Fimela.com, Jakarta Stunting masih menjadi permasalahan gizi yang banyak terjadi pada provinsi-provinsi yang berada di Indonesia. Di Sulawesi Barat dan NTT, Stunting mencapai angka 40%, sedangkan masih ada sekitar 18 provinsi lainnya yang angka stunting pada anak masih relatif tinggi, mencapai 30-40%. Hal ini disampaikan oleh Ibu Pratiwi Rosani, Category Marketing Manager PT Frisian Flag Indonesia.
“Kita, bersama pemerintah, dan perusahan-perusahaan lain yang juga memberikan nutrisi terbaik buat si kecil. Nah, kita pengin bersama-sama agar stunting ini makin lama makin turun, ya.” ungkapnya pada acara webinar 'Cegah Stunting dan Dampak Negatifnya terhadap Perkembangan Otak dan Pertumbuhan Fisik Anak Prima dengan 9AAE dan Tinggi DHA' oleh Frisian Flag Indonesia, Kamis (17/2/2022).
Advertisement
BACA JUGA
Tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan, berikut dampak jangka panjang yang dapat terjadi kepada anak jika terkena stunting;
Advertisement
Dampak jangka panjang dari stunting
Webinar yang juga dihadiri oleh Prof. DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Pakar Tumbuh Kembang, menyampaikan dampak tumbuh kembang jangka panjang pada anak yang terkena stunting. Sirkuit otak anak normal dan anak yang terkena stunting akan berbeda.
“Kita lihat, anak normal serabut sarafnya banyak, kemudian masing-masing saling berhubungan,” ungkapnya
“Kalau anak stunting, serabut-serabut sarafnya juga tidak saling berhubungan. Jadi banyak anak stunting yang mengalami keterlambatan perkembangan. Baik ranah motor kasar, motor halus, bicara, bahasa, dan juga sosial termasuk perkembangan kognitif,” lanjutnya
Selain itu, Prof. Rini juga menyampaikan anak yang terkena stunting, pada saat dewasa akan lebih berisiko terkena penyakit kronis seperti kencing manis, diabetes, hipertensi dan obesitas.
Cara pencegahan stunting
Mencegah stunting harus dilakukan mulai dari ibu sedang hamil hingga anak tumbuh dan berkembang. Prof. Rini menyampaikan 3 poin penting yang harus dilakukan untuk mencegah stunting
1. Sanitasi
Ibu dan Anak harus selalu dalam lingkungan yang bersih. Air bersih, jamban yang bersih, dan tidak lupa untuk selalu mencuci tangan.
2. Pola Asuh
Mulai dari hamil, ibu harus memperhatikan kesehatannya dan asupan nutrisi yang dikonsumsi. Ketika anak lahir, berikan ASI eksklusif hingga usia 2 tahun, dan berikan MP ASI (Makanan Pendamping ASI) secara tepat waktu, dan berikan asupan bahan makanan yang menjadi sumber protein termasuk susu.
3. Pola Makan
Berikan gizi yang seimbang terhadap makanan anak. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Kontribusi Frisian Flag Indonesia dan Indomaret untuk mencegah stunting di Indonesia
Frisian Flag Indonesia senantiasa melakukan berbagai inovasi dalam upaya mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Sebagai salah satu wujud inovasi tersebut, Frisian FIag Indonesia hadir dengan produk susu bubuk pertumbuhan FRISIAN FLAG® PRIMAGRO® 1+ dan 3+ dengan kandungan 9 Asam Amino Esensial (AAE) lengkap dan DHA 4X Lebih Tinggi*, yang diformulasikan khusus dengan mempertimbangkan nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak utamanya pada 1.000 hari pertama kehidupan untuk membantu anak tumbuh lebih kuat dan tinggi, dan meningkatkan perkembangan otak anak agar mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah.
Sehubungan dengan edukasi kepada orang tua tentang literasi gizi dan memanfaatkan teknologi digital dalam mengoptimalkan sosialisasi, Frisian Flag Indonesia memperkenalkan program posyandu dalam platform online dan offline. Platform posyandu online yang digagas FFI bernama Akademi Keluarga Prima yang merupakan pengembangan fitur dari website ibudanbalita.com. Di sini orangtua mendapat kemudahan memonitor secara mandiri tumbuh kembang anak. Untuk platform offline, Frisian Flag Indonesia mendukung program Primanutri Posyandu yang pelaksanaanya bermitra dan dijalankan oleh Indomaret.
*Reporter: Jeihan Lutfiah Zahrani Yusuf
#Women For Women