Sukses

Parenting

Rayakan Hari Keluarga Nasional dengan 3 Cara Aman Berinternet untuk Anak

Fimela.com, Jakarta Hari Keluarga Nasional diperingati setiap tanggal 29 Juni. Momen ini dirayakan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga karena dianggap memiliki peran penting membangun karakteristik seseorang.

Di tahun ini, Hari Keluarga Nasional masih dirayakan di tengah Pandmi Covid-19. Di mana sebaiknya semua hal dilakukan di rumah saja, kita bisa menggunakan video call untuk mengobati rindu kepada keluarga hingga mengirimkan sesuatu yang spesial secara online.

Hal ini menunjukan jika saat ini setiap orang harus melek akan dunia digital, begitu pun anak-anak untuk menjawab rasa ingin tahu, mengeksplorasi, dan kreativitas.

Namun, menurut Veronica Utami, Direktur Marketing YouTube & NBU untuk Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara di Google mengatakan walau banyak keuntungan dalam menggunakan internet, namun orangtua juga khawatir akan keamanan dan bahaya digital yang semakin meningkat dan beragam.

"Pertanyaan tentang bagaimana menjaga mereka tetap aman adalah salah satu pergumulan yang sering muncul," ujarnya dalam acara Google secara virtual (30/6/2021).

Bahkan, Survei dan tim reaserch di Asia Pasifik dan Amerika Februari 2021 mengatakan dalam enam bulan belakangan pencarian masyakat Indonesia seputar belajar di rumah meningkat 450 persen, tetapi disaat yang sama pencarian cyber crime 5,600 persen jauh lebih tinggi.

"Di satu sisi kekhawatiran orangtua dalam dunia digital ialah menghabisan waktu dengan device atau gadget. 42 persen orangtua menyebutakan masalah seperti keamanan informasi anak, masalah umum yang disebut scam dan peretasan, menjadi konsen para orangtua," tambahnya.

Setiap keluarga punya cara berbeda terkait penerapan kebiasaan digital sehari-hari. Sekaranglah waktu yang tepat bagi keluarga untuk menciptakan kebiasaan digital yang sehat dan mempraktikkan keamanan berinternet aman dari risiko menjadi korban kejahatan dunia maya juga perangkap misinformasi.

Untuk itu, ada 3 tips untuk membantu keluarga menciptakan kebiasaan digital yang sehat, tidak jatuh ke perangkap misinformasi dan tetap aman saat online.

1. Berikanlah contoh yang baik dan pastikan dirimu tetap aman

Dimulai dari diri kita sendiri,lalu mengajarkan kepada anak seperti daftarakan otomatis pada verisifikasi dua langkah. Cara lebih aman untuk mengauntentikasi indestitas dan membangun perlindungan berlapis ke dalam akun Google.

Dengan teknologi berbasis AI, setiap hari, Google telah memblokir 100 juta upaya phishing dan 15 miliar pesan spam di Gmail. Namun, salah satu kunci penting untuk melindungi diri di internet adalah memilih sandi (password) yang kuat dan sulit ditebak, khususnya untuk Akun Googlemu.

"Dengan meningkatkan fitur Password Manager yang terpasang langsung di Chrome, Android, dan kini iOS, untuk membantu  membuat, mengingat, menyimpan, dan mengisi sandi otomatis di seluruh web. Di bulan Mei lalu, kami juga mengumumkan peningkatan pada Password Manager untuk secara otomatis memperingatkan  jika kami mendeteksi salah satu sandi yang disimpan telah disusupi akibat pelanggaran data yang dilakukan oleh pihak ketiga," ujar Veronica

2. Bimbing keluarga Anda untuk menemukan konten yang sesuai

Tersedia sejumlah fitur keamanan keluarga yang dapat digunakan orang tua untuk membantu menjaga anak-anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usia mereka. Sebagai contoh, SafeSearch di Google yang membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran baik gambar, video, dan situs web; hingga kontrol orangtua yang tersedia di YouTube Kids yang memungkinkan orangtua untuk hanya menampilkan video yang disetujui, atau memilih konten yang sesuai berdasarkan usia anak, hingga Family Link yang memungkinkan orangtua untuk mengawasi waktu penggunaan perangkat dan membatasi akses harian, mengelola Akun Google mereka, dan memahami dengan lebih baik perilaku anak saat menjelajahi internet.

Terbaru, tab "Kids" (Anak-Anak) di Google Play. Tab khusus ini berisi aplikasi yang telah ditinjau oleh pengajar dan memiliki konten berkualitas tinggi ditandai “disetujui pengajar”. Kerangka penilaiannya untuk aplikasi dan konten dapat tampil di tab ini dikembangkan melalui konsultasi dengan penilai lokal di Indonesia dan fakultas dari Harvard Graduate School of Education dan Universitas Georgetown.

Terlepas dari fitur yang tersedia, komunikasi terbuka dalam keluarga sangatlah penting. Akan tetapi, dalam survei yang sama menyebutkan bahwa lebih dari sepertiga orangtua yang diwawancarai tidak pernah membahas keamanan online bersama anak-anaknya dan lebih dari 70% orangtua yang disurvei tidak terlalu yakin bahwa anak-anaknya akan meminta tolong kepada mereka jika menghadapi situasi yang tidak aman saat online.

Maka dari itu, program Tangkas Berinternet dari Google adalah referensi yang bagus bagi orangtua, anak-anak, dan pengajar untuk menjadi warga digital yang baik serta mempraktikkan keamanan saat online melalui game berbasis web berjudul Interland, rencana pelajaran bagi para pengajar, dan webinar serta webseries Internet Awesome Parents untuk orangtua. Sejak diluncurkan, Google bersama dengan Yayasan SEJIWA telah melatih lebih dari 165 ribu orang untuk membantu mereka dalam perjalanannya dalam digital parenting.

3. Cek fakta informasi

Isolasi sosial adalah dampak yang sulit dari pandemi COVID-19 dan sebagai akibatnya kita mencari cara baru untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga kita secara online. Artinya, kita tidak dapat menghindari begitu banyaknya informasi dan klaim yang tersebar di internet atau di media sosial dan sulit menentukan mana berita yang benar dan yang tidak, terutama jika Anda belum dilatih untuk mencarinya.

Namun, cek fakta bukan hanya untuk para profesional. Setiap hari, orang-orang mencari bukti untuk mengonfirmasi atau menyangkal informasi yang mereka ragukan. Google Trends selama 12 bulan terakhir menunjukkan bahwa penelusuran untuk frasa “apakah benar...” lebih tinggi dari “cara bikin odading” di Google. Saat  pertama kali menerima informasi, biasakan diri untuk mengecek faktanya supaya dapat membedakan misinformasi di internet. Misalnya:

1. Periksa apakah gambar digunakan dalam konteks yang tepat. Sebuah gambar juga dapat diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya. Bisa menelusuri menggunakan gambar dengan mengklik kanan pada gambar atau foto dan pilih “Telusuri gambar ini di Google”.

2. Cari lebih banyak sumber dan liputan berita dengan menggunakan mode berita atau telusuri topik berita di news.google.com. Pastikan untuk mengklik "Liputan Lengkap" jika opsinya tersedia.

“Hubungan yang sehat dengan teknologi dimulai dari diri kita sendiri. Sangatlah penting untuk kita untuk memahami bagaimana kita dapat melindungi diri di dunia digital. Terlebih lagi bagi anak - anak, hal ini menjadi keterampilan dasar untuk mereka dapat belajar membuat pilihan cerdas  dan menavigasi dunia digital secara aman dari usia dini. Ada banyak alat bantuan dan program yang dapat membantu  membangun kebiasaan digital yang paling tepat, sekaligus mempraktikkan keamanan berinternet bagi keluarga,"” tutup Veronica.

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading