Fimela.com, Jakarta Kulit bayi yang masih sensitif kerap membuat mereka rentan untuk terkena alergi. Umumnya, macam-macam alergi kulit pada bayi terjadi karena kekebalan tubuhnya masih belum dapat bereaksi dengan sempurna ketika alergi menyerang. Meski biasanya alergi ada yang tidak berbahaya, namun jangan menganggap sepele alergi kulit pada bayi.
Kondisi seperti ini kemungkinan bisa menyebabkan beragam gangguan lain jika dibiarkan. Reaksi atau bentuk alergi yang dirasakan bisa datang dalam beberapa bentuk atau jenis. Hanya sedikit salah makan atau menggunakan produk perawatan yang kurang cocok dengannya pun bisa memicu alergi ini timbul.
Advertisement
BACA JUGA
Tentu para orangtua menginginkan anaknya tetap sehat dengan mencegah berbagai penyakit menyerang Si Kecil. Maka, ketahui lebih dalam lagi tentang alergi kulit pada bayi, termasuk macam-macamnya hingga penyebab yang telah Fimela rangkum dari Parents, Rabu (17/11/2021).
Advertisement
Apa itu Alergi Kulit?
Sebelumnya, kenali terlebih dahulu mengenai alergi kulit. Kondisi ini umumnya terjadi ketika kulit meradang akibat kontak langsung dengan sistem kekebalan tubuh yang melepaskan histamin kimia sebagai respon terhadap adanya alergen. Ketika hal tersebut terjadi, itu akan menyebabkan reaksi peradangan dan dapat memperburuk eksim, gatal-gatal dan ruam lainnya.
“Bayi dan anak-anak yang lebih muda, terutama mereka yang memiliki riwayat kulit sensitif, seperti eksim, asma atau alergi lain cenderung memiliki kulit yang sangat mudah iritasi,” ujar Robert Sidbury, M.D., kepala divisi dermatologi pediatrik di Rumah Sakit Anak Seattle.
Kulit yang alergi akan tampak merah dengan benjolan kecil sehingga mudah salah mengira bahwa ruam wajah yang umum sebagai alergi makanan, Sidburry menambahkan.
Penyebab Umum Alergi Kulit pada Bayi
Dr. Sidburry menjelaskan untuk mengetahui ruam yang terjadi disebabkan oleh alergen atau iritasi sederhana. Air liur bayi terkadang bisa menyebabkan ruam yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter anak untuk menentukan kemungkinan alergi tersebut sebagai titik awal terbaik dengan meninjau riwayat medis.
Biasanya, ini dapat menentukan kemungkinan makanan atau paparan tertentu sebagai sebuah alergen. Jika alergen terdeteksi, langkah selanjutnya biarkan dokter yang menentukan. Karena tak hanya obat yang bisa diberikan, namun suntikan pula untuk mencegah alergi selanjutnya terjadi.
Advertisement
Macam-Macam Alergi Kulit pada Bayi
Eksim
Salah satu kondisi kulit yang umum terjadi pada bayi adalah eksim. Ada pun berbagai jenis eksim, namun eksim atopik menjadi salah satu yang paling mungkin menyerang bayi dan anak kecil. Ruam eksim dapat terdiri dari benjolan kecil berwarna merah atau terlihat seperti kulit kering dan bersisik.
Dokter mengatakan bahwa bayi yang mengalami eksim ini besar kemungkinan akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Pemicu umum lainnya adalah kain, sabun dan suhu panas. Biasanya, ruam eksim tampak sedikit berbeda pada bayi yang sudah lebih besar.
Menurut National Eczema Association, bayi di bawah 6 bulan cenderung mengalami ruam eksim berada di kulit kepala, wajah dan dahi. Sementara, bayi berusia antara 6 bulan hingga 1 tahun, ruam sering muncul ada di lutut dan siku.
Alergi Liur
Dr. Sidburry mengatakan, “Air liur menyebabkan ruam tepat di sekitar mulut dan dagu sehingga orang tua sering berpikir itu adalah ruam yang disebabkan oleh alergi makanan, padahal ini iritasi kulit,” katanya.
Alergi ini ditandai dengan kemerahan dan benjolan kecil di area yang bersentuhan dengan air liur dan terletak di daerah mulut, namun bisa meluas hingga ke leher dan dada. Sebenarnya, alergi karena air liur bukan kondisi yang membahayakan. Namun jika dibiarkan, bayi merasa tidak nyaman. Cobalah untuk mengkonsultasikan ke dokter anak.
Alergi Makanan
Jika masih belum berhasil untuk menghilangkan iritasi dan ruam, kemungkinan besar alergi makanan bisa menjadi penyebabnya. “Telur dan susu adalah penyebab utama pada anak-anak yang masih sangat kecil, tetapi alergi gandum, kedelai dan kacang juga tidak jarang terjadi,” ujar Dr. Sidburry.
Seiring bertambahnya usia anak-anak, kacang-kacangan dan makanan laut bisa menjadi masalah bersama dengan alergi lingkungan seperti rumput, pohon dan tungau debu. Kondisi ini ditandai dengan kulit memerah, gatal-gatal, wajah, lidah atau bibir bengkak. Jika melihat adanya gejala pembengkakan, kemungkinan Si Kecil mengalami anafilaksis, di mana ini reaksi alergi yang sangat serius yang biasanya terjadi setelah mengonsumsi makanan.
Alergi Sabun, Lotion dan Deterjen
Bayi yang memiliki kulit sensitif ini terkadang bereaksi juga terhadap pembersih, pelembap dan deterjen pakaian tertentu yang mengandung bahan kimia yang berpotensi menimbulkan iritasi. Kondisi ini ditandai dengan ruam merah atau iritasi kulit terutama setelah bayi dimandikan, dioleskan lotion atau memakai pakaian yang baru dicuci.
Cobalah untuk mengganti lotion atau deterjen dengan merek lain, terutama yang bebas pewangi. Saat menggunakan lotion baru, oleskan sedikit terlebih dulu ke kulit bayi dan tunggu beberapa menit untuk melihat reaksinya. Jika tidak ada masalah, dokter anak menyarankan untuk mengoleskan pelembap setelah mandi. Dalam mencuci pakaian termasuk seprai dan hal lain yang mungkin bersentuhan langsung dengan kulit bayi, pastikan untuk menggunakan deterjen ringan.
Urtikaria papular
Urtikaria papular merupakan reaksi alergi terhadap gigitan serangga, termasuk nyamuk, tungau dan kutu. Meski umumnya ini menyerang anak usia 2-6 tahun, urtikaria papular juga bisa terjadi pada bayi. Urtikaria papular menyerupai kelompok kecil benjolan merah atau gigitan serangga. Beberapa benjolan mungkin berisi cairan dan berlangsung selama beberapa hari atau berminggu-minggu.
Penting bagi Sahabat Fimela untuk mengetahui macam-macam alergi kulit pada bayi agar jika hal ini terjadi bisa langsung segera ditangani.
Penulis: Atika Riyanda Roosni
#Elevate Women