Fimela.com, Jakarta Setiap orangtua memang memiliki pola pengasuhan atau parenting yang beragam. Kini kembali ramai dengan strict parents yang menjadi tipe parenting ketat dalam psikologi.
Dalam tipe parenting ini, orangtua biasanya memiliki standar dan harapann tinggi pada anak-anak mereka. Mengutip dari Parenting Forbrain, strict parents biasanya mencerminkan gaya asuh yang ketat dan dibarengi oleh perilaku otoriter orangtua.
Alasan orangtua untuk menerapkan strict parenting pun bisa beragam. Mulai dari kebaikan anak (menurut orangtua) hingga ada alasan tertentu yang hanya mementingkan diri sendiri. Sehingga orangtua tipe ini akan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan lebih dalam.
Advertisement
Menurut Pamela Li, Pemimpin Redaksi Parenting for Brain, orangtua tipe ini lebih memperhatikan perasaan dan rasa insecure mereka sendiri ketimbang kesejahteraan anak-anak. Tidak sedikit orangtua tipe ini akan merasa gaya pengasuhan mereka itu adalah tepat. Alasannya sederhana, tidak ingin membesarkan anak-anak pemberontak.
Advertisement
Ciri-ciri strict parents
Ada beberapa ciri-ciri orangtua yang menerapkan strict parenting pada anak-anak mereka. Di antaranya,
- Ada batasan-batasan yang jauh lebih tegas yang dibangun orangtua saat mengasuh anak melalui aturan dan tuntutan yang tidak pernah ada habisnya.
- orangtua mengharapkan anak-anaknya untuk memenuhi harapan mereka
- menghukum secara berlebihan ketika anak-anak melanggar aturan
- Tidak responsif dan cenderung bersikap dingin pada anak-anak.
Dampak strict parents
Tentu dari penerapan strict parenting dengan sikap otoriter ada dampak yang dirasakan oleh anak, baik secara psikis maupun fisik. Dikutip dari Journal of Happiness Studies, anak dengan strict parents cenderung tidak bahagia. Bahkan dalam beberapa kasus menunjukkan adanya gejala depresi.
Tidak sedikit anak dengan strict parents mengalami masalah perilaku, harga diri rendah, masalah pengendalian diri, dan masalah kesehatan mental.
Di sisi lain, strict parents bisa memberikan dampak baik bagi anak jika orangtua juga menerapkan sikap responsif pada anak-anak. Hal ini akan membantu penanaman nilai disiplin dengan lebih baik karena orangtua tetap mampu melihat apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak-anak dalam tumbuh kembangnya.