Fimela.com, Jakarta Growth mindset, atau pola pikir yang berkembang, mencerminkan keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat ditingkatkan melalui upaya, latihan, dan ketekunan. Berbeda dengan fixed mindset yang meyakini bahwa kemampuan seseorang sudah ditentukan dan tidak dapat berubah, orang dengan growth mindset percaya bahwa mereka dapat mengembangkan kecerdasannya dan tidak terbatas pada apa yang dimiliki sejak lahir.
Memahami konsep growth mindset menjadi kunci penting dalam pengembangan diri. Menumbuhkan growth mindset pada anak sejak dini memberikan dasar yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberhasilannya di masa depan. Pola pikir ini membantu anak mengatasi tantangan dan mempertahankan pandangan yang positif atau optimis.
Ketika anak memahami bahwa kemampuan mereka dapat terus berkembang melalui usaha, hal tersebut akan mendorong semangat belajarnya dan termotivasi untuk menghadapi tantangan baru. Anak melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan meningkatkan dirinya. Dengan memiliki growth mindset, anak akan lebih siap untuk mengatasi tantangan masa depan dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Advertisement
Advertisement
Tips menumbuhkan growth mindset anak
Dilansir dari verywellfamily.com, berikut beberapa tips menumbuhkan growth mindset pada anak:
1. Tidak apa-apa salah
Mencoba hal baru merupakan suatu hal yang sulit karena sering kali merasa takut gagal. Mengajarkan anak bahwa mengalami kegagalan bukanlah suatu masalah, akan membuat anak lebih percaya diri dan berani untuk mencoba tantangan baru. Dalam proses tersebut anak akan belajar dengan sendiri apa yang berhasil dan apa yang tidak, sehingga sekaligus melatih kemampuan problem solving anak.
2. Mencoba pendekatan baru dalam pemecahan masalah
Berbagai permasalahan memerlukan strategi dan metode yang berbeda untuk diselesaikan. Ajak anak untuk menemukan jalan penyelesaian lain yang mungkin bisa mengatasi masalah tersebut. Dari sini anak akan belajar bahwa penyelesaian masalah dapat diraih tidak hanya melalui satu cara, jika satu cara gagal, mungkin cara lain akan berhasil. Anak akan termotivasi untuk terus berusaha dan pantang menyerah. Bantu anak menyelesaikan suatu masalah dengan bertukar pikiran.
3. Tanamkan bahwa kesalahan merupakan bagian dari proses
Ingatkan anak bahwa kesalahan membantu otak berkembang. Dari kesalahan, mereka dipaksa untuk mencari tahu penyebabnya dan mempelajari sesuatu yang baru dalam prosesnya. Mindset ini tidak hanya mengurangi rasa takut akan kemungkinan melakukan kesalahan, tetapi juga memvalidasi upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah. Hal ini akan mendiring jalur pembelajaran yang berkelanjutan.
4. Memperhatikan pendekatan dalam memecahkan masalah
Strategi pemecahan masalah sering kali dapat digunakan dalam situasi yang tak terlihat. Coba tanya kepada anak bagaimana mereka memutuskan untuk memecahkan suatu masalah, beri anak apresiasi atas keberaniannya memutuskan penyelesaian suatu masalah secara mandiri.
5. Ingatkan bahwa growth mindset tidak hadir sepanjang waktu
Growth mindset mungkin merupakan cara pandang menyeluruh dalam mempelajari materi yang menantang dan memecahkan masalah sulit, namun hal ini tidak selalu terjadi. Tidak ada orang yang sempurna sepanjang waktu. Memberikan umpan balik dan mengupayakan growth mindset lebih penting daripada menjadi sempurna. Yang terpenting adalah semangat tidak mudah menyerah dan putus asa ketika anak menemui suatu kegagalan.
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesDesember