Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti pernah merasakan perasaan tak nyaman seperti rendah diri, sedih, kecewa, gelisah, dan tidak tenang dalam hidup. Kehilangan rasa percaya diri hingga kehilangan harapan hidup memang sangat menyakitkan. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk kembali kuat menjalani hidup dan lebih menyayangi diri sendiri dengan utuh. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Bye Insecurities Berbagi Cerita untuk Lebih Mencintai dan Menerima Diri Sendiri ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Ria Anindita
Sebagai orang tua yang baik tentu menginginkan yang terbaik pula untuk anak-anaknya. Tidak akan membedakan antara yang satu dengan yang lain. Dan itu akan selalu saya lakukan kepada kedua anak saya, meskipun banyak orang yang membeda-bedakan mereka, yang terkadang membuat sang adik merasa insecure.
Saya memiliki dua putra, saat ini mereka berusia 9 tahun dan 6 tahun. Secara fisik, mereka memang tampak berbeda. Sang adik memiliki kulit yang lebih hitam, rambut keriting, tubuh lebih kecil. Berbeda dengan kakaknya, kulit kuning langsat, rambut lurus dengan postur tubuh lebih besar.
Bagi saya mereka sama saja tidak ada bedanya, tapi tidak dengan orang lain. Tetangga atau teman sering mengolok anak kedua saya, “Emang bener ya itu kakak adik kandung?” begitulah kira-kira yang sering terdengar. Kalau tidak sedang bersama anak, sudah mulai bergejolak emosi saya.
Advertisement
Senantiasa Mendampingi Buah Hati Tercinta
Sang adik yang semakin besar, semakin memahami maksud perkataan mereka. Sakit hatikah dia? Ya, tentu sakit hati.
Pernah dia bertanya, “Ma, apa benar kakak itu kakakku? Kok tidak mirip?” Di sini saya merasa jika adik mulai insecure dengan dirinya sendiri.
Saya lihat terkadang memilih bermain di rumah saja, padahal teman-temannya memanggil untuk bermain bersama. Sebagai ibu, tentu saya tidak mau anak mengalami insecure terlalu lama. Akan berdampak besar bagi perkembangan psikologisnya.
Saya terus dukung dia untuk bergaul dengan yang lain dan tidak perlu mendengarkan omongan orang. “Kamu sama dengan kakak, kamu hebat, sehat, kebanggaan mama,” atau, “Nggak apa-apa kulit hitam yang penting sehat dan makin manis,” itu sering sekali saya ucapkan sambil memeluknya.
Sebisa mungkin saya dampingi dia saat bermain, saya ajak ke tempat bermain sambil belajar berkenalan dengan orang lain, menunjukkan bahwa dia sama dengan lainnya. Beruntung dia anak yang kuat dan cepat beradaptasi.
Saat ini jika ada yang mengoloknya, dengan santai dan tersenyum manis dia jawab, “Biar hitam asal manis dan pinter." Dan saat ini dia kembali menjadi anak yang aktif, ceria dan memiliki banyak teman tanpa takut diejek.
Kita semua pasti pernah merasakan insecure. Saat kita merasa insecure itu sudah mulai mengganggu kehidupan kita, tenangkan diri sejenak dan segera bangkit. Cari tahu penyebabnya dan mencari solusi, jika memang diperlukan kita bisa meminta bantuan pada orang yang tepat, sebelum semuanya terlambat.
#WomenforWomen