Fimela.com, Jakarta Tumbuh kembang anak adalah prioritas utama semua orang tua. Tentunya orang tua ingin anaknya bertumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Orang tua pun wajib mendampingi proses belajar dan bertumbuh anak.
Namun tak jarang anak mengalami kesulitan belajar. Bisa jadi orang tua tidak menyadarinya karena orang tua hanya melihat bahwa anak-anaknya seolah baik-baik saja. Mungkin juga anak sebenarnya kesulitan belajar ketika berada di sekolah, namun tidak disampaikan pada orang tua.
Kesulitan belajar juga disebut dengan istilah learning disabilities. Keadaan ini biasanya ditandai dengan tidak berkembangnya dalam suatu bidang akademik tertentu, bahasa, berbicara, atau keterampilan motorik anak.
Advertisement
Orang tua perlu memahami mengenai learning disabilities yang mungkin dialami oleh anak. Berikut penjelasan mengenai learning disabilities.
Advertisement
Penyebab Learning Disabilities
Dilansir Verywell Family, kesulitan belajar atau learning disabilities merupakan istilah umum untuk berbagai macam masalah belajar, mulai dari membaca, menulis, matematika, penalaran, mendengarkan dan berbicara. Hal ini bukanlah masalah dengan kecerdasan, motivasi dan anak yang malas.
Faktanya, sebagian besar sama pintarnya dengan orang lain. Namun, otak mereka terhubung secara berbeda sehingga mempengaruhi cara mereka menerima, memproses informasi, memiliki keterampilan baru dan sebagainya.
Penyebab dari kesulitan belajar ini tampaknya bisa diturunkan dalam keluarga. Biasanya, anak cenderung memiliki gangguan ini ketika orangtua atau saudara kandung juga mengidapnya. Ada juga faktor lainnya, seperti:
- Kelahiran prematur
- Berat badan saat lahir sangat rendah
- Selama kehamilan menggunakan nikotin, alkohol atau obat-obatan lainnya
- Kurangnya nutrisi pada masa bayi.
Jenis-jenis Learning Disabilities
Kesulitan belajar atau learning disabilities memiliki berbagai jenis yang berbeda, sebagai berikut:
1. Dyslexia
Kondisi yang menyebabkan kesulitan dengan pengenalan kata, ejaan dan pemahaman seperti sulit mengenali kata dasar dan memahami buku bacaan.
2. Dysgraphia
Kondisi yang mengakibatkan gangguan tulisan tangan, ejaan atau keduanya seperti kesulitan menyusun kalimat, paragraf, menggunakan tata bahasa atau tanda baca dan ejaan yang benar dalam bentuk tulisan.
3. Dyscalculia
Kondisi yang mempengaruhi kemampuan belajar aritmatika dan matematika, seperti seringnya membuat kesalahan untuk matematika dasar. Misalnya, anak kesulitan saat mengerjakan kolom yang tidak sejajar untuk penambahan atau pembagian.
Advertisement
Cara Mengatasi Learning Disabilities
1. Bangun Kesadaran dan Kepercayaan Diri Anak
Bagi anak-anak dengan kesulitan belajar, kepercayaan diri atau kesadaran diri tentang pengetahuan seperti kekuatan, kelemahan, minat dan bakat mereka menjadi sangat penting. Cobalah untuk mendorong anak membuat daftar apa saja kekuatan dan kelemahan mereka. Selain itu, bantu anak untuk mengembangkan kekuatan dan bakat mereka dengan mendukungnya.
2. Sering Berdiskusi dengan Anak
Berdiskusi dengan anak mengenai ketekunan mereka bisa menjadi dorongan agar anak terus berjalan dan menghadapi segala tantangan, kegagalan hingga fleksibilitas untuk mengubah rencana jika segala sesuatu tidak berhasil. Beri pemahaman kepada anak terkait kerja keras serta peluang.
3. Pastikan Anak Tidur Cukup
Kesulitan belajar ataupun tidak bisa disebabkan karena kurangnya istirahat. Anak-anak membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa. Rata-rata, anak TK-SD membutuhkan 11-13 jam per malam, anak sekolah menengah sekitar 10-11 jam, dan remaja sekitar delapan setengah sampai sepuluh jam. Jadi, pastikan anak bisa mendapatkan jam tidur yang mereka butuhkan.
4. Sediakan Ruang Belajar yang Nyaman
Siapkan satu ruang khusus anak belajar di area rumah. Atur meja, kursi dan lemari buku senyaman mungkin untuk anak. Pastikan pencahayaannya juga dalam kondisi yang baik. Buatlah momen belajar anak senyaman mungkin.
Mengatasi anak yang kesulitan belajar memang tidak mudah, namun bukan berarti mustahil atau tidak mungkin. Orang tua juga bisa meminta pertolongan pada ahlinya seperti psikolog atau psikiater.