Fimela.com, Jakarta Bersosialisasi atau menjalin pertemanan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak. Kemampuan ini mencakup interaksi dengan orang lain, membangun hubungan, dan berkomunikasi secara efektif. Sayangnya, tidak semua anak mudah dalam bersosialisasi. Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, yang dapat menjadi masalah di masa depan.
Dilansir dari raisingchildren.net.au, gangguan bersosialisasi pada anak ini sering juga disebut social anxiety atau kecemasan sosial. Anak-anak dengan gangguan bersosialisasi mungkin menghindari banyak situasi yang melibatkan interaksi dengan orang lain. situasi ini termasuk bermain dengan teman, bergabung dalam tim, berbicara dengan orang lain, dan sebagainya.
Merasa gugup dalam beberapa situasi sosial merupakan hal yang wajar. Namun, gangguan bersosialisasi yang berlebihan pada anak dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, tumbuh kembang, bahkan kehidupan anak di masa depan. Gangguan bersosialisasi yang tidak segera diatasi dapat menjadi kondisi mental yang kronis. Untuk itu penting mengetahui tanda gangguan bersosialisasi pada anak sejak usia dini.
Advertisement
Advertisement
Tanda anak memiliki gangguan bersosialisasi
Berikut beberapa tanda anak mengalami gangguan bersosialisasi:
- Kesulitan bertemu anak-anak lain atau bergabung dalam kelompok
- Memiliki jumlah teman yang terbatas
- Menghindari situasi sosial di mana anak menjadi fokus perhatian
Kecemasan sosial juga dapat menunjukkan beberapa tanda fisik, seperti:
- Mual
- Sakit perut
- Wajah memerah
- Gemetar
Tanda-tanda ini sering kali terabaikan. Anak yang mengalami gangguan bersosialisasi biasanya pendiam dan penurut, serta jarang bercerita tentang kesehariannya.
Penyebab anak sulit bersosialisasi
Berikut beberapa penyebab anak sulit bersosialisasi:
Rasa tidak percaya diri
Salah satu penyebab anak mengalami gangguan bersosialisasi adalah rasa percaya diri yang rendah pada anak. Anak yang tidak percaya diri merasa cemas atau takut berbicara dengan orang lain, terutama orang asing.
Kurangnya keterampilan sosial
Anak yang kurang memiliki keterampilan sosial mungkin sulit memahami aturan sosial seperti berbagi, mengambil giliran, atau mengendalikan emosi yang membuat anak terlihat tidak ramah.
Gangguan perkembangan
Anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti autisme atau gangguan kecemasan sosial dapat membuatnya sulit bersosialisasi.
Lingkungan keluarga
Anak yang tumbuh dalam keluarga yang kurang mendukung atau sering mengalami konflik mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Pengalaman traumatik
Pengalaman traumatis seperti pelecehan atau kehilangan sosok yang dicintai dapat menjadi penyebab anak sulit bersosialisasi. Memiliki kesulitan untuk percaya dan membuka diri kepada orang lain.
Â
Penulis: Maritza Samira.
#BreakingBoundariesNovember