Fimela.com, Jakarta Setelah makan besar memang lebih nikmat untuk menyatap makanan yang lebih manis agar rasa di mulut. Si kecil pun sah-sah saja menyantap makanan penutup yang manis.
Nuril Farah Dhiya, S.TR.GZ, ahli gizi yang bertugas di Puskesmas Jakarta mengatakan orangtua bisa membedakan jenis makanan penutup ini antara si kecil dengan ayahnya. Misalnya sang ayah kebagian es kopyor kelapa muda dan si kecil mendapat jatah es krim atau es serut.
“Lumrahnya, menyantap makanan manis dan segar sehabis hidangan utama yang ‘berat’ bakal terasa lebih nikmat,” ujarnya.
Advertisement
Lebih lanjut, Nuril menyarankan agar orangtua memberi jeda waktu santap makanan pencuci mulut sekitar 30 menit sampai satu jam sesudah makan. Tujuannya agar memberi ruang pada lambung sekaligus mencegah anak langsung tertidur usai makan.
Pertanyaannya, apakah menyediakan makanan penutup menjadi keharusan? Sebenarnya tidak. Agar mudah mempertimbangkan hal tersebut, yuk ketahui manfaat makanan penutup (dessert) terlebih dulu.
Advertisement
1. Cuci mulut
Sesuai judulnya, makanan penutup adalah momen terakhir dari ritual makan. Setelah makan berat, fungsi dari makanan penutup adalah mencuci indera pengecap untuk menghilangkan sisa amis, gurih, atau asin yang didapat dari makanan utama sebelumnya.
2. Pelengkap Kebutuhan Gizi
Makanan penutup juga dapat berperan sebagai pelengkap gizi. ”Seringkali anak tidak terpenuhi zat gizinya dari makanannya sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan juga dessert dalam jumlah kecil di luar jam makan camilan,” terang Nuril. Dalam satu hari, sambung Nuril, pada anak usia 5-12 tahun, memiliki kebutuhan Kalori sebanyak 1400-1700 kkal , protein 50-60 gr, serta lemak 50-60 gr. (AKG th 2019).
Untuk kondisi anak yang memiliki status gizi normal, bisa dipilihkan menu makanan penutup atau produk yang nilai gizi nya masih kadar normal. Sedangkan anak yang butuh boost berat badan atau yang memiliki aktivitas berlebih, bisa kita berikan dessert yang padat gizi.
”Untuk menu yang relevan pada usia anak 5-10 tahun, dapat kita berikan pisang goreng atau bakar, buah potong, es buah, jus buah, pudding, salad buah, atau es serut rasa buah,” usul Nuril.
3. Stimulus agar si kecil habiskan makanan
Pilihan menu makanan penutup dapat menjadi stimulus agar anak menghabiskan porsi makan. Artinya, fungsi makanan penutup di sini semacam ‘hadiah’ atau reward kepada si kecil atas prestasinya telah menghabiskan makan.
Tiga poin tadi dapat menjadi pertimbangan menyajikan menu makanan penutup. Sebagai opsi, Bunda juga bisa menyediakan Pino Es Serut Buah yang tersedia dalam rasa aneka buah dan memiliki kandungan 40 kkal tanpa khawatir membuat anak obesitas.