Fimela.com, Jakarta Tak sedikit orangtua yang mengeluhkan bahwa anak mereka susah makan buah dan sayur. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua, karena sayur dan buah sangat penting nutrisinya bagi tumbuh kembang anak.
Sayuran memang penting karena mengandung nutrisi yang berbeda, termasuk vitamin, mineral, serat, dan yang terpenting adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Nutrisi tersebut sangat dibutuhkan agar tumbuh kembang anak menjadi maksimal, dan berperan pula dalam menangkal penyakit kronis yang bisa menyerang tubuh.
Advertisement
BACA JUGA
Namun, Sally Kuzemchak ahli diet dari Real Mom Nutrition dilansir dari Todaysparent.com mengemukakan bahwa vitamin dan mineral yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak dapat ditemukan dalam beragam makanan di luar sayuran, termasuk buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, serta unggas.
“Sayuran hanyalah salah satu faktor ketika mempertimbangkan kesehatan anak secara keseluruhan. Yang terpenting adalah, pola gaya hidup sehat, yang meliputi diet, dan juga aktivitas fisik, waktu tidur, serta asupan cairan yang cukup,” papar Sally.
Sally Kuzemchak mengatakan bahwa terdapat banyak penelitian tentang manfaat kesehatan dari berbagai fitokimia dalam sayuran. Ia mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayur memiliki tingkat penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker yang lebih rendah.
Realitanya, banyak anak yang lebih sering mengonsumsi makanan ultra olahan seperti pasta, pizza, kue, dan makanan lainnya yang tidak mengandung sayuran. Maka, hal inilah yang dapat menyebabkan sembelit, masalah pencernaan, serta kekurangan vitamin.
Jika anak anda mengalami kondisi serupa, maka ada baiknya untuk mengganti bahan-bahan makanan seperti buah dan sayur menjadi multivitamin untuk memastikan asupan vitamin dan mineral yang cukup.
Advertisement
Yang Harus Dilakukan Jika Anak Masih Menolak Makan Buah dan Sayur
Pada awalnya, anak mungkin mengabaikan sayuran yang ditawarkan dalam piring makanannya, namun jika tetap dilakukan secara konsisten dari hari ke hari, mereka mungkin akan mengendus, menyentuh, hingga mencoba apa yang ada dalam piring mereka.
Hal ini terjadi karena perilaku makan berkembang melalui pembelajaran sosial selama masa kanak-kanak, sehingga berlatih untuk menjadi panutan yang baik, serta sabar adalah kunci utamanya.
Selain itu, Anda juga bisa melakukan alternatif lain seperti menghaluskan sayuran dan buah-buahan menjadi smoothie.
“Tapi ingat, hal itu bukanlah pengganti untuk menyajikan (sayuran) yang asli, dan itu tidak membantu anak-anak mengenal tekstur serta rasa sayuran,” papar Sally Kuzemchak.
Pastikan Anda tidak memaksa anak untuk makan sayuran atau menyuap mereka dengan janji-janji seperti “Kalau tidak makan sayur, nanti tidak dibelikan mainan.” Hal inilah yang membuat waktu makan pada anak akan menjadi tidak menyenangkan karena mereka akan merasa terancam, dan itu tidak akan membantu anak-anak dalam membangun hubungan yang sehat dengan makanan sehatnya.
Penulis: Chrisstella Efivania