Sukses

Parenting

Cara Mengajarkan Anak untuk Mengungkapkan Emosi dengan Benar

Fimela.com, Jakarta Cara marah anak memancing emosi kita sebagai orang tua? Kalau ini pastinya pernah, ya. Setiap orang tua pasti melewati fase di mana kita merasa kesal dengan cara marah anak.

Dinasehatin malah teriak-teriak, belum selesai sudah jawab melulu jadi saling lempar argumen yang nggak ada habisnya. Tapi, pernahkah berpikir kalau jangan-jangan cara marah anak itu meniru kita?

Cek Cara Marah Kita

Yup, benar sekali. Cara anak berperilaku itu sedikit-banyak mengadopsi cara orang tuanya berperilaku, termasuk saat marah. Apakah saat marah kita cenderung silent treatment? Atau malah berkata kasar, berteriak, dan memukul/mencubit? Nggak heran ya, kalau cara marah anak juga seperti itu. Itu karena mereka melihat dan meniru cara marah kita.

Jadi, kalau mau anak merubah cara marahnya, ya kita orang tuanya juga harus merubah cara marah kita. Selain itu, kita juga bisa memberi tahu anak cara marah yang baik. Memang ada ya, cara marah yg baik? Ada dong.

Cara Marah yang Baik

Salah satu caranya adalah dengan mengkomunikasikan perasaan yg sedang dirasakan. Jadi, daripada marah ke anak dengan teriak-teriak apalagi sambil mencubit/memukul, lebih baik kita bilang “Kakak, Ibu ngga suka kalau Kakak jajan sembarangan dan bekal makan siangnya nggak dimakan. Makan bekal jauh lebih sehat lho, daripada jajan sembarangan bisa sakit. Selain itu, makanan itu rezeki lho, dihabiskan, yuk.”

Intinya kan kita ingin anak tidak jajan sembarangan dan memakan bekalnya. Jadi, komunikasikan saja. Tapi, kalau dirasa amarah kita cukup tinggi dan mendidih, lebih baik kita memberi diri kita waktu untuk lebih tenang terlebih dulu. Supaya, cara marah kita yang salah ini nggak sampai ketransfer ke anak dan menyakiti hatinya.

Perbaiki Cara Marah Kita

Faktanya, cara marah anak kan sedikit-banyak mengadopsi dari kita. Jadi, kalau cara marah kita masih salah, ya harus diperbaiki dulu. Bagaimana caranya? Saat merasa ingin marah, coba diam sejenak, atur pernapasas, tarik napas dan buang. Pejamkan mata dan bayangkan wajah anak. Apakah kita tega untuk memarahi dan menyakiti hatinya? Lalu, cobalah pelan-pelan komunikasikan perasaan kita, apa yang membuat marah, dan apa yang seharusnya dilakukan anak yang menurut kita benar.

Kalau dirasa masih ingin marah dan emosi belum juga turun, cobalah pergi ke tempat yang tenang dan tenangkan pikiran. Ucapkan kalimat yang menenangkan dan menghibur, seperti “Tidak apa-apa, tenang, semuanya akan baik-baik saja.”

Memang sulit untuk mengubah cara marah kita, apalagi kalau cara marah ini sudah menetap dan menjadi kebiasaan. Namun, walaupun sulit bukan berarti nggak bisa, ya. Semangat untuk berubah menjadi orang tua yang lebih baik.

Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading