Fimela.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat 1.645 pasien anak penderita diabetes, data yang dipublikasikan pada tanggal 1 Februari 2023 ini menunjukan diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat per Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.
Banyak orangtua berfikir, jika diabetes hanya terjadi pada usia dewasa saja inilah yang membuat para orangtua kurang peduli terhadap penyakit tidak menular ini. Padahal, faktanya Project Leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI & Executive Director of International Pediatric Association (IPA), Prof dr Aman Bhakti Pulungan, PhD, SpA(K) memaparkan beberapa faktor risiko mengapa anak bisa mengidap penyakit diabetes, ntah diabetes tipe 1 atau 2.
Lalu apa saja faktor risikonya? Berikut ulasannya yang dipaparkan Prof Aman.
Advertisement
Advertisement
1. Bayi lahir prematur
Bayi terlahir prematur jika nantinya obesitas akan lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Dibandingkan anak yang lahir normal. Oleh karenanya, orangtua sebaikanya meningkatkan berat badan bayi prematur secara perlahan, sebaiknya pantau tumbuh kembang anak yang sudah tersedia di aplikasi PrimaKu.
"Masukan kurva di PrimaKu mulai dari tinggi dan berat badan, jangan sampai berlebih berujung diabetes," paparnya.
2. Bayi lahir lebih dari 4kg
Selain, bayi lahir rendah di bawah 2,5 kilo, Prof Aman juga mengatakan bayi lahir lebih dari 4 kilo bisa berisiko diabetes. Risiko itu muncul apabila bayi-bayi tersebut kemudian tumbuh menjadi anak obesitas yang berisiko obesitas.
3. Gaya hidup
Ketika orangtua mengalami kegemukan, biasanya itu juga akan menurun pada anak karena gaya hidupnya yang tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat seperti sering makan dan minuman manis dan malas bergerak akan berisko terjadi diabetes tipe 2.
Prof Aman menyampaikan anak boleh mengonsumsi gula sesuai anjuran badan kesehatan dunia (WHO) yaitu 25 gram atau sekitar enamsendok perhari. Baiknya perbanyak buah dan sayur, serta bergerak minimal satu jam perhari.
"Pola makan tidak teratur, malas gerak, akhirnya obesitas ini yang menjadi diabetes. Jadi harus ikut anjuran WHO untuk batasan gula," papar. Prof Aman.
4. Autoimun dan virus
Diabetes tipe 1 pada anak diduga terjadi karena virus dan autoimun. Jika terjadi karena virus, sayangnya vaksinnya belum tersedia hingga saat ini.
"Diduga karena beberapa virus tertentu dan saat pandemi Covid-19 semakin meningkat. Tetapi ada juga yang terjadi karena autoimun," ujar Prof Aman kepada Media pada Rabu (8/2/2023).
Menurt Prof Aman, penyebab DTM1 ini masih diteliti sebab adapula yang negatif autoimun namun terserang DMT1. Pakar pun berfikir apa mungkin penyakit ini juga bisa terjadi karena bahan kimia yang merusak pangkreas.
"Jadi risikonya masih banyak lagi, masih perlu banyak penelitian lagi,' ujarnya.