Fimela.com, Jakarta Menjadi ibu baru bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Mereka harus merawat dan mengurus bayi sendiri. Tentu, dibutuhkan bantuan untuk merawat si kecil bagi ibu baru yang belum berpengalaman sebelumnya. Rasa lelah dan banyaknya tekanan membuat sebagian besar ibu baru mengalami depresi pascapersalinan atau postpartum depression.
Sebagian ibu baru tidak menyadari bahwa dirinya mungkin saja mengalami depresi ini. Menurut data WHO (2018) angka kejadian postpartum blues di Indonesia antara 50%–70 dan angka kejadian depresi postpartum tercatat sebanyak 22,4%. Angka yang cukup banyak dan hasil penelitian Kusuma (2017), di Yogyakarta menunjukkan bahwa dari 68 orang ibu postpartum terdapat 44 orang (64,7%) mengalami depresi postpartum.
Baru-baru ini, seperti yang dikutip dari thegoodparent.id seorang ibu bernama Pranaiya yang mengakhiri hidupnya bersama sang anak karena mengalami postpartum depression. Hal ini terjadi lantaran sang ibu mengalami kesulitan saat memberikan ASI kepada sang putra. ASI yang dihasilkan sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan si kecil, dan sempat memutuskan untuk berganti susu formula sebagai pengganti ASI. Namun, usaha tersebut gagal mengurangi kecemasan Pranaiya. Akhirnya kurang dari 6 bulan setelah melahirkan, Pranaiya mengakhiri hidup bersama sang putra. Tentu, kejadian tersebut sangatlah miris. Dibutuhkan dukungan dari orang terdekat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Advertisement
Advertisement
Tanda Seseorang Mengalami Postpartum Depression
Dukungan orang terdekat sangatlah penting bagi seorang ibu baru. Untuk mengurangi risiko postpartum depression, perlu diketahui apa saja tanda-tanda yang perlu menjadi kehati-hatian orang terdekat sang ibu.
Melansir dari webmd.com (10/4) Berikut ini adalah tanda dari postpartum depression.
1. Mengalami Baby Blues
Jika mengalami suasana hati yang menurun selama 2 minggu pertama setelah melahirkan, itu adalah hal yang wajar. Namun, jika merasa sedih atau bahkan putus asa dalam beberapa minggu kemudian dan perasaan itu semakin kuat, bisa jadi itu adalah tanda masalah yang serius.
2. Kesedihan atau Rasa Bersalah Memenuhi Pikiran
Merasa kesal sesekali adalah hal yang wajar. Namun jika sering menangis, atau sering merasa tidak bahagia menjadi orangtua, atau merasa “down” sebagai seorang ibu, ini mungkin salah satu tanda awal depresi pascapersalinan.
3. Kesulitan dalam Mengambil Keputusan
Saat kamu merasa lelah dan tidak bisa memutuskan hal sesederhana apakah akan bangun dari tempat tidur, mandi, mengganti popok bayi, atau mengajaknya berjalan-jalan atau tidak maka kamu dan orang terdekatmu harus mulai waspada.
4. Khawatir Tidak akan Menjadi Ibu yang Baik
Siapa yang tidak mengkhawatirkan hal ini? Hal ini umum terjadi pada ibu yang bayinya sakit, prematur, atau lahir dengan kebutuhan khusus. Namun jika ini bukan situasi tersebut, maka keraguan terus-menerus terhadap diri sendiri sebagai seorang ibu bisa berarti hal lain.
5. Pola Tidur yang Berubah
Hal ini bisa terjadi pada siapa pun yang baru saja melahirkan dan memiliki bayi. Namun, berbeda jika tidak dapat tidur ketika bayi sedang tertidur atau waktu istirahat justru tidak dapat tidur ini bisa menjadi tanda awal bahwa mengalami depresi pascapersalinan.
6. Mengalami Perubahan Besar dan Penuh Tekanan dalam Hidup
Selalu bertengkar dengan pasangan, atau merasa keluarga tidak membantu merawat bayi. Merasa tidak dicintai dan tertekan dapat memicu stres yang dapat menyebabkan depresi pasca melahirkan.
7. Berpikir untuk Menyakiti Diri Sendiri
Pikiran untuk bunuh diri, atau melukai diri sendiri atau bayi, adalah tanda lanjutan dari depresi pascapersalinan dan bahkan psikosis pascapersalinan. Jika kamu memiliki pemikiran untuk bunuh diri, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan.
Cara Mencegah Terjadi Postpartum Depression
Cara paling efektif untuk mendiagnosis dan mengobati postpartum depression adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Dokter dapat mengevaluasi gejala dan menyusun rencana pengobatan terbaik untukmu.
Melansir dari healthline.com (10/4), berikut beberapa tips yang dapat membantu mengatasi depresi pasca persalinan. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Berolahragalah Selagi Bisa
Peneliti di Australia menjelaskan bahwa olahraga mungkin memiliki efek antidepresan bagi perempuan penderita depresi pasca persalinan. Secara khusus, berjalan-jalan dengan bayi di kereta dorong mungkin merupakan cara mudah untuk melakukan beberapa langkah dan menghirup udara segar.
2. Menjaga Pola Makan
Makan sehat saja tidak akan menyembuhkan depresi pascapersalinan. Meski begitu, membiasakan diri mengonsumsi makanan bergizi dapat membantu merasa lebih baik dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
3. Menikmati Waktu untuk Diri Sendiri
Kamu mungkin merasa jenuh saat menyusui. Mungkin juga merasa terbebani oleh pekerjaan, tanggung jawab rumah tangga, atau anak-anak yang lebih besar. Daripada menghadapi stres ini sendirian, carilah bantuan. Terimalah tawaran orang terdekat atau keluarga untuk menitipkan anak. Biarkan pasangan atau orang terpercaya lainnya menjaga si kecil selama beberapa jam saja.
Tak ada salahnya dengan menjadwalkan “me time” khusus seminggu sekali. Meskipun hanya bisa keluar rumah di antara sesi menyusui, kamu dapat menggunakan waktu ini untuk melakukan dekompresi. Jalan-jalan, tidur siang, pergi ke bioskop, atau lakukan yoga dan meditasi.
Memiliki anak adalah bukan hal mudah. Mengasuh dan merawat anak bukan semata tanggungjawab ibu. Pasangan bisa menjadi support system yang utama. Bekerja sama dan selalu menerima bantuan dari orang lain tidak ada salahnya dilakukan. Selamat menjalani kehidupan sebagai seorang ibu, Sahabat Fimela.