Sukses

Parenting

6 Penyebab Tantrum yang Paling Umum, Ketahui Cara Penanganannya

Fimela.com, Jakarta Salah satu tantangan yang harus dilalui oleh orang tua dalam mengasuh anak adalah ketika buah hati mereka mulai menangis dan mengamuk. Perilaku anak sering menangis dan mengamuk ini tentu sudah biasa kita temui. Tapi, perilaku ini terkadang membuat orang tua kesulitan dalam menghadapinya.

Perilaku anak yang menangis dan mengamuk disebut juga sebagai tantrum. Perilaku ini umum terjadi pada anak dan menjadi bagian dari proses perkembangan si anak. Tantrum sendiri adalah luapan emosi dari anak yang ditunjukkan dengan cara menangis atau bahkan disertai dengan aktivitas motorik, seperti membanting barang, berguling di lantai, atau memukul.

Selain menjadi bentuk komunikasi seorang anak atas rasa kesalnya, perilaku tantrum juga bisa menjadi cara si anak dalam melakukan observasi. Misalnya, ketika anak mengamuk untuk mendapatkan sesuatu, dan kamu sebagai orangtua menuruti keinginannya, Ia akan mengulangi cara tersebut di kemudian hari. Ini tentu akan menjadi kebiasaan buruk bagi si anak.

Maka dari itu, menjadi penting untuk mengetahui dengan jelas penyebab dan cara menghadapi anak yang sedang tantrum. Berikut Fimela.com telah merangkum 6 penyebab tantrum yang paling umum beserta cara penanganannya. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

Penyebab Tantrum yang Paling Umum

Dikutip dari Merdeka.com, penyebab anak sering menangis dan mengamuk dapat dikarenakan:

  1. Frustrasi
  2. Menginginkan perhatian
  3. Menginginkan sesuatu (seperti hadiah atau mainan)
  4. Menghindari melakukan sesuatu (seperti membersihkan atau meninggalkan tempat seperti taman bermain)
  5. Lapar
  6. Kelelahan

Penyebab besar kenapa anak menangis dan mengamuk adalah konflik yang mereka rasakan. Mereka mencari kebebasan tetapi masih mendambakan perhatian orang tua mereka.

Dan mereka belum mengembangkan keterampilan untuk menghadapi emosi atau kekecewaan yang kuat. Mereka sering tidak memiliki keterampilan verbal untuk menjelaskan perasaan mereka, sehingga mereka cenderung menangis dan melakukan sesuatu yang menarik perhatian.

 

Cara Orangtua Menghadapi Tantrum

Setelah mengetahui penyebab anak sering menangis dan mengamuk, ada baiknya orangtua memahami cara untuk menghadapinya. Untuk menghadapi anak yang sering menangis dan mengamuk, coba strategi ini ketika mereka tantrum:

  • Temukan pengalih perhatian: Jika orangtua merasakan anak mulai mengamuk, tetapi itu belum menjadi ledakan besar, cobalah untuk mengalihkan perhatian anak. Tunjukkan sesuatu yang menarik atau libatkan mereka dalam suatu kegiatan.
  • Tetap tenang: Begitu anak sedang mengamuk, jangan mengancam, menceramahi, atau berdebat dengan mereka. Melakukan hal itu hanya membuat perilaku mereka semakin parah. Kemudian, ketika anak tenang, bicarakan dengan mereka tentang perilaku mereka sebelumnya.
  • Abaikan amukan: Ini menunjukkan kepada anak bahwa perilaku mengamuk tidak dapat diterima dan tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Jauhkan mereka dari tempat umum: Jika orangtua berada di tengah-tengah toko atau tempat umum lainnya, pastikan orangtua dapat melihat anak setiap saat. Jika orangtua mulai merasa anak mungkin menyakiti diri sendiri atau orang lain, jauhkan mereka dari lingkungan.
  • Jaga agar tetap aman: Singkirkan benda berbahaya yang ada di dekat mereka. Cobalah untuk menggendong anak, sehingga mereka tidak bisa melukai diri mereka sendiri. Jika anak benar-benar di luar kendali, bawa mereka ke tempat yang aman sampai mereka tenang.

Cara Mencegah Tantrum pada Anak

Penyebab anak sering menangis dan mengamuk dapat dicegah. Dilansir dari Merdeka.com, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak sering menangis dan mengamuk:

  • Berikan banyak perhatian positif. Orangtua bisa menghadiahi si kecil dengan pujian dan perhatian untuk perilaku positifnya.
  • Cobalah untuk memberi anak kendali atas hal-hal kecil. Tawarkan pilihan kecil seperti "Apa kamu ingin jus jeruk atau jus apel?" atau "Apa kamu ingin menyikat gigi sebelum atau sesudah mandi?" Namun, jika orangtua bertanya, "Apa kamu ingin menyikat gigi sekarang?", yang kemungkinan besar akan dijawab "tidak".
  • Alihkan perhatian anak. Manfaatkan rentang perhatian si kecil yang pendek dengan menawarkan sesuatu yang lain sebagai ganti dari apa yang tidak dapat mereka miliki. Mulailah aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang membuat frustrasi atau terlarang. Atau ubah lingkungan untuk mengubah suasana. Bawa anak ke luar atau ke dalam atau pindah ke ruangan lain.
  • Bantu anak-anak mempelajari keterampilan baru. Bantu anak-anak belajar melakukan sesuatu. Pujilah mereka untuk membuat mereka merasa bangga dengan apa yang dapat mereka lakukan. Juga, mulailah dengan sesuatu yang sederhana sebelum beralih ke tugas yang lebih menantang.
  • Pertimbangkan permintaan anak. Orangtua sebaiknya mempertimbangkan apa yang diinginkan oleh anak dengan hati-hati.
  • Ketahui batasan anak. Jika orangtua tahu anak sudah lelah, jangan ajak mereka untuk pergi keluar atau mencoba melakukan tugas lagi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading