Fimela.com, Jakarta Melalui Unicef, ketika seorang anak lahir, bayi membutuhkan seseorang untuk membantunya mengenal, maju, dan terus berkembang. Entah orangtua, kakek nenek maupun orang dewasa lainnya berperan penting dalam mendidik dan mendukung anak melalui dukungan yang membentuk fisik, emosi, serta kemampuan kognitif.
Tetapi menjadi orangtua bukanlah perkara yang mudah karena mereka tahu tidak ada instruksi manual untuk itu. Apalagi kesehatan mental saat ini menjadi isu hangat yang terus dibicarakan. Pemicu yang terasa adalah pada saat pandemi sehingga tingkat gangguan kesehatan mental meningkat dan orangtua harus mencari cara untuk mendidik anak dan tetap menjaga kesehatan mental mereka. Berikut informasi serta tips mendidik anak dan tetap menjaga kesehatan mental mereka.
Advertisement
Apa itu kesehatan mental?
Melansir dari laman resmi children’s health, kesehatan mental adalah emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika juga disebutkan kesehatan mental dapat mempengaruhi cara berpikir, merasakan, berperilaku serta mempengaruhi kegiatan sehari-hari seperti pertemanan, performa akademik, dan kesehatan tubuh.
Saat ini kurangnya kesadaran mental health menjadi topik yang sering dibicarakan. Tidak hanya itu, peningkatan kasus yang berkaitan dengan mental health juga semakin meningkat setiap saat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC memperkirakan 1 dari 5 anak di Amerika Serikat mengalami gangguan mental, perilaku dan komunikasi pada anak. Gangguan lain yang umumnya juga dialami oleh anak-anak antara lain:
- Kecemasan
- Gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (ADHD)
- Gangguan perilaku seperti gangguan pembangkangan dan gangguan emosi yang serius
- Depresi
Krisisnya kesehatan mental anak saat ini
Dilansir melalui American Psychology Association, pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri untuk anak-anak muda di Amerika Serikat yang menyebabkan krisis kesehatan mental seperti yang telah ditegaskan oleh Kepala Badan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat tahun lalu. Namun, anak-anak dan remaja di Amerika Serikat telah mengalami gangguan dalam waktu yang lebih jauh sebelum pandemi. Dalam 10 tahun terakhir, perasaan kesedihan yang berlanjut dan hilangnya harapan termasuk gangguan dan pikiran ingin melakukan tindakan bunuh diri juga meningkat sebanyak 40% berdasarkan survei dua tahunan Amerika tentang risiko kesehatan pada anak-anak muda.
“Kami melihat peningkatan yang tinggi pada kasus bunuh diri dan depresi, dan hal ini akan berlanjut selama beberapa waktu kedepan,” ujar psikolog Kimberly Hoagwood, PhD, profesor anak dan serta psikiater remaja di New York University. Pada saat pandemi menjadi lebih buruk, karena pembatasan sosial serta pembelajaran jarak jauh membuat anak-anak dan para remaja harus merasakan rasanya kehilangan akibat COVID-19, orangtua yang kehilangan pekerjaan, atau menjadi korban kekerasan fisik dan mental di rumahnya.
Advertisement
Peran orangtua dalam mendidik dan menjaga kesehatan mental
Melansir dari children’s health, orangtua berperan penting dalam memberikan support serta menjaga kesehatan mental yang sehat pada anak. Gangguan mental dapat berpengaruh dalam keluarga. Jadi semisal Anda mengalami gangguan kecemasan, ada kemungkinan jika anak Anda mengalami gangguan kecemasan pula. Namun, tentu saja hal ini tidak selalu terjadi sebab lingkungan juga berpengaruh.
“Hal yang terpenting adalah menjadi model yang baik dan melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat sehingga anak dapat menghadapi tantangan dalam hidup mereka,” ujar Dr. Westers.
1. Biarkan anakmu merasakan tertekan dan kegagalan
Sebagai orangtua tentunya sangat dimengerti untuk ikut membantu dan menghentikan anak dari rasa tertekan bahkan kegagalan, Namun pengalaman tersebut adalah kunci untuk membangun kesehatan mental yang sehat.
“Kegagalan membentuk anak yang tahan banting serta keberanian untuk tumbuh, pengertian, serta empati,” kata Dr. Westers.
Selama anak kamu mampu, kamu bisa tetap berada di sisinya dan siap untuk mendukung serta memotivasi mereka ketika mereka butuh daripada segera menyelesaikan masalah ketika hal tersebut terjadi.
2. Mendukung untuk berteman dengan orang lain
Kesehatan sosial juga menjadi kunci untuk kesehatan mental kita. Kita juga terhubung antara satu dengan yang lain. Sebagai orangtua, kamu dapat mendukung anak untuk berteman dan memiliki koneksi dengan orang lain. Membangun koneksi juga membuat anak mengenal lebih bagaimana menjadi teman yang baik dan belajar skill sosialisasi yang penting, seperti membaca dan merespon sinyal non-verbal.
Dr. Westers menyarankan pada setiap waktu berhubungan dengan teman online nya, anak-anak membutuhkan 30 menit untuk berkomunikasi secara face to face. Hal ini akan menyeimbangkan waktu online dengan membiarkan anak melakukan aktivitas luar bersama teman-teman lainnya.
3. Menjadi role model berperilaku baik
Salah satu hal terpenting yang dapat membantu orangtua dalam menjaga kesehatan mental anak adalah dengan menjadi “model” untuk berperilaku sehat. Hal ini termasuk ketika kamu dapat terbuka atas apa yang kamu rasakan tanpa harus oversharing. Ini juga berarti bagaimana kamu dapat mengatur emosi setelah berbuat kesalahan.
“Orangtua berbuat kesalahan. Anakpun berbuat kesalahan. Kita menyakiti orang yang kita cintai. Kita harus menyadari bahwa komunikasi adalah cara untuk mengkomunikasikan penyesalan kita. Ketika anak melihat bahwa tidak apa untuk berbuat kesalahan, mereka belajar untuk tidak larut dalam kesalahan di masa lalu. Mereka belajar menjadi tahan banting dan melangkah ke jalan yang lebih baik dan cerah,” ujar Dr. Wester.
4. Biasakan pola hidup sehat
Terakhir buatlah pilihan yang sehat. Kesehatan fisik berperan penting pada kesehatan mental kita. Pikiran dan tubuh terhubung serta makan makanan yang sehat, olahraga, dan tidur yang teratur telah menunjukan cara untuk melindungi diri dari gangguan kesehatan mental serta mempengaruhi mood.
Orangtua harus terus mendukung dan menerapkan pola hidup sehat yang bermanfaat untuk fisik, emosi, serta kesehatan mental anak.
Penulis: Tisha Sekar Aji.
Hashtag: #Breaking Boundaries