Fimela.com, Jakarta Zat besi adalah nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat besi membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen. Jika makanan anak kekurangan zat besi, ia mungkin mengalami kondisi yang disebut defisiensi besi.
Dilansir dari mayoclinic.org, Rabu (21/9/2022), kekurangan zat besi pada anak-anak adalah masalah umum. Ini dapat terjadi pada banyak tingkatan, dari kekurangan zat besi ringan hingga anemia kekurangan zat besi merupakan suatu kondisi di mana darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat. Kekurangan zat besi yang tidak diobati dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jika Kamu menduga bahwa anak mungkin mengalami kekurangan zat besi, Kamu harus menemani mereka menemui dokter anak. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan gangguan fisik atau kognitif.
Advertisement
Advertisement
Jumlah Zat Besi yang Dibutuhkan Anak
Bayi dilahirkan dengan zat besi yang tersimpan di dalam tubuhnya, tetapi zat besi tambahan dalam jumlah yang stabil diperlukan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang cepat. Berikut panduan kebutuhan zat besi pada berbagai usia:
- Usia 7-12 bulan: 11 mg per hari
- Usia 1 - 3 tahun: 7 mg per hari
- Usia 4 - 8 tahun: 10 mg per hari
- Usia 9 - 13 tahun: 8 mg per hari
- Usia 14 - 18 tahun anak perempuan: 15 mg per hari
- Usia 14 - 18 tahun anak laki-laki: 11 mg per hari
Kondisi yang Rentan Kekurangan Zat Besi
Beberapa kondisi bayi dan anak yang berisiko tinggi kekurangan zat besi, antara lain:
- Bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah
- Bayi yang minum susu sapi atau susu kambing sebelum usia 1 tahun
- Bayi yang diberi ASI dan tidak diberikan makanan pendamping ASI yang mengandung zat besi setelah usia 6 bulan
- Bayi yang minum susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi
- Anak-anak usia 1 hingga 5 tahun yang minum lebih dari 24 ons (710 mililiter) susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai sehari
- Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau diet tertentu
- Anak-anak yang tidak cukup makan makanan kaya zat besi
- Anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas
- Remaja putri juga berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi karena tubuh mereka kehilangan zat besi selama menstruasi.
Tanda dan Gejala Anak Kekurangan Zat Besi
Zat besi yang terlalu sedikit dapat mengganggu kemampuan anak Kamu untuk berfungsi dengan baik. Namun, sebagian besar tanda dan gejala kekurangan zat besi pada anak tidak muncul sampai anemia kekurangan zat besi terjadi. Jika anak Kamu memiliki faktor risiko kekurangan zat besi, bicarakan dengan dokternya.
Tanda dan gejala anemia kekurangan zat besi, antara lain
- Kulit pucat
- Kelelahan atau menjadi cepat lelah
- Tangan dan kaki dingin
- Pertumbuhan dan perkembangan melambat
- Nafsu makan buruk
- Pernafasan cepat yang tidak normal
- Masalah perilaku
- Infeksi yang sering terjadi
- Menginginkan zat yang tidak bergizi seperti es, dan yang lainnya
Advertisement
Cara Mengobati Kekurangan Zat Besi Pada Anak
Dalam kebanyakan kasus, kekurangan zat besi pada anak-anak dapat diobati dengan asupan suplemen zat besi setiap hari. Orangtua juga dapat mengubah pola makan mereka dan memberi mereka multivitamin yang mengandung zat besi. Diperlukan waktu hingga enam bulan untuk menghilangkan masalah sepenuhnya.
Penting untuk berbicara dengan profesional perawatan kesehatan sebelum mencoba perawatan apa pun karena dosis zat besi yang salah dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi daripada manfaat. Berikut ini adalah beberapa tips mengenai pengobatan kekurangan zat besi pada anak:
- Suplemen harus diminum saat perut kosong agar penyerapan zat besi lebih efisien.
- Hindari pemberian zat besi dengan cairan seperti susu, karena akan mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
- Makanan tinggi vitamin C, seperti jeruk, dapat membantu penyerapan zat besi.
- Jika pengobatan terbukti tidak efektif, yang dapat ditentukan oleh gejala anak Kamu yang tidak berkurang atau dengan tes medis lebih lanjut, tindakan yang lebih drastis mungkin diperlukan dalam bentuk transfusi darah.
*Penulis: Sri Widyastuti
#Women For Women