Sukses

Parenting

Mengenal Retardasi Mental, Salah Satu Dampak Stunting yang Mempengaruhi Kognitif Anak

Fimela.com, Jakarta Retardasi mental atau disabilititas intelektual merupakan salah satu dampak negatif stunting pada anak yang mempengaruhi perkembangan otak. Menurut WHO, stunting sendiri adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar.

Stunting pada anak yang tidak ditangani sedari dini akan menghasilkan berbagai macam dampak negatif bagi anak. Dampak dari stunting diketahui bersifat irreversible atau tidak bisa diubah lagi, yang akan terus mempengaruhi kehidupan anak kedepannya. Penderita stunting tidak hanya mengalami gagal tumbuh, tetapi juga berpengaruh terhadap kecerdasannya.

Dilansir dari Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood PMC, kekurangan gizi akan mempengaruhi area otak yang terlibat dalam kognisi, memori, dan keterampilan lokomotor. Stunting dikaitkan dengan patologi struktural dan fungsional otak serta berbagai defisit kognitif pada anak. Gangguan perkembangan mental dan kemampuan kognitif anak inilah yang dikenal juga sebagai retardasi mental anak.

Apa itu retardasi mental?

Retardasi mental ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata dan kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Tingkat keparahan retardasi mental cukup bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat berat. Dilansir dari webmd.com, anak dengan retardasi mental memiliki keterbatasan dalam dua bidang, yaitu:

Fungsi intelektual (IQ)

Hal ini mengacu pada kemampuan anak untuk belajar, bernalar, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

Perilaku adaptif

Hal ini merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kemampuan berkomunikasi secara efektif, berinteraksi dengan orang lain, dan menjaga diri sendiri.

Fungsi intelektual biasanya diukur menggunakan tes IQ. Di mana, IQ rata-rata adalah 100, dengan mayoritas skor antara 85 dan 115. Namun, pada seorang anak dengan retardasi mental, memiliki IQ yang kurang dari 70 hingga 75.

Untuk mengukur perilaku adaptif seorang anak, biasanya spesialis akan mengamati keterampilan anak tersebut dan membandingkannya dengan anak-anak lain pada usia yang sama, antara lain seberapa baik anak makan atau berpakaian, kemampuan komunikasi anak, pemahaman anak, dan bagaimana interaksi anak dengan keluarga, teman, dan anak-anak lain seusianya.

Tanda-tanda retardasi mental pada anak

Anak-anak yang tampak sehat secara fisik dan normal juga bisa mengalami retardasi mental. Banyak tanda-tanda retardasi mental pada anak yang berbeda, hal ini sering kali bergantung pada tingkat keparahannya. Berikut beberapa tanda retardasi mental anak yang paling umum:

  • Keterlambatan dalam berguling, duduk, merangkak, atau berjalan.
  • Gangguan berbicara
  • Lamban dalam mempelajari hal-hal seperti berpakaian, membersihkan diri, makan sendiri
  • Kesulitan dalam mengingat
  • Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan konsekuensi
  • Kesulitan dalam mengendalikan emosi
  • Kesulitan dalam memecahkan masalah atau berpikir logis
  • Kesulitan untuk berhubungan dengan orang lain

Pada anak dengan retardasi mental yang parah atau berat, biasanya mengalami masalah kesehatan lainnya, termasuk kejang, gangguan kecemasan, autisme, ganguan keterampilan motorik, masalah penglihatan, atau masalah pendengaran.

Penulis: Maritza Samira

#BreakingBoundariesNovember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading