Sukses

Parenting

Anak Merasa Resah Tubuhnya Gemuk? Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua

Fimela.com, Jakarta Rasa peduli pada bentuk tubuh biasanya akan dimiliki oleh anak usia remaja. Namun, tidak menutup kemungkinan pada anak yang usianya lebih kecil bahkan usia balita dalam memiliki rasa khawatir jika tubuhnya gemuk. Menurut sebuah studi tahun 2015 di International Journal of Eating Disorders, terdapat 34% anak perempuan sudah membatasi makan mereka pada usia 5 tahun agar tidak gemuk.

Tak dapat dipungkiri, kegemukan pada anak memiliki sejumlah dampak negatif bagi masalah kesehatan seperti risiko diabetes, asma dan penyakit jantung. Tetapi, anak diet terbukti tidak mengurangi risiko masalah kesehatan dan membuat faktor-faktor lain yang memiliki risiko dalam gangguan pola makan atau eating disorder.

Tentunya, setiap orangtua ingin sang anak tumbuh dengan sehat dan nyaman dengan diri mereka sendiri. Namun, bagaimana jika anak khawatir karena bertubuh gemuk? Para ahli mengatakan bahwa strategi untuk memelihara pikiran positif terhadap tubuh adalah dengan mencintai tubuh mereka apa adanya. Dilansir parents.com, Senin (25/10/2021), berikut 5 hal yang dapat dilakukan orangtua jika anak mulai khawatir karena takut gemuk.

Jangan Membicarakan “Diet”

American Academy of Pediatrics menyarankan dokter anak dan orangtua agar tidak terlalu sering berdiskusi atau membicarakan terkait berat badan dan diet dengan anak-anak. Alih-alih berbicara tentang diet, sebaiknya orangtua berdiskusi dengan sang anak tentang membangun kebiasaan gaya hidup sehat.

Pikirkan kesehatan anak dengan cara yang lebih baik. Ahli diet Maryann Jacobsen mengungkap bahwa jika anak cukup tidur, senang beraktivitas dan memiliki kesehatan emosional yang baik maka berat badan mereka akan turun dan bisa nyaman bagi tubuh mereka.

Hindari Berbicara Negatif Mengenai Tubuh Sendiri

Pembicaraan terkait bentuk tubuh yang negatif bisa berdampak buruk bagi kondisi anak. Sebaiknya, orangtua bisa memberikan contoh yang baik dengan menerima dan menyayangi tubuhnya sendiri dengan apa adanya.

Terdapat penelitian dari dr. Arroyo di University of Georgia bahwa orangtua yang memberikan perilaku body positivity seperti mengonsumsi makanan sehat hingga menikmati aktivitas fisik dengan olahraga akan memberikan dampak positif bagi anak.

Memberikan Pengertian Terkait Adanya Stigma Gemuk

Dalam sebuah penelitian dr. Harriger, ia meminta anak perempuan usia 3 hingga 10 tahun untuk bermain dengan koleksi Barbie yang mencakup boneka dari berbagai etnis dan ukuran tubuh. Curvy Barbie adalah boneka yang paling tidak disukai oleh para gadis remaja. Karena anak-anak merasa tidak puas dengan bentuk tubuh tersebut.

Dengan begitu, secara tidak disadari orangtua bisa menjadi rasis jika anak-anak menghindari untuk berdiskusi mengenai ras dan mengganggap tubuh gemuk tidak ada. Orangtua juga harus menyadari bahwa anak harus mengetahui tentang tubuh lebih besar dan kurang langsing memiliki kesan negatif.

Berikan Tanggapan yang Tepat

Orangtua memiliki pengaruh yang luar biasa pada sang anak sehingga dapat melawan apa yang anak lihat dan dengar di media. Ketika anak memberikan komentar tidak baik kepada seseorang, jangan berikan respon yang negatif. Dr. Harriger menjelaskan, lebih baik coba dengan memberikan tanggapan positif yang menjelaskan bahwa badan memiliki beragam bentuk dan ukuran seperti ada yang memiliki tubuh tinggi, pendek, kecil dan besar.

Hal tersebut bisa membantu untuk memberikan pengertian pada anak bahwa berat badan hanya salah satu contoh perbedaan tubuh. Kemudian, jika anak menyebut dirinya sendiri gemuk dan terlihat resah, orangtua bisa berikan respon dengan memberi empati seperti mengatakan, “Saya sedih jika Anda merasa tidak nyaman dengan tubuhmu,” saran dari dr. Arroyo. Ketika anak sudah mulai tenang, orangtua bisa tambahkan kalimat seperti, “Tubuhmu sudah sempurna kok.”

Kurangi Fokus pada Penampilan

Umumnya, anak perempuan lebih rentan terhadap penampilan diri mereka. Hal ini disebabkan orang dewasa sering memuji penampilan seperti pakaian hingga gaya rambut. Bahkan anak laki-laki sering dianggap bahwa mereka harus berotot agar terlihat seperti superhero.

Dengan begitu, lebih baik hindari memuji anak atas kecantikan atau kelangsingan tubuh demi menghindari body shaming. Lebih baik fokus pada kelebihan atau kekuatan lainnya dari sang anak.

Tak hanya itu, cara lain untuk tidak fokus pada penampilan adalah dengan memilih pakaian anak sesuai dengan fungsinya bukan bentuk. Misalnya dengan membelikan anak perempuan celana panjang agar bisa bermain di taman dengan lebih aman.

Mencintai diri sendiri itu sangat penting. Ajarkan anak sedari dini dalam mencintai tubuh mereka sendiri dengan apa adanya.

Ditulis: Atika Riyanda Roosni

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading