Fimela.com, Jakarta Asupan Air Susu Ibu (ASI) bagi si kecil tidak akan tergantikan dengan susu lainnya. Hal ini dikarenakan manfaat ASI begitu banyak untuk si kecil.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ASI keluar dengan lancar. Begitu pun ketika puasa, banyak ibu khawatir terkait kecukupan produksi ASI yang dibutuhkan si buah hati.
Dokter spesialis anak sekaligus konselor laktasi dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A., IBCLC mengatakan walaupun tengah berpuasa kualitas dan kuantitas ASI yang diproduksi tetap terjaga. Ia mengatakan setidaknya ada empat kondisi yang bisa memicu produksi ASI. Apa saja? Mari kita simak.
Advertisement
BACA JUGA
1. Skin to skin
dr. Wiyarni mengatakan, ibu dan bayi harus melakukan kontak kulit ke kulit sesering mungkin karena hal tersebut sangat merangsang produksi ASI.
“Cara menyusui yang optimal justru dimulai di 1-7 hari awal bayi lahir. Di rumah sakit sebaiknya ibu dan bayinya tidak dipisahkan sehingga bisa sering melakukan kontak kulit ke kulit. Dengan begitu si ibu bisa mendapat stimulasi untuk memproduksi ASI dan bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat ingin menyusu. Jadi tidak ada kata bau tangan,” kata dr. Wiyarni dalam acara HUT ASIMOR ke-1 bertajuk FESTIVAL 100% ASIMOR yang diselenggarakan pada Jumat, 30 April 2021.
2. Dukungan lingkungan
Kedua, suami dan keluarga harus bisa membantu menciptakan suasana nyaman dan bahagia bagi mamsi secara fisik dan psikis. Karena dengan pikiran yang rileks dan fisik yang sehat maka tubuh akan percaya diri dan lancar memproduksi ASI.
“Seorang ibu yang bahagia, hormon oksitosinnya tinggi. Hal tersebut memperlancar keluarnya ASI. Hal itu harus diimbangi dengan menyusui si bayi sehingga hormon prolaktin yang memproduksi ASI juga bisa tetap tinggi. Tidak benar itu kebiasaan menyusui secara terjadwal, karena itu hanya akan menghambat produksi ASI,” kata dr. Wiyarni.
Advertisement
3. Pengetahuan tentang ASI
Ketiga, sang ibu dan orang-orang di sekitarnya harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ASI. Sehingga tahu apa yang harus dilakukan selama proses menyusui.
“Jadi sebelum melahirkan, ibu wajib tahu apa yang harus diperhatikan kerika menyusui. Seperti nutrisi apa saja yang harus terpenuhi,” paparnya.
4. Nutrisi
Dan paling penting menjaga nutrisi yang cukup bagi tubuh di bulan puasa sehingga jumlah dan kualitas ASI yang diproduksi tetap baik. Kalau perlu, ibu juga bisa mengonsumsi suplemen tambahan untuk menjaga produksi ASI.
“Puasa jangan menjadi halangan bagi ibu menyusui. Silakan berpuasa dan tetap menyusui dengan memenuhi gizi yang seimbang, dan jangan lupa banyak minum. Kalau ibu berpuasa tetapi asupannya baik lalu dibantu dengan mengonsumsi suplemen maka tidak ada penurunan kualitas ASI. Bahkan kadar vitamin dalam ASI bisa meningkat,” jelasnya.Menurut Ibu Irene Dwi Sari, Dexa Group.
Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), para saintis melakukan penemuan terkini dan telah melakukan serangkaian pengujian dan memprosesnya dengan teknologi modern tanaman katuk, torbangun, serta ikan gabus menghasilkan produk suplemen herbal ASIMOR untuk ibu menyusui yang merupakan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).
“Kandungan ASIMOR yang berperan sebagai makanan pelancar ASI yang terdiri dari daun katuk, memberikan peningkatan signifikan dalam ekspresi gen prolaktin dan oksitosin, yaitu hormon yang berperan penting dalam proses menyusui sehingga membuat produksi ASI melimpah. Daun Torbangun dapat meningkatkan sel epitel dan metabolisme kelenjar susu sehingga ASI meningkat 65% tanpa mengubah kualitas gizi susu dan manfaat Ikan Gabus dapat meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin, sehingga produksi ASI meningkat, mempercepat penyembuhan setelah operasi caesar, mempercepat pemulihan dan kekuatan wanita pasca melahirkan serta dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh,” papar Irene.
#elevate women