Fimela.com, Jakarta Membahas topik terkait pola pengasuhan pada anak yang dipengaruhi hubungan suami istri di masa lampau, Tentang Anak, ekosistem parenting dan tumbuh kembang anak, menggelar acara webinar bersama Psikolog dan Konselor Pernikahan, Dr. Adriana Soekandar Ginanjar, M.Sc.
Webinar ini di moderatori oleh dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, dokter spesialis anak yang juga founder dari Tentang Anak Official dan telah diikuti oleh lebih dari 600 orangtua di Indonesia pada Kamis, 20 Januari 2022.
Advertisement
BACA JUGA
Pola pengasuhan pada anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor kehidupan. Salah satunya melalui hubungan suami istri di masa lampau, bahkan ketika di masa kecil. Nyatanya, belum semua orangtua menerapkan pola asuh yang cukup baik untuk tumbuh kembang si kecil di rumah.
Seperti pola asuh dengan kekerasan, baik itu secara verbal maupun non verbal serta banyak terjadi konflik antar orangtua di depan anak. Seringkali hal ini tidak disadari dapat menimbulkan kecemasan dan trauma yang terdalam bagi sang anak.
Advertisement
Kenali jenis trauma dalam berumah tangga
Dr. Adriana menjelaskan, terdapat beberapa jenis trauma yang dialami oleh manusia, khususnya ketika berumah tangga. Trauma-trauma ini harus dikenali lebih awal agar kedepannya orangtua dapat memproses trauma menjadi bentuk emosi yang baik.
- Trauma akut: terjadi satu kali tetapi secara intens. Seperti perceraian, bencana alam, pelecehan seksual, yang terjadi di masa lampau atau masa kecil.
- Trauma kronis: terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang seperti mendapatkan kekerasan dari orangtua atau orang sekitar, perundungan, melihat kekerasan dan konflik orang tua.
- Trauma kompleks: kejadian yang beragam terdiri dari kejadian traumatis yang berbeda-beda.
Jika tidak diatasi, trauma di masa lampau ini dapat terus menghantui kehidupan sehari-hari sebagai orangtua bahkan dapat berdampak pada pola asuh ke anak saat ini.
Peran orangtua agar anak tidak memiliki trauma
Dr. Adriana menegaskan ada beberapa faktor yang juga dapat melatarbelakangi anak rentan terkena trauma dalam kehidupan. Seperti sifat anak yang terlalu tertutup, orangtua yang tidak memahami anak, dan orangtua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar.
Adapun hal yang bisa dilakukan orangtua agar dapat menghindari anak memiliki trauma dari rumah tangga, orang tua harus :
- Mengenal anak lebih baik, terbuka dengan anak agar anak juga dapat berkomunikasi dengan orangtua
- Hormati anak dari kecil dengan menghargai keputusan anak atau tidak menuntut anak terlalu sering
- Ajarkan anak bersuara dan berpendapat di setiap kondisi, dapat dimulai dari hal-hal kecil yang ditemukan di keseharian
- Orangtua sebagai detektif, dalam artian terus mencari tahu apa yang anak butuhkan
- Mindful parenting, yang berarti orangtua untuk mencerna dan mempelajari emosinya agar dapat membuahkan perilaku yang baik juga kepada keluarga
dr. Mesty mengatakan, penting bagi orangtua untuk dapat mengenali dirinya dan pasangan sebelum membantu kebutuhan anak. Ada baiknya berkonsultasi dengan ahlinya agar mendapatkan masukan untuk setiap permasalahan.
*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.
#Women for Women