Fimela.com, Jakarta Ada banyak jenis trauma dan kejadian negatif yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, salah satunya yaitu parentification trauma. Parentification trauma adalah bentuk trauma psikologis yang terjadi ketika seorang anak dipaksa untuk mengambil peran sebagai orang dewasa lebih cepat dari waktu yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Dengan kata lain, anak secara berlebihan diberikan tanggung jawab atau peran orangtua di dalam keluarga mereka seperti mengurus adik-adiknya, menyediakan dukungan emosional untuk orangtua, atau mengelola tugas-tugas rumah tangga. Kondisi ini sebenarnya tanpa disadari banyak terjadi di sekeliling kita.
Dilansir dari calmerry.com, ketika seorang anak mengalami mengambil peran orangtua sebelum waktunya, memiliki dampak negatif yang dapat bertahan lama hingga dewasa. Meskipun terlihat penuh tanggung jawab, anak dengan parentification trauma sering kali mengalami gangguan dalam perkembangannya akibat keterbatasan atau ketidaksesuaian proses tumbuh kembang pada usianya.
Advertisement
Advertisement
Jenis dan Tanda Parentification Trauma
Parentification trauma sering kali terjadi dalam konteks keluarga yang mengalami disfungsi, seperti perceraian, kehilangan orangtua, atau ketidakstabilan finansial. Pengasuhan ini bisa dikategorikan dalam dua jenis yaitu emotional parentification dan instrumental parentification. Emotional parentification terjadi ketika seorang anak diharapkan memenuhi kebutuhan emosional orangtuanya. Mereka sering kali diminta untuk menyelesaikan konflik orangtuanya dengan orang tua dewasa lainnya.
Sementara instrumental parentification terjadi ketika seorang anak diminta untuk melaksanakan tugas tertentu seperti orangtua. Misalnya mereka bertanggung jawab untuk berbelanja, mengurus saudara kandungnya, atau melakukan sebagian besar tugas rumah tangga seperti memasak dan membersihkan rumah. Anak-anak ini tidak menerima pengakuan atau apresiasi atas tugas yang mereka penuhi.
Berikut tanda seorang anak mengalami parentification trauma:
- Kesulitan mengungkapkan kebutuhan dalam suatu hubungan
- Sulit menetapkan batasan dengan orang lain
- Merasa perlu menjadi penjaga orang lain
- Sering merasa sedih karena kehilangan momen masa kecil
- Sering menyendiri dan menarik diri dari lingkungan
- Selalu mencoba menyenangkan orang lain di atas perasaannya
- Sering mengorbankan kebutuhannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain
Dampak Parentification Trauma
Parentifikasi merampas waktu yang diperlukan anak untuk menyelesaikan proses perkembangan pada umumnya. Anak yang mengalami parentifikasi terpapar pada informasi orang dewasa sebelum waktunya, yang dapat merusak perkembangan mental, emosional, dan sosialnya. Hal ini dapat mengakibatkan perasaan stres, cemas, dan kelelahan yang berlebihan.
Selain itu, anak yang mengalami parentification trauma mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan identitas mereka sendiri, karena fokus anak terlalu banyak tertuju pada memenuhi kebutuhan orang lain. Dalam jangka panjang, parentification trauma dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional anak yang berlanjut hingga dewasa. Mengganggu karir dan hubungan sosial anak di masa depan.
Penting untuk mendekati anak yang mengalami parentification trauma dengan kepekaan dan dukungan. Terapi psikologis mungkin dapat membantu mereka dalam memproses pengalaman, memahami dampak, dan belajar cara mengekspresikan kebutuhan serta perasaan anak secara sehat. Dengan dukungan dari lingkungan sekitar, anak yang mengalami parentification trauma bisa mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesDesember