Sukses

Parenting

Cara Menerapkan Pola Asuh Reward Berdasarkan Usia Anak

Fimela.com, Jakarta Penerapan pola asuh pada setiap anak bergantung pada orangtuanya sehingga tentu berbeda-beda. Hal tersebut, didorong dengan pemikiran setiap orangtua yang pasti memahami apa yang terbaik untuk anaknya. Selain itu, bisa juga berasal dari latar belakang setiap keluarga yang berbeda. Namun, yang pasti dalam pemilihan pola asuh sebaiknya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.

Pola asuh yang diterapkan kepada anak sejak kecil nantinya menjadi salah satu faktor penentu sikap mereka sudah beranjak dewasa. Hal tersebut, dapat dilihat ketika seseorang anak yang mendapatkan pola asuh yang terlalu santai, mereka akan menjadi kehilangan arah yang jelas akan masa depannya, tetapi jika kebalikannya anak mendapatkan pola asuh yang begitu keras justru dapat membuat mereka menjadi memberontak atau tidak memiliki kemandirian.

Oleh karena itu, pastikan pola asuh yang diterapkan kepada anak tidak berlebih dan mungkin bisa mempertimbangkan beberapa hal. Pola asuh memang terdiri dari beberapa jenis yang dapat kamu terapkan, salah satunya pola asuh reward. Dilansir dari lovetoknow.com, pola asuh yang menerapkan sistem penghargaan merupakan cara orangtua untuk mendorong anak mengubah perilaku negatifnya menjadi positif.

 

 

Cara Menerapkan Pola Asuh Reward untuk Anak

Pola asuh reward ini membuat anak tertarik untuk mengubah perilaku negatif menjadi positif karena adanya umpan balik sehingga kehadiran penghargaan menjadi motivasi bagi mereka. Lalu, bagaimana menerapkan pola asuh reward untuk anak, berdasarkan usianya?

Anak kecil

Dilansir dari verywellfamily.com, anak kecil sangat responsif akan stiker atau pujian berlabel khusus dan perhatian positif dari orang dewasa. Kamu dapat menggunakan stiker sebagai tanda pengumpulan perbuatan positif yang dilakukan anak dan nantinya jika sudah terkumpul dapat ditukarkan dengan hadiah yang dijanjikan, tetapi sebelumnya jelaskan kepada anak terlebih dahulu sistem penghargaan. Selain itu, penting untuk kamu sebagai orangtua memastikan bahwa perilaku atau tugas yang dicapai anak sesuai dengan usia dan kemampuannya. 

Anak usia sekolah

Anak-anak usia sekolah biasanya akan lebih termotivasi dengan penggunaan penanda seperti tanda centang untuk mendapatkan hadiah yang lebih besar. Selain itu, umumnya pada usia anak sekolah mereka akan merespon imbalan yang lebih nyata. Anak seusia ini juga dapat menangani sistem penghargaan yang lebih kompleks sehingga kamu dapat memberikan tujuan yang lebih besar atau bahkan memberikan dua target sekaligus. 

Remaja

Anak remaja biasanya akan menghargai lebih banyak waktu untuk bermain handphone atau tidur lebih lama. Oleh karena itu, reward yang diberikan dapat lebih besar dan berkaitan dengan kesukaannya seperti jika mendapatkan nilai bagus, ia boleh menginap atau berpergian bersama teman-temannya. 

 

Namun, sebenarnya penerapan pola asuh dengan pemberian reward kepada anak juga menjadi salah satu motivasi bagi mereka dalam melakukan sesuatu hal yang positif dan tentunya mungkin perlu konsistensi yang tinggi supaya terbiasa.

 

 

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Reward untuk Anak

Walaupun menjadi salah satu cara yang dapat membantu anak dalam berperilaku positif, tetapi pola asuh dengan sistem reward ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya, seperti yang dilansir dari youaremom.com.

Kelebihan:

  • Memberikan anak penguatan positif dengan menghargai usaha yang telah dilakukan.
  • Memberikan hasil yang langsung.
  • Membuat anak menjadi disiplin.

Kekurangan:

  • Membatalkan keinginan mereka. 
  • Anak mengerjakan sesuatu hal hanya karena untuk mendapatkan sesuatu atau menghindari hukuman. Oleh karena itu, mereka bisa saja mencontek tanpa benar-benar belajar. 
  • Hanya fokus kepada hadiah yang akan diberikan.

 

 

*Penulis: Fani Varensia

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading