Fimela.com, Jakarta Setiap ibu dituntut untuk memberikan kesempurnaan bagi anak dalam keterbatasannya masing-masing. Seperti apa, sih, kriteria ibu sempurna? Jamaknya mengikuti stereorip atau standar sosial yang melekat di masyarakat.
Standar yang ditetapkan tersebut bisa mengikis percaya diri seorang ibu dalam menjalani perannya. Terutama ketakutan tersendiri apakah ia sudah menjadi ibu yang baik dan sempurna untuk anak-anaknya?
Merespons hal tersebut, Nestlé DANCOW FortiGro menyadarkan kembali, jika semua ibu sempurna dengan keterbatasan yang dimiliki, baik fisik, jarak, waktu, dan stereotip terhadap sosok ibu. Sebab, tak perlu terus-menerus mengikuti standar sosial untuk jadi ibu yang sempurna, karena satu kebutuhan vital semua anak itu sama.
Advertisement
"Meski setiap orangtua punya standar yang berbeda, tapi yang dibutuhkan buah hati itu sama, yaitu cinta bunda. Kalau terus-terusan ikut standar sosial, yang ada jadi tidak fokus memberikan cintanya," ujar Psikolog dari Tiga Generasi Putu Andani, M.Psi dalam peluncuran kampanye #CintaBundaSempurna dari Nestlé DANCOW FortiGro di Jakarta, Kamis 25 Agustus 2022.
Advertisement
#CintaBundaSempurna Wujud Komitmen Nestlé DANCOW FortiGro Mendukung Peran Bunda yang Tanpa Batas
Cinta seorang ibu pada anak adalah seperti memberikan cinta untuk manusia pada umumnya. Seperti sifat manusia yang ingin dipahami, dilihat, dan didengar.
Hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh semua oraang seperti memberikan cinta secara verbal atau melalui tindakan. Namun, kebanyakan yang paling susah dari semua prosesnya adalah waktu, terutama bagi ibu bekerja.
Namun, pada akhirnya, sebagai seorang ibu, harus memiliki prioritas dari apa yang diinginkan dan diharapkan. Selain memenuhi kebutuhan cinta si kecil, ibu juga perlu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri yang kerap terlupakan untuk dipahami dan didengar.
"Dari banyaknya ekspektasi untuk anak dan diri sendiri, harus diinternalisasi lagi. Misalnya prioritas untuk optimalisasi gizi anak yang utama, dan jangan lupa internalisasi ekspektasi buat ibunya juga, seperti memanajemen guilty feeling," lanjut Putu.