Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Nurul Azuroh
Wanita memang makhluk Tuhan yang diberikan sifat lembut. Namun, bahkan ia lebih kuat dari apapun ketika dibutuhkan. Namun tak ayal, lingkungan adalah yang melemahkan juga menguatkannya.
Ini adalah kisah mengenai beberapa wanita di sekitarku. Empat tahun, tujuh tahun, sepuluh tahun, bahkan lebih dari itu ada yang belum berkesempatan mengandung dan melahirkan buah hatinya. Kita semua tahu bahwa anak memang titipan dan juga rezeki dari Tuhan, tapi jika seorang ayah dan ibu yang belum beruntung dipanggil seperti itu, apakah dia melakukan dosa di masa lalunya ataukah itu kemauannya? Tidak.
Seorang wanita yang kukenal itu, dia selalu berusaha keras. Apa pun dia lakukan untuk bisa beruntung mendapatkan buah hati. Tidak sedikit uang digelontorkan untuk bisa menjemput rezeki berupa buah hati.
Namun sayang, bertahun-tahun berusaha belum mendapatkannya. Sampai akhirnya hari itu tiba, wanita lain yang tak menginginkan karunia Tuhan, menyerahkannya pada wanita di lingkunganku itu. Untuk mempermudah sebut saja wanita yang bertahun akhirnya mendapatkan buah hati itu, F.
Ketika F datang dengan bayinya ke rumah, sebagian besar orang ikut bahagia. Di rumah-rumah yang lain, wanita yang lain justru merendahkannya. Tidak ingin tahu mengenai bayi itu dan kisahnya. Wanita lain berkata bahwa lebih baik memiliki anak sendiri daripada mengadopsi anak orang lain. Itu bahkan keluar dari mulut saudaranya sendiri. Dan itu terdengar F. Betapa hancur hatinya. Sesama wanita tapi bisa menusukkan racun melalui perkataan mereka.
Advertisement
Tiap Perempuan Punya Perjuangannya Masing-Masing
Apakah rahim wanita suatu objek untuk mengukur sempurnanya wanita? Apa jika dia membesarkan buah hati tanpa melahirkan, apakah lantas anak itu bukan anaknya? Itu tetaplah anaknya yang dilahirkan melalui hati dan kasing sayang.
Dari dulu bahkan kini, selalu ada kisah wanita "tak sempurna" yang sayangnya banyak direndahkan. Diremehkan hanya karena belum mengandung. Padahal seharusnya kita berpikir, segala sesuatunya ditetapkan Tuhan dengan tujuan tertentu.
Aku ingin mengatakan bahwa wanita bukan objek yang harus memenuhi kriteria masyarakat yang harus bisa dalam segala hal. Mereka memiliki kelebihan dalam diri juga kelemahan. Di tiap malamnya, F berdoa, berpuasa, juga menangis. Butir tasbih dia pegang untuk meminta rezekinya. Seharusnya sebagai sesama wanita, kita saling mengerti serta memberi dukungan.
Perjuangannya akhirnya dikabulkan Tuhan. Dengan cara apa pun Tuhan mengirimnya, F adalah wanita yang tak berhenti meminta dan sekarang dia adalah seorang ibu.
Dia kuat menunggu dalam tahun-tahun itu. Cercaan dan hinaan ditanggungnya.
Marilah kita saling mendukung sesama wanita. Segala hal tak sempurna di dunia ini. Tapi rasa simpati, dukungan, serta tak memberi racun dalam perkataan adalah yang bisa kita lakukan. Mari sebagai sesama wanita, kita saling menguatkan! Kita adalah anak dari ibu kita. Kelak kita juga akan menjadi ibu untuk anak kita. Kita menginginkan yang terbaik untuk anak-anak, maka dimulailah dari lingkungan kita dulu.
#ElevateWomen