Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, sebagai orangtua, kita tahu bahwa anak-anak menerima banyak informasi setiap harinya dari sekolah, internet, teman-teman mereka, dan kita sendiri. Nah, dalam kasus tersebut, anak-anak perlu belajar cara mengevaluasi terkait dengan apa yang mereka dengar dan lihat agar dapat membentuk pendapat dan keyakinan mereka sendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan critical thinking (kemampuan berpikir kritis), yang mana penting dalam kehidupan.
Dalam dunia yang cepat dan penuh dengan informasi, seringkali mudah bagi kita untuk membuat penilaian cepat berdasarkan informasi terbatas. Nah, ketika kita meluangkan waktu untuk berpikir secara kritis, kita lebih mungkin menemukan solusi kreatif untuk masalah dan membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, berpikir kritis adalah keterampilan hidup yang sangat penting yang perlu kita latih dan kembangkan.
Dilansir dari Very Well Family, critical thinking merupakan kemampuan untuk membayangkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan tujuan untuk menentukan integritas dan validitasnya, seperti dalam memahami sebuah informasi yang fakta atau bukan. Tanpa kemampuan berpikir kritis, anak-anak akan kesulitan dalam menghadapi prestasi akademik, terutama ketika mereka semakin dewasa.
Advertisement
Anak membutuhkan kemampuan critical thinking untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Sebagai orangtua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa anak-anak dapat berpikir sendiri dan mengembangkan pola pikir kritisnya sebelum mereka beranjak dewasa.
Dilansir dari Twinkl Parents, kemampuan berpikir kritis membantu anak-anak untuk mengkaji pemikiran dan gagasan mereka sendiri. Dengan mengembangkan critical thinking, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka dan tumbuh menjadi individu yang berpikiran terbuka dan berpengetahuan. Selain itu, mengingat perkembangan teknologi dan penemuan-penemuan baru yang terjadi setiap hari, anak-anak perlu memiliki kemampuan berpikir kritis agar dapat mengikuti perkembangan tersebut.
Belajar bagaimana berpikir secara kritis tidak hanya akan membantu anak-anak unggul di sekolah, tetapi juga akan melengkapi mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang berdasarkan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi orangtua untuk mendidik anak supaya kemampuan berpikir kritisnya terasah. Nah, berikut adalah cara parenting yang dapat mengembangkan critical thinking anak. Yuk, simak informasinya.
Advertisement
Ajari Anak untuk Memecahkan Masalah
Cara pertama untuk mengajarkan anak-anak berpikir kritis adalah dengan mengajari mereka cara menyelesaikan masalah. Dilansir dari Very Well Health, salah satu contohnya adalah dengan meminta mereka untuk berpikir tentang setidaknya lima cara berbeda untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Misalnya, orangtua dapat menantang anak untuk memindahkan suatu objek dari satu sisi ruangan ke sisi yang lain tanpa menggunakan tangan mereka. Awalnya, mungkin si kecil berpikir bahwa hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Akan tetapi, dengan sedikit dukungan dari orangtua, mereka mungkin akan melihat ada berbagai macam solusi yang bisa dilakukan, seperti menggunakan kaki atau memakai sarung tangan. Penting bagi orangtua untuk membantu anak berpikir tentang berbagai solusi terkait masalah yang sama, lalu memilih salah satu solusi untuk melihat apakah itu berhasil.
Dorong Anak untuk Bertanya
Sebagai orangtua, kita tentunya paham betapa melelahkannya untuk menjawab deretan pertanyaan yang terus-menerus ditanyakan anak. Meskipun begitu, penting bagi orangtua untuk terus mendorong anak mempertanyakan berbagai macam hal. Mengajukan pertanyaan adalah bagian dasar dari pemikiran kritis. Selain itu, orangtua perlu mencontohkan perilaku bertanya dengan membiarkan anak melihat orangtua juga mempertanyakan sesuatu hal.
Dengan mendorong anak untuk terus bertanya, muncul rasa penasaran pada anak. Rasa penasaran ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Anak tidak hanya akan belajar cara mengartikulasikan dirinya, tetapi juga mereka akan semakin mahir dalam mengidentifikasi informasi yang tidak benar atau menyesatkan dari orang lain.
Latih Anak untuk Membuat Keputusan
Sebagai bagian dari proses pembelajaran menjadi seorang pemikir yang kritis, anak-anak perlu dilatih untuk membuat keputusan. Salah satu cara yang dapat orangtua terapkan pada anak dalam berpikir dan membuat keputusannya sendiri adalah dengan memberikan mereka kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka akan menghabiskan waktunya.
Misalnya, orangtua dapat mengizinkan anak untuk mengatakan "Tidak. terima kasih" kepada teman bermainnya atau undangan pesta jika mereka tidak mau mendatanginya. Contoh lainnya adalah orangtua dapat memberikan uang saku kepada anak dan membiarkan mereka untuk membuat keputusan dalam menggunakan uang sakunya tersebut. Dengan tindakan-tindakan seperti tadi, anak diharuskan berpikir kritis tentang pilihannya dan potensi konsekuensinya sebelum membuat keputusan.
Ajari Anak untuk Melihat dengan Perspektif yang Berbeda
Dilansir dari Twinkl Parents, untuk melatih pemikiran kritis anak, orangtua bisa mengajarinya untuk melihat segala hal dengan berbagai perspektif. Orangtua dapat melakukan ini dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan seperti "Menurut kamu, bagaimana nantinya perasaan orang itu?" atau "Apa yang akan kamu lakukan dalam situasi itu?".
Nah, dengan mengajari anak untuk melihat segala hal dengan perspektif yang berbeda, hal ini tidak hanya melatih pemikiran kritisnya, tetapi juga membantu menumbuhkan rasa empatinya. Dalam hal tersebut, anak jadi paham bahwa ada banyak sisi dari setiap cerita.
Dorong Anak untuk Bereksplorasi dan Bereksperimen
Orangtua dapat mengembangkan pemikiran kritis anak dengan mendorongnya untuk bereksplorasi dan bereksperimen. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan mereka kesempatan untuk mencoba berbagai macam hal baru dan membuktikan hipotesis mereka sendiri.
Misalnya, orangtua dapat membuat eksperimen sains sederhana untuk dicoba oleh anak-anak, membiarkan mereka bermain-main dengan clay untuk menciptakan sesuatu yang baru, atau membiarkan mereka membuat gambar-gambar yang kreatif. Dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen, seiring berjalannya waktu, kebiasaan berpikir kritis anak tentang dunia di sekitar mereka semakin terasah.
Penulis: Denisa Aulia