Fimela.com, Jakarta Malam Lailatul Qadr akan terjadi selama 10 hari terakhir di bulan Ramadan. Di mana dalam malam-malam tersebut, Allah SWT mengirimkan ayat Al-Quran pertama dari surah Al-Alaq kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Menjadi malam yang penuh dengan kemuliaan, karena malam ini lebih baik dari 1000 bulan.
Allah akan membalas amal ibadah dan kebaikan yang telah kita perbuat selama 1000 bulan. Tentu semua Muslim ingin mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan malam Lailatul Qadr dengan beribadah semalaman di masjid. Ini menunjukkan mengapa masjid selalu penuh di malam hari ketika mendekati hari Lebaran. Banyak orang itikaf di masjid untuk meminta ampunan dan perlindungan dunia dan akhirat.
Itikaf adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan berdiam diri di masjid dalam waktu dan durasi tertentu untuk mendapatkan kemuliaan dari malam Lailatul Qadr. Perjalanan spiritual yang dianjurkan untuk semua umat muslim dimulai dari anak kecil hingga lanjut usia dengan persiapan dan niat yang kuat.
Advertisement
Apa saja yang boleh dilakukan saat itikaf di masjid? Selama itikaf, dianjurkan untuk tetap berada di masjid untuk fokus berdoa, membaca Al-Quran, salat sunnah, berdzikir, dan melakukan ibadah lainnya. Serta harus menahan diri dari aktivitas duniawi karena memang tujuan dari itikaf ini adalah untuk melepaskan diri dari gangguan duniawi serta untuk memperkuat keimanan dan hubungan dengan Allah.
Tidak ada salahnya untuk mengajari anak belajar itikaf di masjid untuk membiasakan mereka berperilaku sopan dan baik serta memperkanalkan agama Islam lebih dalam lagi. Namun, terkadang anak-anak suka rewel dan tidak betah selama beribadah di masjid. Perlu untuk memperhatikan kondisi anak terlebih dahulu dan jangan terlalu memaksa anak untuk ikut beritikaf di masjid.
Advertisement
Berikan pengertian tentang itikaf
Sebelum mengajak anak itikaf di masjid, ada baiknya untuk berikan anak pengertian mengapa harus beribadah di masjid, apa manfaat yang didapatkan, dan pentingnya untuk beriman kepada Allah. Dengan mengajak anak itikaf di masjid juga bisa menanamkan nilai-nilai spiritual dan memperkuat keimanan anak kepada Allah. Jelaskan dalam bahasa sehari-hari sehingga anak mudah mencerna dan memahaminya.
Ceritakan pengalaman
Dengan berbagi pengalaman pribadi kamu saat pernah melakukan itikaf sebelumnya, anak bisa membayangkan lebih jelas apa yang akan ia lakukan nanti. Ceritakan pengalamanmu dengan gaya yang menyenangkan karena anak cenderung suka meniru langkah semua yang orangtuanya lakukan. Maka dari itu, sang anak akan penasaran dan antusias ingin ikut itikaf di masjid.
Bawa hiburan kesukaan anak
Itikaf pada dasarnya berdiam diri di masjid dengan melakukan berbagai ibadah salat, mengaji, atau pun berdzikir. Tidak dianjurkan juga untuk berbicara dengan orang lain karena akan mengurangi konsentrasi saat berdoa. Mungkin anak cenderung bosan hanya dengan berdiam diri di masjid, maka dari itu bawakan anak beberapa mainan atau buku kesukaannya agar mereka tidak akan cepat bosan. Walaupun begini, setidaknya sang anak bisa belajar beribadah dengan memerhatikan keadaan sekitarnya, sehingga akan terbiasa seiring berjalannya waktu.
Perhatikan kondisi anak
Perilaku dan sifat anak cenderung berganti dengan cepat sesuai apa yang ia lakukan. Itikaf adalah kegiatan islami yang penuh dengan kesucian guna meminta ampunan kepada Allah. Saat beribadah, kita fokus untuk berdoa mempererat hubungan dengan Allah.
Hal ini berhubungan dengan keadaan fisik dan psikologis anak, jika mereka sedang tidak bisa diajak bekerja sama alangkah baiknya untuk menunda ajakan tersebut. Tidak hanya akan menganggu orang lain di masjid, tetapi juga membuat anak tidak nyaman. Perhatikan kondisi anak terlebih dahulu, jika memungkinkan untuk diajak beritikaf, anak akan menerima ajakan tersebut tanpa ada rasa terpaksa.
Advertisement
Cari masjid yang ramah anak
Pilihan masjid juga berpengaruh pada kemauan anak untuk itikaf. Sebaiknya, mencari masjid yang ramah untuk dikunjungi anak kecil dengan lingkungan yang bersih dan terawat dengan baik. Anak cenderung takut dan tidak nyaman jika ia merasa sedang berada di tempat yang gelap, atau tidak terurus. Dengan mencari masjid yang aman dan bersih, otomatis anak akan merasa nyaman untuk berlama-lama di masjid dan tidak ingin segera pulang. Selain itu, carilah masjid yang mudah untuk diakses, dekat dengan rumah, atau di daerah yang ramai masyarakt, untuk mempermudah perjalanan orang tua dan anak.
Berikan imbalan
Usai anak berhasil mengikuti itikaf di masjid dengan sifat yang baik, orangtua bisa memberikan imbalan kecil seperti membuat masakan favorit sang anak, jalan-jalan di akhir pekan, atau hanya sekadar membelikannya es krim. Dengan ini, anak akan pulang dengan keadaan senang, sehingga ia akan merasa ingin melakukannya lagi. Namun, pemberian imbalan sesekali boleh saja, tidak perlu selalu diberikan setiap saat karena itikaf dilakukan dari niat, bukan karena imbalan.
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries