Sukses

Parenting

Orangtua Wajib Pahami Dampak Sugar Rush pada Anak, Akibat Konsumsi Gula Berlebih

Fimela.com, Jakarta Makanan manis yang mengandung gula menjadi makanan favorit banyak anak-anak. Namun, konsumsi gula berlebih pada anak sering dikaitkan dengan efek sugar rush. Pernahkah Sahabat Fimela mendengar istilah sugar rush?  Dilansir dari laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, sugar rush merupakan suatu kondisi melonjaknya energi besar pada tubuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula yang tinggi.

Sugar rush sering dikaitkan dengan perilaku hiperaktif dan perubahan suasana hati pada anak setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak gula seperti permen, cokelat, kue, es krim, dan lainnya. Anak yang mengalami sugar rush tampak lebih bersemangat dalam waktu singkat dan kemudian cepat merasa lelah, mudah tersinggung, dan sering lapar.

Akan tetapi, hingga saat ini fenomena sugar rush sendiri masih menjadi perdebatan para ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa sugar rush hanyalah mitos. Sementara sebagian lainnya berpendapat adanya hubungan antara konsumsi gula dan tingkat energi pada anak. Gula merupakan karbohidrat sederhana yang dapat diurai dengan cepat di dalam saluran pencernaan, sehingga ketika tubuh sedang lapar, konsumsi gula membuat tubuh dan otak merasakan ledakan energi segera.

Dilansir dari verywellfamily.com, ada juga ahli nutrisi yang berpendapat bahwa lonjakan energi setelah konsumsi makanan manis adalah suatu bentuk kegembiraan anak. Anak yang tidak terbiasa diberi permen atau makanan manis akan merasa sangat senang ketika mendapatkannya. Respon kegembiraan tersebut sering kali dilihat sebagai perilaku hiperaktif.

Dampak Konsumsi Gula Berlebih

Meskipun konsumsi gula berlebih belum terbukti dapat menyebabkan sugar rush pada anak, terdapat sejumlah dampak yang mungkin ditimbulkan  dari konsumsi gula berlebih pada anak, di antaranya:

Perasaan tidak nyaman

Konsumsi makanan manis berlebihan pada saat perut kosong dapat menyebabkan sakit perut dan menimbulkan perasaan tidak nyaman sementara pada beberapa anak.

Perubahan suasana hati

Konsumsi terlalu banyak gula berpotensi menyebabkan perubaan suasana hati bahkan depresi pada anak. Anak juga merasa cepat lelah dan mudah lapar kembali.

Peningkatan energi

Gula menyediakan energi tambahan untuk otot dan organ yang nerpotensi meningkatkan aktivitas fisik.

Efek Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Melansir dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), makanan dengan tambahan gula tidak boleh lebih dari 10% kalori harian pada siapa pun yang berusia 2 tahun ke atas. Untuk anak-anak berusia 2 tahun ke bawah, gula tambahan harus dihindari sama sekali. Makanan manis dapat berdampak negatif terhadap perilaku jangka pendek maupun kesehatan jangka panjang.

Efek jangka pendek

Gula merupakan karbohidrat sederhana yang cepat terurai dalam tubuh. seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumsi terlalu banyak gula dapat memicu ledakan energi yang intens diikuti dengan perubahan suasana hati yang buruk. Gula dapat menyebabkan anak cepat lapar kembali, merasa mudah lelah, dan murung.

Efek jangka panjang

Kalori dari gula bisa bertambah dengan cepat yang menyebabkan pertambahan berat badan secara tidak sehat pada anak. Konsumsi terlalu banyak gula juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, di antaranya:

  • Diabetes
  • Obesitas
  • Penyakit jantung
  • Hipertensi
  • Masalah pada gigi
  • Dislipidemia
  • Resistensi insulin
  • Kolesterol tinggi
  • Gangguan tidur
  • Depresi
  • Asam urat

Dari berbagai dampak yang telah disebutkan, gula alami juga memberikan manfaat bagi tubuh. Akan tetapi,  orangtua diharapkan dapat mengontrol konsumsi gula pada anak agar tidak menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan anak kelak.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesNovember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading