Fimela.com, Jakarta Ungkapan "Aku bosan" yang dilontarkan anak banyak membuat orangtua kelimpungan. Hal itu sebagian besar dialami orangtua yang memiliki anak berusia enam sampai delapan tahun atau lebih.
Menurut pembicara dan penulis parenting Vancouver, Kathy Lynn, hal tentang kebosanan anak akan didengar secara teratur oleh orangtua. Menurutnya hal itu justru dapat menjadi sarana pelibatan orangtua dan jangan dianggap kita melakukan parenting yang salah.
"Kemungkinan besar, mereka hanya malas. Putri saya Avery yang berusia delapan tahun, bosan dengan boneka binatangnya, main Playmobil, dan boneka LOL Surprise Doll barunya," ujar Lynn melansir dari Today's Parent.
Advertisement
Hal pertama yang harus diketahui menurut Lynn, hal itu bukan masalah orangtua, kebosanan adalah problem anak. Ini sering dilupakan orangtua dan berpikir mereka harus memiliki solusi untuk semuanya, jadi mereka sering menawarkan ide yang biasanya ditolak mentah-mentah oleh anak.
"Tugas orangtua adalah memastikan jika anak punya cukup banyak pilihan untuk dilakukan. Bisa jadi perlengkapan seni atau untuk berdandan juga kesempatan keluar untuk bermain, setelah itu serahkan semua pada mereka," tambah Lynn.
Advertisement
Manfaat Kebosanan
Jika kebosanan anak menjadi kode ingin melibatkan orangtua dalam kegiatannya, hadirlah. Ikut nimbrung pada hal yang dilakukannya, atau libatkan anak dalam aktivitas kita, seperti menyiapkan makan malam atau melipat cucian.
Namun jika mereka menolak saat kita mengajaknya terlibat menyiapkan makan malam atau tugas rumah tangga lain dan memilih melamun, jangan khawatir. Hal itu tidak berarti buruk juga.
"Beberapa hal baik bisa terjadi saat bosan dan kemudian anak melamun. Saat melamun, biasanya kita mulai membayangkan dunia yang kita inginkan atau mendapatkan ide-ide baru dan menarik. Intinya kita menjadi kreatif saat bosan," lanjutnya.
Kapan harus memperhatikan?
Namun jika anak terus-menerus mengeluh bosan, kemungkinan besar perlu meningkatkan tingkat aktivitasnya. Terkadang saat anak-anak benar-benar bosan, karena mereka mencari lebih banyak tantangan.
"Pastikan mainan mereka sesuai usia dan cukupi olahraganya. Misalnya melompat di trampolin atau naik sepeda. Tetapi berhati-hati untuk menyeimbangkan waktu pelajaran dan berolahraga serta permainan yang tidak terstruktur," beber Lynn.
#Elevate Women