mematikan rasa percaya diri tersebut. Adanya ktitik yang berlebihan cenderung membuat anak merasa tidak dihargai dan kehilangan keyakinan pada kemampuannya.
Perbandingan yang Terus-menerus
Apakah Mom suka membandingkan buah hati dengan anak-anak lainnya? Jika iya, cobalah untuk menghentikan sikap ini. Setiap anak pada dasarnya memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing. Ia tak bisa dibandingkan dengan siapapun karena ia punya potensinya sendiri.
Perbandingan yang sering dilakukan kepada anak dengan anak lain dalam hal prestasi atau tampilan fisik, bisa merusak rasa percaya dirinya. Ini bisa menciptakan perasaan tidak cukup baik dan puas dalam diri. Ini juga rentan membuat anak menjadi pribadi yang lebih tertutup. Bahkan, sikap membandingkan ini akan menumbuhkan rasa benci mendalam di hati anak kepada orang yang suka membandingkannya. Termasuk jika itu orangtuanya sendiri.
Advertisement
Pengalaman Traumatis atau Bullying
Pengalaman traumatis seperti kekerasan fisik, verbal, atau bullying bisa memiliki dampak yang sangat negatif pada rasa percaya diri anak. Anak akan cenderung merasa tidak aman, tidak nyaman dan tidak berharga.
Pada banyak kasus yang ada, anak-anak yang kerap menjadi korban bullying rentan memiliki rasa percaya diri rendah dalam diri. Anak-anak ini juga lebih rentan terhadap risiko stres, depresi dan merasa sangat tidak berharga. Bullying tak hanya bisa dilakukan oleh sesama anak, tetapi juga bisa oleh orangtua, pendidik dan masyarakat sekitar. Bahkan jika itu hanya dilakukan dengan alasan bercanda.
Terlalu Dimanja
Memanjakan anak mungkin dianggap sebagai hal biasa oleh beberapa orangtua. Awalnya ini bemaksud untuk memberikan segala hal yang terbaik dan memudahkan anak. Namun, terlalu memanjakan anak memiliki dampak negatif yang mengerikan. Anak yang terlalu dimanja dan tak pernah dilatih untuk mandiri, justru lebih rentan mengalami penurunan rasa percaya diri.
Ketika anak tidak diajarkan bagaimana mengatasi kegagalan atau frustasi, hal ini bisa merusak rasa percaya diri mereka. Anak mungkin merasa tidak mampu menghadapi tantangan yang sulit tanpa campur tangan orangtua. Anak ini akan merasa sangat aktif dan ceria saat ia dekat orangtua, tapi sebaliknya akan sangat tidak mampu bersosialisasi dengan baik tanpa orangtua di dekatnya.
Advertisement
Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Ekspektasi sosial, standar kecantikan dan kemampuan akademis yang tidak realistis atau terlalu tinggi, bisa memengaruhi pandangan anak terhadap diri mereka sendiri. Ekspektasi yang terlali tinggi ini cenderung menurunkan rasa percaya diri anak terlebih ketika mereka tak bisa mewujudkannya. Ketika anak tidak diajarkan untuk menerima apa adanya dirinya, ini bisa membuat anak tidak percaya diri bahkan stres hingga depresi.
Itulah sekian faktor yang bisa menurunkan rasa percaya diri anak. Penting bagi orangtua untuk memberikan dukungan emosional yang konsisten, mengajarkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah dan mengajarkan anak arti penerimaan sebenarnya, demi meningkatkan rasa percaya dirinya. Semoga informasi ini bermanfaat.