Fimela.com, Jakarta Banyak metode yang bisa dilakukan untuk mendidik anak. Cara mendidik anak yang tepat sangat menentukan tumbuh kembang anak dengan baik. Dalam mendidik anak tentu banyak yang harus diterapkan. Apalagi dalam menemukan langkah yang tepat.
Banyak sumber yang bisa digali untuk mencari informasi mengenai cara mendidik anak, mulai dari buku, internet, hingga berkonsultasi dengan ahli yang kompeten di bidangnya. Salah satunya Ali bin abi Thalib, sosok khalifah ke-4 yang juga sahabat Nabi Muhammad SAW.
Menurutnya, dalam mendidik anak ada rumus yang bisa diterapkan yaitu rumus 7x3 dan disesuaikan dengan kategori usianya. Lalu, seperti apa caranya?
Advertisement
1. Usia 0-7 tahun
Menurut Ali bin Abi Thalib, 7 tahun pertama dalam mendidik anak diibaratkan dengan memperlakukan mereka layaknya raja.
Di mana orangtua sebaiknya 'melayani' anak disertai sikap yang lemah lembut, tulus, dan sepenuh hati ketika mengasuh anak.
Tapi, bukan berarti harus memanjakannya anak, ya. Tetaplah bersikap tegas dengan penuh kasih sayang.
Jika ingin memberitahukan suatu hal, gunakan bahasa sederhana yang mudah dimengerti serta tanpa kekerasan.
Anak-anak pada usia ini akan menghabiskan banyak waktu untuk eksplorasi sehingga cenderung senang bermain.
Hal tersebut sangat wajar dan sebaiknya orangtua terus mendampingi sebagai bentuk stimulasi tumbuh kembang.
Selain itu, perlu diketahui juga bahwa anak akan banyak meniru orang lain di sekitarnya. Jadi, berikan anak teladan yang baik dengan memberikan contoh yang baik.
BACA JUGA
Advertisement
2. Usia 7-14 tahun
Usia 7-14 tahun, mendidik anak diibaratkan seperti tawanan. Dikutip dari BincangSyariah, tawanan biasanya dikenakan berbagai macam aturan yang berisi kewajiban dan larangan, tetapi mereka juga mendapatkan haknya secara proporsional. Orangtua pun diharapkan dapat menakar hak dan kewajiban anak dengan seimbang.
Pada usia ini, anak dapat diajarkan tentang kewajibannya karena sudah mulai memahami arti tanggung jawab serta konsekuensi. Kewajiban yang diberikan orangtua pada anak dapat berupa ajaran agama. Misalnya, kewajiban untuk menjalankan salat 5 waktu.
Sama halnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, beliau mulai memerintahkan seorang anak untuk melaksanakan salat wajib mulai usia 7 tahun. Bahkan, orangtua diperbolehkan memukul atau memberikan hukuman seperlunya jika anak berusia 10 tahun meninggalkan salat.
Namun, mendidik dengan kekerasan tidak dianjurkan karena setiap anak memiliki kemampuan dan proses belajar yang berbeda. Cukup berikan penjelasan pada anak agar mereka dapat menjalankan kewajiban salat 5 waktu. Selain itu, berikan juga apresiasi pada anak sehingga ia merasa termotovasi atas usaha dan perbuatan positifnya.
3. Usia 14-21 tahun
Tahun ketiga terakhir yang dimaksud Ali Bin Abi Thalib ialah saat anak telah akil baligh, usia 14-21 tahun. Orangtua dianjurkan untuk memperlakukan anak sebagai sahabatnya.
Hal ini karena buah hati semakin tumbuh besar dari masa anak-anak menuju remaja dan akhirnya menjadi dewasa. Bersikaplah layaknya sahabat sehingga mereka dapat terbuka dalam segala hal pada Mama dan Papa.
Ajak mereka untuk diskusi banyak hal. Jadi, bisa saling menambah wawasan karena adanya perbedaan zaman dengan anak mungkin akan menimbulkan pandangan atau pengalaman baru bagi orangtua.
Ajarkan anak tentang tanggung jawab yang lebih besar sebagai bentuk persiapannya di kehidupan mendatang.
Bantu mereka menemukan potensi, lalu kembangkan, arahkan anak untuk tumbuh sebagai sosok yang percaya diri, pemberani, serta bertanggungjawab.
Selain itu, latihlah anak untuk mandiri karena kehidupan mereka tidak bisa selalu bergantung pada orangtua, teman, atau orang lain.
Di usia ini orangtua juga boleh membebaskan anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Namun, sebaiknya tetap diberi pengawasan untuk mencegah anak pada hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
Jangan lupa untuk menjelaskan tentang sebab akibat atas perilaku yang ia lakukan, dan tanamkan rasa tanggung jawab agar anak berkembang menjadi pribadi yang bisa dipercaya.
#Elevate Women