Fimela.com, Jakarta Bayi memiliki refleks alami untuk mendorong lidahnya keluar ketika disuapi sesuatu ataupun suatu benda menyentuh mulutnya. Di saat yang sama gerakan refleks mendorong lidah keluar juga membantu bayi ketika menyusu atau minum susu melalui dot.
Biasanya, seiring bertambahnya usia anak, kebiasaan menjulurkan lidah ini akan hilang secara alami. Namun, bagi beberapa anak ternyata kebiasaan ini tidak menghilang, lantas terus terjadi hingga usia kanak-kanak dan menyebabkan masalah mulut pada anak.
Hal inilah yang disebut dengan tongue thrusting. Dikutip dari WebMD, tongue thrusting adalah kebiasaan menutup mulut ketika menelan dengan cara menjulurkan bagian atas lidah ke depan bibir. Hal ini menimbulkan permasalahan seperti bentuk mulut yang cenderung terbuka, biasa disebut open bite.
Advertisement
Advertisement
Penyabab Tongue Thrusting
Tongue thrusting normalnya terjadi saat bayi berusia sekitar 4 bulan hingga 6 bulan. Laman Kids Stopped Dentistry menjelaskan bahwa selama waktu ini refleks dorongan lidah menjadi gerakan penting apabila bayi merasakan sesuatu selain susu di mulutnya. Sehingga lidah dapat mendorongnya keluar dan mencegah bayi tersedak.
Akan tetapi, jika tongue thrusting tetap berlanjut di masa kanak-kanak, hal ini diklasifikasikan sebagai kesalahan fungsi mulut atau miofungsional oral. Gangguan miofungsional oral adalah ketika posisi lidah, rahang, dan bibir yang tidak normal ketika istirahat, menelan, atau berbicara.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tongue thrusting. Beberapa penyebab terjadinya kelainan ini adalah mengisap jempol; penggunaan jenis dot tertentu dalam waktu lama, bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi; alergi; Ankyloglossia atau lidah terlalu pendek; dan Makroglosia atau lidah yang membesar.
Beberapa penyebabnya adalah keturunan, sementara yang lain disebabkan oleh kebiasaan. Alergi dapat menyebabkan lidah terletak rendah di dalam mulut karena amandel yang membesar atau hidung tersumbat membuat lebih sulit untuk bernapas.
Dampak Tongue Thrusting pada Anak
Melansir dari WebMD, sama halnya dengan menghisap jempol, tongue thrusting juga memberikan tekanan pada gigi depan. Akibatnya struktur gigi terlihat lebih menonjol ke depan dan deretan gigi kurang selaras. Tongue thrusting membuat lidah anak juga terlihat di antara gigi.
Selain itu, tongue thrusting juga menciptakan overbite yang memungkinkan mengganggu perkembangan bicara anak. Kebiasaan ini juga menyebabkan anak bernafas melalui mulut, bibir yang tidak bisa menutup sempurna, makan dengan berantakan.
Advertisement
Gejala Tongue Thrusting Pada Anak
Ada beberapa gejala yang bisa dikenali sebagai penanda anak mengidap tongue thrusting. Dengan mengenali gejala ini, orang tua bisa lebih cepat menindaklanjuti hal ini sehingga menghindari dampak yang tidak diinginkan. Berikut gejala yang dikutip dari laman Therapy Tree:
- Bernapas melalui mulut, terutama tanpa adanya alergi atau hidung tersumbat
- Ketidakmampuan untuk menutup bibir sepenuhnya karena struktur atau kebiasaan yang tidak teratur
- Memiliki celah antara gigi depan atas dan bawah (gigitan terbuka)
- Mengeluarkan suara tertentu secara tidak benar, biasanya dengan cadel
- Lidah menonjol di antara gigi depan. Ini adalah tanda terbesar dari dorongan lidah.
Haruskah Dikonsultasikan ke Dokter?
Hal yang ditimbulkan tongue thursting pada anak tidak berhenti pada perubahan bentuk mulut, gigi, dan pelafalan kata-kata yang tidak normal. Namun, bentuk wajah pun ikut berubah karena hal ini. sering berjalannya waktu, wajah akan berubah dan menjadi lebih memanjang sehingga anak akan lebih banyak bernafas dengan mulut terbuka.
Dorongan lidah juga menyebabkan masalah sosial dari perasaan sadar diri atau masalah perilaku ketika anak menjadi frustrasi karena ucapannya tidak dipahami. Sehingga mampu menurunkan rasa percaya diri anak. Untuk menghindari hal tersebut, bantuan dan bimbingan dari dokter diperlukan untuk memperbaiki tongue thursting.
Advertisement
Jenis Perawatan yang Diberikan Dokter
Orang tua dianjurkan mengonsultasikan masalah tongue thursting ini ke dokter gigi anak dan kemudian akan dirujuk ke bagian ortodontis. Di bagian ortodontis anak akan mendapatkan perawatan ortodontik serta menjalani perawatan oleh terapis wicara atau ahli miologi orofasial pada saat yang bersamaan.
Berikut beberapa perawatan yang dilakukan:
- Pengingat lidah ortodontik yang mengarahkan kembali postur lidah, dan kawat gigi untuk memperbaiki ketidaksejajaran gigi dan rahang
- Pelepasan tongue-tie untuk memperbaiki pembatasan lidah
- Terapi wicara untuk memperbaiki gangguan bicara dan kebiasaan menelan
- Perawatan miologi orofasial untuk memperbaiki penempatan lidah, rahang, dan bibir
*Penulis: Tasya Fadila
#Women for Women